Biaya Pengelolaan Lahan Peluang Pengembangan Agroforestri dengan Tanaman Krisan

1. Cendawan Botrytis Cinerea Pers Cendawan ini menyebabkan penyakit Kapang Kelabu grey mold dengan gejala serangan sebagai berikut: a. Tajuk dan kuntum bunga bercak-bercak diliputi lapisan kelabu kecokelat- cokelatan, membusuk, dan berlekatan b. Pada serangan berat menyebabkan busuk bunga 2. Virus Kerdil Gejala serangan virus kerdil adalah tanaman tumbuhnya kerdil mengecil, tidak membentuk tunas samping, berbunga lebih awal dari pada tanaman yang sehat normal, dan warna bunganya menjadi pucat. Penyakit kerdil ditularkan oleh alat-alat pertanian yang tercemar penyakit dan pekerja di kebun Rukmana dan Mulyana 1997. Penanganan dan pengendalian penyakit-penyakit tersebut dilakukan secara terpadu dan fokus kepada pengendalian non kimia. Pengendalian yang dilakukan yaitu mencabut tanaman yang terindikasi telah terserang penyakit, pembersihan dan pemeliharaan tanaman dengan menggunakan alat-alat pertanian yang steril serta penyemprotan insektisida untuk mengendalikan vektor virus.

5.4 Biaya Pengelolaan Lahan

Beberapa komponen biaya yang diperlukan selama kegiatan pengelolaan lahan usaha agroforestri dengan tanaman krisan yaitu: 1. Biaya peralatan Peralatan yang dimaksud terdiri dari: Cangkul, Parang, Kored, Gunting, Pisau, Gergaji, Kampak, Tangki air ukuran 100 liter, Selang ukuran 100 meter, Sprayer, Bambu, Tali rafia dan bambu. 2. Biaya pupuk Pupuk yang dimaksud adalah pupuk kandang, pupuk urea, TSP, KCL, Furadan 3G, Pestisida dan ZPT. 3. Biaya bibit Bibit yang dimaksud adalah bibit tanaman pokok Gmelina arborea dan bibit tanaman krisan yang dipilih dari varietas Snowcap dan BGA Samantha. Jumlah total dari komponen biaya tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Jumlah total komponen biaya dalam usaha agroforestri dengan tanaman krisantahun dengan luasan lahan 10 m² Biaya-biaya tersebut merupakan biaya pengelolaan lahan selama delapan tahun satu daur tanaman pokok gmelina dan setiap tahunnya terdiri dari tiga kali daur tanampanen bunga krisan. Satu kali daur tanampanen bunga krisan, memerlukan waktu sekitar tiga sampai empat bulan. Biaya terbesar terjadi pada tahun pertama karena penyediaan alat-alat pertanian yang dilakukandibeli secara bersamaan. Total biaya-biaya tersebut terdiri dari dua jenis biaya pokok, yaitu biaya pokok tetap fixed costs dan biaya pokok variabel variable costs. Rincian mengenai biaya pokok tetap dan biaya pokok variabel dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12. Tabel 11 Komponen dan besarnya biaya pokok tetap dalam pengelolaan lahan agroforestri dengan tanaman krisan selama 1 tahun 3 periode tanam untuk lahan seluas 10 m² No Komponen Biaya Tetap Besarnya biaya yang diperlukan tahun20m² Rp 1 Cangkul 20.000 2 Parang 15.000 3 Kored 15.000 4 Gunting 3.000 5 Pisau 3.000 6 Gergaji 70.000 7 Kampak 60.000 8 Tangki air 100 liter 175.000 9 Selang air 100 meter 150.000 10 Sprayer 25.000 Jumlah 536.000 Komponen biaya pokok tetap yang tertera pada Tabel 11, disediakan atau dibeli dengan jumlah yang sama setiap tahun, yaitu masing-masing satu buah untuk setiap komponen biaya. Tahun ke - Jumlah biaya yang dikeluarkan Rp 1 585.700 2 173.700 3 206.700 4 198.700 5 206.700 6 521.700 7 231.700 8 303.700 Tabel 12 Komponen dan besarnya biaya pokok variabel dalam pengelolaan lahan agroforestri dengan tanaman krisan selama 1 tahun 3 periode tanam untuk lahan seluas 10 m² No Komponen Biaya Variabel Besarnya biaya yang diperlukan tahun20m² Rp 1 Bambu 7.200 2 Tali rafia 12.000 3 Pupuk kandang 6.000 4 Urea 37.350 5 TSP 63.900 6 KCL 13.500 7 Furadan 3G 6.000 8 Pestisida dan ZPT 9.000 9 Bibit Krisan 18.750 10 Bibit Gmelina 6.000 Jumlah 179.700 Komponen biaya variabel yang tertera pada Tabel 12 merupakan komponen biaya yang disediakandibeli untuk tiga kali periode tanam, sehingga besarnya biaya yang diperlukan untuk satu kali periode tanam dapat diperoleh dengan membagi masing-masing besarannyajumlahnya dengan bilangan 3.

5.5 Pendapatan Hasil Panen Pengelolaan Lahan