Budidaya Tanaman Krisan di Kebun Terbuka Prospek dan Peluang Pasar Tanaman Krisan

tumbuh baik pada ketinggian 600 m dari permukaan laut dan kelembaban antara 50-70 persen. Tanaman ini memerlukan cahaya tidak langsung dan air yang cukup banyak.

2.8 Budidaya Tanaman Krisan di Kebun Terbuka

Menurut Rukmana dan Mulyana 1997 budi daya krisan di lahan terbuka dapat dilakukan dengan sistem monokultur maupun sistem tumpangsari, sistem- sistem ini umumnya dilaksanakan oleh produsen atau petani kecil. Jenis krisan yang diusahakan adalah varietas–varietas lokal tipe standar dengan teknik budidaya tradisional. Inti teknologi budidaya krisan di lahan terbuka dengan sistem tanam monokultur diantaranya : 1. Penyiapan lahan dalam bentuk bedengan-bedengan, diberi pupuk organik dosis 20-30 tonhektar 2. Penanaman digunakan jarak tanam 15 cm x 15 cm atau 20 cm x 20 cm 3. Pemupukan dengan dosis 300 kg Nha + 200 kg P2O5ha + 200 kg K2Oha. 4. Pengaturan jumlah bunga per tanaman pada krisan standar dilakukan dengan membuang pucuk tunas pinching saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Tujuan pinching adalah merangsang pertumbuhan tunas lateral. Terlambat melakukan pinching dapat mengakibatkan tangkai bunga menjadi pendek 5. Pemeliharaan tanaman secara intensif, terutama pengendalian hama dan penyakit. Sedangkan inti teknologi budidaya krisan pola tumpangsari hampir sama dengan pola monokultur, hanya saja pada sistem ini jarak tanam krisan yang digunakan adalah 50 cm x 20 cm. Hasil penelitian Puslitbang Hortikultura menunjukkan bahwa produksi dan kualitas bunga krisan yang terbaik dihasilkan pada sistem tumpangsari dengan bawang daun atau bawang putih.

2.9 Prospek dan Peluang Pasar Tanaman Krisan

Krisan merupakan salah satu jenis bunga potong penting di dunia. Pada perdagangan tanaman hias dunia, bunga krisan merupakan salah satu bunga yang banyak diminati oleh beberapa negara Asia seperti Jepang, Singapore dan Hongkong, serta Eropa seperti Jerman, Perancis dan Inggris Wisudiastuti 1999. Krisan menempati urutan kedua setelah bunga mawar. Dari waktu ke waktu permintaan terhadap bunga krisan baik dalam bentuk bunga potong maupun dalam pot mengalami kenaikan. Dengan memperhatikan pada keunggulan yang dimiliki serta jarak lokasi yang relatif dekat dengan pasar Jakarta, maka pengembangan usaha bunga potong krisan memberikan prospek yang menjanjikan. Sebagai gambaran proyeksi kebutuhan bunga potong di Jakarta pada tahun 1999 berjumlah 58.992.100 tangkai bunga, 20 persen diantaranya adalah krisan Rukmana dan Mulyana, 1997. Selain itu dijelaskan lebih lanjut bahwa Flower Council of Holland, Belanda, meramalkan konsumsi bunga potong dan tanaman pot dunia pada periode 1993–1997 meningkat dari 68 milyar gulden menjadi 78 milyard gulden. Sekalipun telah banyak dibudidayakan di Indonesia, tetapi tanaman krisan masih belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih lagi untuk kebutuhan ekspor.

2.10 Analisis Finansial