68
4.3.1 Hasil Belajar IPS Siswa sebelum Perlakuan
Perlakuan dakan penelitian ini yaitu penerapan model PBL pada kelas eks- perimen.  Hasil  belajar  sebelum  perlakuan  yaitu  nilai  tes  awal  pada  kelas
eksperimen dan kontrol yang digunakan sebagai uji kemampuan awal. Tes awal di kelas IV SD Negeri Bedug 01 dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 10 Mei 2013
pukul 09.30 – 09.45 WIB. Kelas IV SD Negeri Bedug 03 diberikan tes awal pada hari  Sabtu  tanggal  11  Mei  2013  pukul  09.30 – 09.45  WIB.  Nilai  tes  awal  kelas
eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada distribusi frekuensi tabel 4.2. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No.
Kelas Eskperimen Kelas Kontrol
Interval Frekuensi
Interval Frekuensi
1 30 – 35
3 25 – 34
1 2
36 – 41 2
35 – 44 5
3 42 – 47
1 45 – 54
4 4
48 – 53 6
55 – 64 9
5 54 – 59
4 65 – 74
3 6
60 – 65 9
75 – 84 1
Jumlah 25
Jumlah 23
Berdasarkan  tabel  4.2,  dapat  diketahui  frekuensi  paling  banyak  nilai  tes awal kelas  eksperimen  berada  pada  interval  nilai  60  sampai  65.  Sementara  itu,
frekuensi paling banyak  nilai tes awal kelas kontrol berada pada interval  nilai 55 sampai 64.
4.3.2 Uji Kemampuan Awal
Setelah  diketahui  nilai  tes  awal  kelas  eksperimen  dan  kontrol, kemudian dilaksanakan uji kemampuan awal. Uji kemampuan awal dilaksanakan dengan dua
69 cara  yaitu  melalui  uji  empiris  dan  statistik.  Uji  empiris  dilakukan  dengan
menghitung  selisih  rata-rata  nilai  tes  awal  kedua  kelas.  Rata – rata  nilai  tes  awal kelas  ekspeirmen  yaitu  52,  sedangkan  kelas  kontrol  yaitu  52,2.  Berdasarkan  nilai
tes awal tersebut, selisihnya  yaitu 0,2. Jumlah selisih tersebut tidak jauh berbeda, sehingga dapat disimpulkan kedua kelas memiliki kemampuan awal  relatif  sama
secara empiris. Uji  kemampuan  awal  secara  statistik  dilaksanakan  dengan  melakukan  uji
one  sample  t  test menggunakan  program  SPSS  versi  20.  Menurut  Trihendradi 2009:  107,  “one  sample  t  test digunakan  untuk  menguji  perbedaan  rata-rata
sampel  dengan  suatu  nilai  hipotesis”.  Pengujian  tersebut  yaitu  membandingkan rata-rata nilai tes awal kedua kelas.
1 Hipotesis Uji Ho = rata-rata nilai tes awal kelas eksperimen tidak berbeda dengan rata-rata
nilai tes awal kelas kontrol. Ha =  rata-rata nilai tes awal kelas eksperimen berbeda dengan rata-rata nilai
tes awal kelas kontrol. 2 Taraf Signifikansi
Taraf Signifikansi yang digunakan yaitu 5  atau 0,05. 3 Statistik Uji
Uji kemampuan awal siswa menggunakan uji one sample t test pada program SPSS versi 20.
4 Kriteria Keputusan Kaidah  pengambilan  keputusan  dari  uji  tersebut  yaitu  apabila  nilai sig  2-
tailed  ½ α, maka Ho diterima. Akan tetapi, jika sig 2-tailed ≤ ½ α, maka
70 Ho ditolak.
5 Hitungan Hasil penghitungan uji one sample t test dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Uji One Sample T Test
One-Sample Test
Test Value = 52.2
T df
Sig. 2-tailed Mean
Difference 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Nilai kelas eksperimen
-,101 25 ,920
-,0200 -,428
,388
6 Keputusan Berdasarkan  tabel  4.3,  dapat  diketahui  nilai sig  2-tailed yaitu  0,920    ½  α
0,025, sehingga Ho diterima. Jadi, dapat disimpulkan rata-rata nilai tes awal kelas eksperimen tidak berbeda dengan rata-rata nilai tes awal kelas kontrol.
Uji kemampuan awal secara empiris dan statistik menghasilkan keputusan bahwa keadaan awal kedua kelas tersebut relatif sama. Oleh karena itu, penelitian
eksperimen  dapat  dilaksanakan  pada  kedua  kelas. Out  put uji one  sample  t  test dapat dilihat pada lampiran 20.
4.3.3 Hasil Belajar IPS Siswa setelah Perlakuan