Latar Belakang Peluang Pengembangan Agroforestri dengan Tanaman Krisan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agroforestri adalah nama bagi sistem-sistem dan teknologi penggunaan lahan dimana pepohonan berumur panjang termasuk semak, palem, bambu, kayu dll serta tanaman pangan dan atau pakan ternak berumur pendek diusahakan pada petak lahan yang sama dalam suatu pengaturan ruang atau waktu International Centre for Research in Agroforestry 2000. Sistem agroforestri yang banyak dilaksanakan dan dikembangkan di Indonesia saat ini terdiri dari pengkombinasian tanaman hutan dengan jenis-jenis tanaman pertanian agrisilvikultur, ternakhewan silvopastura, tanaman pertanian dan ternak agrosilvopastura, jenis ikan silvofisheri dan juga serangga apikultur dimana sistem agrisilvikultur merupakan sistem agroforestri yang saat ini paling banyak digunakan dan dikembangkan. Berdasarkan potensi pengembangan komoditas dari penggunaan lahan saat ini, maka WP Utara dibagi berdasarkan 4 Zonasi Fisik ZF dimana Kecamatan Sukaresmi bersama Kecamatan Pacet termasuk kedalam ZF 2 yang menitikberatkan pada dominasi sayur-sayuran dan bunga potong Dinas PKT 2002. Tanaman krisan merupakan salah satu jenis tanaman florikultur yang banyak dibudidayakan di Kecamatan Sukaresmi Pemerintah Kabupaten Cianjur 2006, hal ini disebabkan banyak faktor selain faktor non teknis berupa dukungan pemerintah, diantaranya: kegiatan pemasaran tanaman krisan yang sangat menjanjikan, semakin banyaknya pengusahaprodusen tanaman krisan baik secara perorangan maupun kelompokinstansi serta kesesuaian lahan yang memungkinkan untuk dikembangkannya tanaman krisan. Tanaman krisan yang dibudidayakan pada tegakan hutan terbuka dan tertutup merupakan salah satu alternatif pola agroforestri baru yang dapat digunakan atau dikembangkan di Indonesia, dengan pengkombinasian ini diharapkan lahan dibawah atau pada tegakan akan dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga diperoleh hasil yang maksimal pula, terlebih lagi hasil di bidang ekonomi yang tentunya sangat bermanfaat bagi petani–petani miskin yang berada disekitar hutan.

1.2 Tujuan Penelitian