18 Karakteristik  keempat  siswa  sekolah  dasar yaitu senang  merasakan  atau
melakukan  atau  meragakan  sesuatu  secara  langsung. Usia  siswa  SD  yang  berada pada tahap operasional konkret menjadikannya senang belajar dengan berinteraksi
langsung  secara  nyata.  Oleh  karena  itu,  guru  dalam  melaksanakan  pembelajaran perlu melibatkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri.
Berdasarkan  pembahasan  tersebut,  dapat  disimpulkan  bahwa  siswa  SD senang dengan pembelajaran yang mengajak mereka belajar sambil bermain secara
berkelompok.  Oleh  karena  itu,  sesuai  dengan  konsep  pembelajaran  PBL.  PBL dirancang  agar  siswa  bisa  berinteraksi  dengan  teman  sebayanya  untuk  belajar
menjadi tim  yang super  serta belajar berorganisasi. Selain itu, karakteristik siswa yang  lain  yaitu  senang  bergerak  yaitu  mengajak  siswa  untuk  mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas yang sekaligus memperagakannya secara langsung di depan  siswanya. Melalui  PBL  siswa  diajak  untuk  menelurusi  informasi  dalam
pustaka yang menjadikannya sibuk untuk membangun pengetahuan.
2.1.5 Model Pembelajaran Konvensional
Menurut Trianto 2009: 6, “Model pembelajaran konvensional dilaksana- kan  dalam  suasana  kelas  yang  cenderung teacher-centered,  dengan  tidak  me-
merlukan alat dan bahan praktik, dan guru cukup menjelaskan konsep-konsep yang terdapat pada buku”. Rusmono 2012: 67 menjelaskan bahwa pengondisian siswa
dalam pembelajaran teacher-centered yaitu  dengan menerapkan metode ceramah, penjelasan  guru,  latihan,  dan  perbaikan.  Guru  memiliki  kendali  penuh  dalam
pembelajaran,  sehingga  siswa  diharapkan  untuk  mengikuti  semua  rencana  guru. Menurut Hamdani 2011: 166, ciri-ciri model pembelajaran konvenional yaitu: 1
19 memfokuskan  pada  prestasi  individu,  2  kemampuan  sosial  diabaikan,  dan  3
sedikit terjadi proses diskusi antar siswa. Setiap  siswa  akan  berprinsip  bahwa  jika  saya  tidak  sukses,  maka  akan
kalah dan kehilangan. Pembelajaran konvensional membuat kelas kompetisi yang tidak  sehat  yaitu  siswa  akan  berebut  untuk  menunjukkan  bahwa  dirinya  terbaik
daripada  yang  lain.  Tanggung  jawab  akan  tugas-tugas  berada  pada  diri  pribadi masing-masing siswa, sehingga proses diskusi diantara masing-masing siswa tidak
menjadi prioritas utama. Pembelajaran  konvensional  tidak  mengajak  siswa  untuk  belajar  bersama
kelompok  untuk  mengasah  kemampuan  berpikir  analisis  siswa.  Penugasan  lebih kepada  tugas  individu,  sedangkan  kelompok  siswa  yaitu  kelompok  kelas.  Oleh
karena itu, upaya-upaya sosialisasi dengan teman sebaya terabaikan. Siswa  akan  mengomandoni  dirinya  sendiri  dalam  menyelesaikan  semua
tugasnya,  sehingga  pembentukan  kelompok  tidak  diperhatikan.  Kurangnya interaksi  siswa  menjadikan  proses  diskusi  terjadi  secara  kelompok  besar  atau
kelas. Jadi,  dapat  disimpulkan  bahwa  model  pembelajaran  konvensional
merupakan pembelajaran yang berpusat kepada guru dengan pengondisian melalui metode  ceramah,  penugasan,  dan  tanya  jawab.  Model  pembelajaran  tersebut
memposisikan  guru  sebagai  pusat  informasi dan  menuntut  siswa  untuk  siap sebagai penerima informasi.
2.1.6 Strategi Pembelajaran