Bahasa Figuratif TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

pengimajian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat, didengar, atau dirasa. Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa pengimajian pada hakikatnya sebuah cara untuk menampilkan suasana agar lebih konkret apa yang dirasakan oleh penulis. Pengimajian dalam puisi bertujuan agar pembaca dapat memahami dan menikmati hasil tulisannya. Penulis harus mampu menampilkan keadaan dalam puisinya agar pembaca dapat menangkap isi dari puisi tersebut. Bermacam-macam citraan tersebut kadang-kadang digunakan lebih dari satu secara bersama-sama untuk memperkuat efek puitisnya.

c. Bahasa Figuratif

Bahasa figuratif dapat membuat puisi menjadi prismatis, art inya dapat memancarkan banyak makna atau kaya makna Jabrohim, dkk 2003: 42. Sujiman dalam Jabrohim, dkk 2003: 42 menyebutkan bahwa bahasa figuratif adalah bahasa dengan menggunakan kata-kata yang susunan dan artinya sengaja disimpangkan dari susunan dan arti yang biasa dengan maksud mendapatkan kesegaran dan kekuatan ekspresi. Waluyo 2003: 2 menyatakan bahwa bahasa dipadatkan agar berkekuatan gaib. Puisi itu dibaca deretan kata-kata tidak membentuk kalimat atau alinea, tetapi membentuk larik dan bait yang berbeda hakikatnya. Larik memiliki makna yang luas dari kalimat. Pradopo 1993: 61 menyebutkan bahwa bahasa figuratif atau bahasa kiasan dibagi menjadi tujuh macam yaitu perbandingan atau simile, metafora, perumpamaan epos, alegori, personifikasi, metonimia, dan sinekdoki. 1Simile Simile adalah jenis bahasa figuratif yang menyamakan satu hal dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama. Menurut Magee 2008:138 simile atau kiasan mirip dengan metafora. Simile yaitu dua hal yang dibandingkan untuk menghasilkan sebuah lukisan kata. 2 Metafora Metafora adalah bentuk bahasa figuratif yang membandingkan dengan cara implisit dan tidak menggunakan kata pembanding seperti pada simile Pradopo dalam Jabrohim, dkk 2003: 45. Menurut Keraf 2009:139 metafora adalah semacam analogi membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk singkat. 3 Perumpamaan epos Perumpamaan epos ialah pembandingan yang dilanjutkan, artinya dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat perbandingan lebih lanjut dalam kalimat-kalimat atau frase yang berturut-turut Jabrohim, dkk 2003: 45. Perbandingan tersebut untuk menyampaikan gagasan penulis kepada pembaca. 4 Personifikasi Personifikasi ialah suatu cara memperjelas maksud dengan menjadikan benda-benda yang digambarkan tersebut seperti manusia Suharianto 1981: 81. Semacam benda-benda mati atau barang yang tidak bernyawa. Benda tersebut digambarkan dapat bertindak dan mempunyai kegiatan seperti manusia. 5 Metonimi Metonimi ialah suatu cara mengemukakan sesuatu maksud dengan cara menggantikan dengan sifat, nama atau sesuatu yang merupakan ciri khas dari benda-benda tersebut Suharianto 1981: 80. Suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang dekat. 6 Sinekdoki Sinekdoki adalah bahasa figuratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari suatu benda atau hal itu sendiri. Sinekdoki dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pars pro toto dan totum pro parte. Pars pro toto adalah penyebutan sebagian dari hal untuk menyebutkan keseluruhan, sedangkan totum pro parte adalah penyebutan keseluruhan untuk sebagiannya Jabrohim, dkk 2003: 52. 7 Alegori Keraf 2009:140 alegori adalah suatu cerita singkat yang mengandung kiasan. Makna kiasan dapat ditarik dari bawah permukaan atau awal ceritanya. Alegori menggunakan nama-nama pelaku yang bersifat abstrak dan tujuannya tersurat jelas. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa figuratif dipakai untuk menghidupkan gambaran supaya mengkonkretkan dan mengekspresikan perasaan yang dituangkan pengarang ke dalam puisinya. Bahasa figuratif dapat membuat puisi menjadi prismatis dan dapat memancarkan banyak makna. Penyair menggunakan kata-kata yang susunan dan artinya sengaja disimpangkan dan berkekuatan gaib. Puisi itu dibaca deretan kata-kata tidak membentuk kalimat atau alinea, tetapi membentuk larik dan bait yang berbeda hakikatnya. Larik memiliki makna yang luas dari kalimat.

d. Versifikasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun pelajaran 2013/2014

1 10 132

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Berdasarkan Pengalaman Pribadi dengan Teknik Kata Kunci melalui Media Foto Siswa Kelas VII SMP Islam Al Munawaroh Banjarnegara

0 9 167

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII SMP HOMESCHOOLING Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII SMP Homeschooling Kak Seto Solo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII SMP HOMESCHOOLING Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII SMP Homeschooling Kak Seto Solo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B MTs Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII B MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B MTs Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII B MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

1 3 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PASANG KATA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 PLANTUNGAN KENDAL.

0 0 1

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik Penemuan Kata Kunci Melalui Media Gambar Siswa Kelas VII C MTs Nahdlatusy Syubban Sayung Demak.

0 3 138

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII-1 SMP ISLAM YLPI KOTA PEKANBARU

0 1 6

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK KATA KUNCI KELAS VII I

0 3 11