Metode Pengumpulan Data Metode Kerja 1. Terhadap objek tanaman krisan

IV. METODOLOGI

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Cikanyere, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada Bulan Juni sampai dengan bulan September 2007. Pertimbangan pemilihan lokasi yakni telah banyak produsen tanaman krisan baik produsen yang berbentuk instansikelembagaan, kelompok tani maupun perseorangan serta lokasinya yang relatif subur. Alasan lain yakni bertepatan dengan pelaksanaan program Rehabilitasi Hutan dan Lahan Patisipatif oleh pemerintah melalui Departemen Kehutanan yang melibatkan banyak pihak termasuk masyarakat petani sekitar hutan.

4.2 Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lahan milik keluarga Sunaryo yang dikelola oleh petani penggarap di sekitar lokasi penelitian, Pupuk kandang, Urea, TSP, KCL, Furadan 3G, Pestisida, ZPT dan Bibit tanaman krisan. Sementara peralatan yang digunakan adalah: Solarimeter, Bambu, Tali rafia, Cangkul, Parang Kored, Gunting, Pisau, Gergaji, Kampak, Tangki air, Selang air, Sprayer, Alat tulis, Meteran, Peta kecamatan, Kamera digital dan Kalkulator.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer proses pengumpulannya yaitu melalui pengukuran langsung di lapangan seperti persen tumbuh tanaman krisan, persen berbunga, tinggi tanaman dan diameter pangkal tangkai tanaman. Data primer lain yang diperoleh dari teknik observasi dan wawancara dengan petani dan pedagang penjual bahan–bahan keperluan budidaya tanaman krisan adalah nilaibesarnya biaya dan penerimaan yang diperoleh selama proses budidaya tanaman krisan proses penelitian berlangsung. Data primer selanjutnya adalah pengukuran intensitas cahaya matahari pada dua lokasi penanaman tegakan terbuka dan tegakan tertutup, kondisi dan pertumbuhan tanaman pokok, jenis tanaman pokok, jarak tanam tanaman pokok, syarat tumbuh dan teknik budidaya tanaman krisan yang juga diperoleh melalui wawancara dengan petani dan produsen tanaman hias setempat. Data sekunder yang dikumpulkan diantaranya: 1. Data mengenai beberapa sistempola agroforestri yang berkembang di Indonesia yang bersumber dari Dinas Kehutanan, Badan Litbang Kehutanan setempat, Dinas PKT Perhutanan dan Konservasi Tanah dan instansi lain yang terkait 2. Data mengenai analisis usaha pola agroforestri yang pernah ada di kawasan tersebut dan kawasan–kawasan lain di indonesia 3. Data mengenai tanaman krisan, mulai dari jenis-jenis tanaman krisan, kualitas dan mutu yang ditawarkan, kesesuaian lahansyarat tumbuh tanaman krisan, kegiatan pemasaran keuntungan dan biaya serta prospek tanaman krisan kedepan. 4. Berbagai macam kutipan literatur, laporan dan arsip-arsip dari dinas terkait maupun yang bersumber dari media elektronik dapat juga dijadikan sebagai referensi dalam memperoleh data dan informasi sekunder.

4.4 Metode Kerja 1. Terhadap objek tanaman krisan

Tanaman Krisan yang dibudidayakan adalah varietas Snowcap pada bedeng I dan varietas Breeder Grower Agreement Samantha pada bedeng II dimana keduanya memiliki bentuk bunga dekoratif dan bertipe standard. Produk yang dihasilkan adalah bunga potong. Budidaya tanaman krisan yang dilakukan bertempat di dua lokasi yang berdekatan namun berbeda jika dilihat dari penutupan tajuknya. Lokasi pertama adalah tegakan yang tingkat kebukaan tajuknya 75 persen tegakan terbuka. Pada tegakan terbuka ini, ditanam tanaman pokok jenis Gmelina arborea yang berusia sekitar 4 bulan. Lokasi kedua adalah tegakan hutan yang tingkat kebukaan tajuknya 25 persen tegakan tertutup. Pada tegakan tertutup ini, ditanam tanaman pokok jenis Gmelina arborea yang berusia sekitar 4 tahun. Berikut tahapan kerjanya:

a. Persiapan lahan