Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

13 Dewantara 1977 dalam Amri dan Ahmadi 2010: 43-4, “Terdapat lima asas dalam pendidikan yakni asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas membina kesatuan kebangsaan, dan asas kemanusiaan”. Peningkatan kualitas pendidikan Indonesia merupakan kewajiban seluruh masyarakat Indonesia.

2.1.2 Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

Menurut Bruner 1984 dalam Sagala 2010: 13, “Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman”. Sementara itu, Piaget 1963 dalam Sagala 2010: 34 menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan struktural saling melengkapi antara asimilasi dan akomodasi dalam proses pembangunan pengetahuan. Selanjutnya menurut Vygotsy 1978 dalam Rusmono 2012: 13, “Belajar adalah memahami pemahaman baru dengan cara mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah ada, kemudian membangunnya kembali menjadi makna baru”. Vygotsky menambahkan bahwa interaksi sosial pada pembelajaran memacu perkembangan ide-ide baru dalam mengonstruksi pengetahuannya. Jadi, belajar adalah proses pembentukan makna baru melalui proses asimilasi dan akomodasi dalam interaksi sosial untuk menghasilkan perubahan perilaku. Belajar membutuhkan proses sosialisasi sebagai pemacu tumbuhnya pengetahuan dalam diri seseorang. Selanjutnya, hasil dari proses belajar dapat diketahui melalui adanya perubahan perilaku. Kegiatan belajar pastinya diikuti dengan kegiatan mengajar, karena keduanya berlangsung secara beriringan. Menurut Sardiman 2011: 47, mengajar pada dasarnya merupakan usaha mengondisikan lingkungan yang mendukung terjadinya proses belajar. Sementara itu, menurut Joni 1983 dalam Sardiman 14 2011: 54, “Mengajar adalah kegiatan dalam penyediaan kondisi optimal yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa”. Kegiatan tersebut bertujuan dalam pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku, atau pertumbuhan sebagai pribadi. Guru perlu mengetahui azas-azas mengajar agar pembelajaran yang dilakukannya berhasil. Azas-azas mengajar yang dianut oleh bangsa Indonesia yaitu prinsip didaktik-metodik. Menurut Mandigers 1960 dalam Rifa’i dan Anni 2009: 200, “Prinsip-prinsip mengajar antara lain: prinsip aktivitas mental, menarik perhatian, penyesuaian perkembangan siswa, appersepsi, peragaan, aktivitas motorik dan mental, serta motivasi”. Jadi, mengajar adalah usaha penyediaan kondisi yang mendukung kegiatan belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam proses mengajar, guru perlu memperhatikan prinsip didaktik-metodik agar dapat terjadi pembelajaran optimal yang memotivasi siswa untuk belajar. Kegiatan belajar, mengajar, dan pembelajaran terjadi dalam satu rangkaian kegiatan. Menurut Usman 2000 dalam Asmani 2011: 30, “Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa, atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif, untuk mencapai tujuan tertentu”. Asmani 2011: 30 berpendapat bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi semua komponen-komponen pembelajaran yang saling berhubungan dan terkait. Menurut Rifa’i dan Anni 2009: 194, komponen- komponen pembelajaran tersebut yakni, tujuan, siswa, materi pelajaran, strategi, media, evaluasi, dan sarana prasarana. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah interaksi antarkomponen 15 pembelajaran yang berlangsung secara edukatif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2.1.3 Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS WISANG GENI KOTA SEMARANG

0 33 242

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 DAGAN KABUPATEN PURBALINGGA PADA MATERI GLOBALISASI

0 14 245

PENINGKATAN PEMBELAJARAN PERUBAHAN LINGKUNGAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 3 KOTA TEGAL

0 12 265

KEEFEKTIFAN MODEL PICTORIAL RIDDLE DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KARANGMANYAR KABUPATEN PURBALINGGA

8 59 222

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING PADA Peningkatan Keaktifan Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Strategi Problem Based Learning Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Selokaton Karangany

0 1 13

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING PADA Peningkatan Keaktifan Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Strategi Problem Based Learning Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Selokaton Karangany

0 1 11

Keefektifan Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Daur Air Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Adiwerna 04 Kabupaten Tegal.

1 17 298

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GROJOGAN TAMANAN BANGUNTAPAN BANTUL.

1 4 285

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV B SD NEGERI TEGALREJO 3 YOGYAKARTA.

0 0 261

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN GAYA BELAJAR VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

0 0 12