Uji Prasyarat Instrumen Soal-soal Tes

42 Pembuatan soal-soal pilihan ganda didasarkan pada kompetensi dasar yang dijabarkan ke dalam indikator soal dalam bentuk kisi-kisi soal. Banyak soal yang ada dalam kisi-kisi soal yaitu 20 butir yang diparalelkan menjadi 40 butir, yang setara tingkat kesukaran dan cakupan materinya. Soal-soal tes tersebut dapat dilihat pada lampiran 11. Setelah soal dibuat, dilaksanakan uji prasyarat instrumen, serta taraf kesukaran dan daya pembeda soal.

3.6.3.1 Uji Prasyarat Instrumen

Uji prasyarat instrumen berupa pengujian validitas dan reliabilitas instrumen untuk mengetahui ketepatan dan kekonsistenan suatu instrumen. Arikunto 2006: 168 berkata “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen, dimana instrumen yang dikatakan valid adalah yang mampu mengukur apa yang diinginkan”. Sementara itu, Arikunto 2006: 178 berkata “Reliabel menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu, reliabel artinya dapat dipercaya, sehingga dapat diandalkan”. Menurut Arikunto 2010: 65, pengujian validitas alat tes dapat diketahui dari hasil uji validitas logis dan empiris. Hal yang pertama dilakukan yakni uji validitas logis yang akan memberitahu kesesuaian butir-butir soal dengan kisi-kisi soal. Setelah itu, hasil uji validitas logis dilanjutkan dengan uji validitas empiris untuk memberitahu hasil pengujian alat tes berdasarkan pengalaman di lapangan berupa uji coba instrumen. Menurut Arikunto 2010: 65, “Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan penalaran”. Pengujian validitas logis dilakukan melalui penilaian oleh 43 penilai ahli 1 dan 2. Penilai ahli 1 yakni dosen pembimbing I Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd. Penilai ahli 2 yakni guru kelas IV SD Negeri Bedug 01 Tohari, Amd.Pd. Penilaian berupa kesesuaian butir-butir soal dengan kisi-kisi soalnya. Menurut Arikunto 2010: 66, pengujian validitas empiris dilakukan dengan pengujian di lapangan untuk mengetahui hasilnya berdasarkan pengalaman penggunaan instrumen yang telah diuji validitas logisnya. Pengujian lebih lanjutnya yaitu dengan membandingkan hasil uji coba instrumen dengan kriteria. Arikunto 2010: 69 menerangkan bahwa untuk mengetahui nilai kesejajaran instumen tes dengan kriterianya, dapat menggunakan rumus korelasi product moment yang dirumuskan oleh Pearson. Instrumen diujikan kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Langkah ini bisa disebut dengan uji coba instrumen. Uji coba ini akan dilaksanakan kepada responden atau siswa kelas V SD Negeri Bedug 03 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Siswa tersebut dipilih dengan alasan telah mendapatkan pembelajaran materi Teknologi Produksi ketika mereka duduk di kelas IV. Setelah itu, peneliti mengumpulkan data hasil uji coba dan menganalisisnya dengan mengorelasikan antara skor item instrumen menggunakan rumus pearson product moment yang menurut Riduwan 2012: 98 sebagai berikut: Dimana : r hitung = koefisien korelasi ∑ Xi = jumlah skor item 44 ∑ Yi = jumlah skor total seluruh item N = jumlah responden Setelah itu, dihitung uji-t dengan rumus: Dimana: t = nilai t hitung r = koefisien korelasi hasil r hitung n = jumlah responden Distribusi nilai tabel t untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n-2 dengan kaidah keputusan: Jika t hitung t tabel berarti valid, sebaliknya jika t hitung t tabel berarti tidak valid. Untuk mempermudah penghitungan uji validitas empiris, dapat dihitung dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 20. Pengujian reliabilitas didasarkan atas data uji coba instrumen yang dilakukan pada kelas V SD Negeri Bedug 01 dengan tujuan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian, sehingga dapat dipercaya untuk digunakan. Berdasarkan alat tes yang berupa soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban dengan metode penskoran benar 1 dan salah 0, pengujian reliabilitas dilakukan dengan menerapkan cronbachs alpha pada program SPSS versi 20. Berdasarkan pendapat Priyatno 2010: 100, jika nilai cronbachs alpha di atas 0,6, maka soal dikatakan reliabel. 45

3.6.3.2 Taraf Kesukaran Soal

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS WISANG GENI KOTA SEMARANG

0 33 242

KEEFEKTIFAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 DAGAN KABUPATEN PURBALINGGA PADA MATERI GLOBALISASI

0 14 245

PENINGKATAN PEMBELAJARAN PERUBAHAN LINGKUNGAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI RANDUGUNTING 3 KOTA TEGAL

0 12 265

KEEFEKTIFAN MODEL PICTORIAL RIDDLE DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KARANGMANYAR KABUPATEN PURBALINGGA

8 59 222

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING PADA Peningkatan Keaktifan Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Strategi Problem Based Learning Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Selokaton Karangany

0 1 13

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING PADA Peningkatan Keaktifan Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Strategi Problem Based Learning Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Selokaton Karangany

0 1 11

Keefektifan Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Daur Air Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Adiwerna 04 Kabupaten Tegal.

1 17 298

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GROJOGAN TAMANAN BANGUNTAPAN BANTUL.

1 4 285

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV B SD NEGERI TEGALREJO 3 YOGYAKARTA.

0 0 261

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN GAYA BELAJAR VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

0 0 12