tidak membeli Aglaonema hibrida lokal adalah untuk memenuhi syarat pengolahan analisis regresi logistik sedangkan untuk analisis konjoin, responden
yang diambil adalah 30 responden yaitu responden yang membeli Aglaonema hibrida lokal.
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data yang terhimpun diolah dan dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Pengolahan data deskriptif dilakukan secara manual melalui penampilan tabulasi.
Analisis kuantitatif yang digunakan adalah analisis regresi logistik untuk meganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema.
Analisis konjoin dilakukan untuk menganalisis preferensi konsumen. Penginputan
data kuantitatif menggunakan bantuan paket aplikasi SPSS 15.0 for Windows.
4.4.1 Pengidentifikasian Karakteristik Responden
Pengidentifikasian responden Aglaonema dilakukan dengan analisis deskriptif. Data yang diperoleh berasal dari hasil survei langsung yaitu
wawancara pada responden. Data tersebut kemudian dirangkum dengan teratur dalam bentuk tabel. Menurut Nazir 2003 metode deskriptif adalah suatu metode
dalam status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian adalah untuk memperoleh deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki. 27
4.4.2 Pengukuran Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Aglaonema
Pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema ini menggunakan analisis regresi logistik. Analisis ini digunakan
untuk melihat peluang perubahan konsumsi karena adanya perubahan perilaku konsumen dalam memutuskan untuk membeli Aglaonema. Regresi logistik
digunakan jika variabel tak bebas Y berupa variabel kategori klasifikasi variabel Y berupa dua respon Pusat Data Informasi Pertanian, 2005. Dalam penelitian
ini, respon tersebut yaitu, tidak membeli dilambangkan dengan 0 dan membeli dilambangkan dengan 1. Konsumen akan dihadapkan pada keputusan membeli
dan tidaknya Aglaonema hibrida lokal, dimana keputusan tersebut adalah variabel tak bebas Y yang diduga oleh sejumlah variabel bebas.
Model pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Aglaonema, digunakan dengan metode yang dirumuskan ke dalam
persamaan di bawah ini: Y = g X = b
+ b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ ….+ b
12
X
12
Nilai variabel tak bebas bersifat biner dimana: Y = 1, jika konsumen pernah membeli dan sedang membeli Aglaonema
hibrida lokal Y = 0, jika konsumen pernah membeli Aglaonema Thailand
Model regresi logistiknya: Y = g -
+
1 1
+
2 2
+ …. +
p p
Dimana: x : Fungsi peluang kumulatif bagi responden Y dengan syarat X
g x : Fungsi logit dari model regresi logistik : Intersep
1-12
: Koefisien variabel bebas X
1
: Jenis kelamin 1= pria, 0= perempuan X
2
: Usia tahun X
3
: Status 1= menikah, 0= belum menikah X
4
: Pendidikan terakhir X
5
: Pendapatan Rupiah perbulan X
6
: Pengeluaran Rupaiah perbulan X
7
: Pekerjaan X
8
: Tujuan pembelian 1 = konsumsi sendirikoleksi, 0 = dijual X
9
: Cara pembelian 1 = langsung, 0 = lewat internet X
10
: Domisili 1 = Jabodetabek, 0 = luar Jabodetabek X
11
: Waktu pembelian 1 = hari libur, 0 = tak tentu X
12
: Jumlah pembelian pot
Ukuran yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas dalam logistik adalah nilai odds ratio. Nilai odds ratio
menunjukkan peluang variabel Y=1 dan Y=0 yang dipengaruhi oleh variabel tak bebas. Nilai tersebut diperoleh dari pehitungan eksponensial dari koefisien
estimasi atau exp Lolita, 2004. Odds ratio digunakan untuk memudahkan interpretasi koefisien. Odds ratio adalah ukuran yang memperkirakan berapa
besar kecenderungan variabel-variabel bebas X terhadap variabel respon Y. Bila terdapat variabel yang bernilai koefisien positif, maka nilai odds ratio
tersebut lebih dari satu, sebaliknya jika tanda koefisiennya negatif maka nilai odds ratio
nya kurang dari satu Hosmer dan Lemeshow, 1989 dalam Lolita , 2004. Pengujian parameter secara bersamaan dapat digunakan uji nisbah
kemungkinan Likelihood Ratio Test yang merupakan pengujian terhadap parameter p secara simultan dengan hipotesa sebagai berikut :
H :
1
=
2
=...= p = 0 H
1
: p 0 29
Statistik uji yang digunakan adalah statistik G yaitu G = -2 log Likelihood. Kaidah pengujian ;
Jika H benar, statistik G akan mengikuti sebaran x
2
dengan derajat bebas=p-1. H
akan ditolak jika nilai x
2
p-1- . Pengujian parameter i secara parsial individu dilakukan dengan uji Wald dengan cara merasiokan i dengan
kesalahan bakunya standar errorSE. Hipotesa yang akan diuji adalah ;
H = variabel ke-i tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian Aglaonema.
i = 0 H
1
= variabel ke-i berpengaruh terhadap keputusan pembelian Aglaonema, dengan i= 1,2,3…..,p. i 0
Model satatistik Uji Wald adalah: =
i i
SE i
W β
β β
Jika H benar statistik Wald akan mengikuti sebaran normal baku.
Variabel yang diambil sebagai dugaan faktor-faktor tersebut diperoleh berdasarkan segi demografi jenis kelamin dan usia dan geografisnya tempat
tinggal atau domisili berdasarkan teori Kotler dan Engle et al dilihat dari sumber daya konsumen pendapatan, waktu, kelas sosial pekerjaan, pendidikan,
pengaruh keluarga status perkawinaan, sikap dan gaya hidup. Adapun faktor- faktor yang diduga mempengaruhi keputusan konsumen terhadap pembelian
Aglaonema adalah di bawah ini : 30
1. Jenis Kelamin Penelitian ini mempertimbangkan jenis kelamin sebagai salah satu variabel
yang diduga
berpengaruh dalam
mengambil keputusan
untuk mengkonsumsi atau tidaknya Aglaonema. Jenis kelamin sangat
berhubungan dengan selera dan kebiasaan mereka mengkonsumsi suatu produk. Misalnya perempuan lebih menyukai mengoleksi tanaman hias.
2. Usia Konsumen yang berbeda usia akan berbeda dalam mengkonsumsi suatu
produk. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap suatu pilihan produk.
3. Status Perkawinan Status perkawinan salah satu faktor yang penting dalam keputusan
pembelian suatu produk karena merupakan pemberi pengaruh utama pada sikap dan perilaku individu pada proses keputusan untuk mengkonsumsi
suat produk. Konsumen yang memiliki keluarga sendiri dalam keputusan membeli Aglaonema cenderung mempertimbangkan anggaran rumah
tangganya, akan berbeda dengan konsumen yang belum menikah memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menghabiskan sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Hal tersebut disebabkan, pada orang yang belum menikah sumber daya yang dimiliki hanya untuk
kebutuhan dan keinginan sendiri. 4. Pendidikan
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh. Cara pandang, nilai-nilai yang dianut konsumen yang memiliki tingkat pendidikan lebih baik akan
merespon informasi secara lebih baik dan mempengaruhi konsumen dalam memilih suatu produk.
5. Pendapatan Pendapatan merupakan penghasilan yang diterima oleh konsumen dari
pekerjaan yang dilakukannya. Jumlah pendapatan akan memperlihatkan besarnya daya beli dari konsumen. Pendapatan dalam perilaku konsumen
sering merupakan faktor utama pada sikap dan perilaku individu pada proses keputusan untuk mengkonsumsi Aglaonema.
6. Pengeluaran Pengeluaran merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh konsumen
untuk membiayai semua biaya hidupnya. Dalam penelitian ini, kategori konsumen diukur dengan pengeluaran mereka setiap bulannya.
Pengeluaran setiap konsumen dipengaruhi oleh gaya hidup dari konsumen. 7. Pekerjaan
Pekerjaan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian. Pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen sangat
mempengaruhi gaya hidup mereka dan mungkin tingkat kepenatan dari pekerjaannya memerlukan suatu penyegaran dengan menikmati keindahan
tanaman Aglaonema. Penggolongan jenis pekerjaan pada penelitian ini adalah pegawai negeri, pengawai swasta, gurudosen, pegawai BUMN,
wiraswasta, mahasiswapelajar. 8. Tujuan Pembelian
Tujuan pembelian adalah yang didorong dari kebutuhan konsumen untuk memilih dan membeli suatu produk yang telah dipelajari proses pembelian
sebelumnya. Pada penelitian ini, terdapat dua konsumen yang bertujuan berbeda yaitu bertujuan untuk dikonsumsi dalam hal ini untuk koleksi
pribadi tanaman Aglaonema atau untuk dijual kembali. 9. Cara Pembelian
Cara pembelian pada penelitian ini adalah cara pembelian yang biasa dilakukan oleh para konsumen, baik dilakukan secara langsung datang ke
tempat penjualan atau melalui website nurseri D5 Hijau Asri Flora. 10. Domisili
Domisili adalah tempat tinggal saat ini dari konsumen yang berbelanja di nurseri D5 Hijau asri Flora. Daerah domisili pada penelitian ini dibagi
menjadi dua yaitu daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi Jabodetabek dan luar daerah Jabodetabek yaitu daerah atau kota yang
disebutkan. 11. Waktu Pembelian
Waktu menjadi variabel penting dalam memahami perilaku konsumen, karena waktu untuk berbelanja bagi masyarakat yang memiliki kegiatan
yang padat sangat berharga, perhatian utama menjadi pembeli lebih banyak waktu dari pada lebih banyak produk. Nilai waktu meningkat
ketika anggaran uang meningkat, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa pemasar menaikkan nilai produk lebih besar daripada biaya
tambahan karena mengerjakannya. 33
12. Jumlah Pembelian Jumlah pembelian yaitu berapa banyak tanaman yang akan dibeli, diduga
sebagai faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Jumlah pembelian ini dihitung dengan satuan pot tanaman.
4.4.3 Pengukuran Preferensi Konsumen
Pengukuran preferensi konsumen menggunakan analisis konjoin. Analisis ini adalah suatu metode untuk membantu mendapatkan kombinasi atribut-atribut
suatu produk atau jasa baru maupun lama yang paling disukai konsumen Suharjo, 2001. Dalam prosesnya analisis konjoin akan memberikan ukuran kuantitatif
terhadap tingkat kegunaan utility dan kepentingan relatif relatif importence suatu atribut dibandingkan dengan atribut lain. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan psikologi atau preferensi konsumen Green Tull, 1988 dalam Suharjo, 2001. Lebih lanjut nilai-nilai ini akan digunakan untuk membantu
menyeleksi atribut-atribut suatu produk yang ditawarkan. Adapun tahapan analisis konjoin yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut : 1.
Menetapkan atribut-atribut dan taraf-taraf yang dianggap penting dan akan dilibatkan dalam mengevaluasi produk atau jasa. Penetapan atribut dan
taraf yang akan dilibatkan dapat didiskusikan dengan pakar, mengeksplorasi data sekunder atau melakukan penelitian pendahuluan
Bilschken, 2004 dalam Hawati, 2005. Atribut yang dilibatkan pada penelitian ini didapatkan dengan penelitian pendahuluan yaitu cara
menyajikan beberapa atribut dari eksplorasi di lapangan dan beberapa 34
literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Menurut Rahmawati 2006 atribut tanaman hias dilihat dari bentuk dan warna bunga dan menurut
Nurmalinda et al 1999 penilaian terhadap atribut bunga potong Anggrek dilihat dari jenis, warna, ketahanan bunga, harga. Selain itu berdasarkan
penelitian Tono 2002 atribut tanaman Aglaonema yang mempunyai nilai penting yaitu ketahanan, harga sewa, jumlah tanaman perpot, jenis pot,
warna daun, ukuran tanaman. Melalui pendekatan beberapa atribut tanaman hias tersebut, maka pada penelitian ini diambil beberapa atribut
untuk dijadikan parameter. Atribut yang dimaksud adalah warna daun dan harga tanaman dari pendekatan penelitian Nurmalinda et al 1999 dan
Tono 2002. Pada pemilihan atribut motif daun, bentuk daun, ukuran daun, tekstur daun, penampilan tanaman melalui pendekatan di lapangan
dan pilihan dari wawancara responden. Pemilihan atribut yang penting ini didapat dari pilihan 20 responden yang mengunjungi nurseri D5 Hijau Asri
Flora. Pilihan atribut sebelum dibuat rancanganstimuli ada sembilan atribut lalu responden tersebut diminta untuk mengurutkan atribut mana
yang paling penting dengan merangking atribut mana yang paling penting menurut responden Tabel 5. Atribut yang akan dievaluasi diperoleh
sebanyak tujuh atribut Tabel 6. 35
Tabel 5 Penelitian Pendahuluan dengan Perangkingan Atribut Aglaonema
Atribut Rangking
1. Bentuk daun 2. Ukuran daun
3. Warna daun 4. Motif daun
5. Tekstur daun 6. Tinggi tanaman
7. Penampilan tanaman 8. Kemudahan perbanyakan
9. Harga
Tabel 6 Atribut dan Taraf Level Tanaman Aglaonema Hibrida Lokal
Faktor Taraf
Level
Bentuk daun 1
2 3
Lanset Bulat telurelips
Bulat lonjong Ukuran daun
1 2
Kecil 10-30 cm Besar 40-50 cm
Motif daun 1
2 3
Batik Tulang ikan
Semburat warna-warni Warna daun
1 2
3 4
Merah – hijau Merah muda – hijau
Hijau – kuning Hijau – putih
Tekstur daun 1
2 Tebal
Tipis Penampilan
tanaman 1
2 Susunan daun kompak
Susunan daun tidak kompak Harga
Per daun 1
2 3
4 Rp 15.000,- – Rp 20.000,-
Rp 100.000,- – Rp 200.000,- Rp 300.000,- – Rp 500.000,-
Rp 700.000,- – Rp 1.000.000,-
2. Merancang stimuli kombinasi atribut dan taraf yang akan membentuk produk hipotetik. Jika jumlah atribut dan taraf yang dilibatkan dalam
penelitian banyak maka akan semakin banyak pula stimuli yang harus 36
dievaluasi responden. Akibatnya responden menjadi jenuh dan tidak konsisten dalam merating stimuli-stimuli suatu produk. Untuk itulah
diperlukan suatu teknik untuk mereduksi jumlah stimuli atau disebut dengan teknik fractional factorial design. Dengan teknik ini akan diperoleh jumlah
stimuli yang hanya mengukur efek utamanya saja sedangkan efek dari interaksi antar satu atribut dengan atribut yang lainnya diabaikan. Menurut
Bilschken, 2004 dalam Hawati, 2005 jumlah stimuli yang terpilih biasanya kurang dari 20 stimuli, namun ada dua konsep yang harus diperhatikan
dalam fractional factorial design, yaitu: a. Balanced
: setiap taraf memiliki jumlah ulangan yang relatif sama pada kombinasi yang akan dievalusi.
b. Orthogonal : tidak ada korelasi diantara stimuli-stimuli yang terbentuk. Rancangan kombinasi atribut dan taraf Aglaonema ini dibentuk dengan
bantuan aplikasi SPSS 15.0 for Windows dengan konsep orthogonal Lampiran 1. Kemudian stimuli tersebut dibuat kartu kombinasi atribut, kartu satu identik
dengan stimuli satu Gambar 2.
Gambar 2 Rancangan Kartu Stimuli Kartu 1
Ukuran daun : Besar Motif daun : Batik
Bentuk daun : Bulat lonjong Warna daun : Merah muda-hijau
Tekstur daun : Tipis Penampilan : Susunan daun kompak
Harga : Rp 300.00,- - Rp
500.000,-
Kartu 2
Ukuran daun : Kecil Motif daun : Batik
Bentuk daun : Bulat lonjong Warna daun : Hijau-Kuning
Tekstur daun : Tipis Penampilan : Susunan daun tidak
kompak Harga : Rp 15.000,- - Rp 20.000,-
3. Melakukan pengumpulan data sesuai dengan metode pengukuran yang telah ditetapkan. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam
mengumpulkan data, yaitu : a. Pendekatan full profile evaluasi banyak faktor. Melalui pendekatan ini
responden diminta untuk memeringkatkan rangking atau memberikan nilai rating sebagian atau seluruh kombinasi taraf-taraf dari atribut
stimuli yang menggambarkan profil produk secara lengkap. b. Pendekatan Pair Wise. Pendekatan ini membandingkan pasangan profil
dari dua atribut, pendekatan ini meminta responden untuk menilai rating profil mana yang lebih disukai dari setiap pasangan profil yang
dibuat. Penelitian ini menggunakan pendekatan full profile, responden diberi kartu
stimuli 16 stimuli lalu diminta untuk merangking terbalik, yaitu memberi nilai yang paling disukai dengan 16 dan tidak disukai dengan 1. Sehingga nilai
rangking semakin besar maka kombinasi tersebut semakin disukai oleh responden.
4. Melakukan analisis data. Data yang diperoleh, diinput ke aplikasi SPSS
data Lampiran 6 setelah itu dibuat syntax untuk memperoleh hasil dari nilai relatif penting dan nilai kegunaan Lampiran 7, lalu keluar tampilan
data SPSS dengan constant dan score dari atribut dan taraf dari masing- masing stimuli pada atribut konjoin, sehingga didapatkan hasil dari
analisis konjoin. Hasil analisis dibuat secara agregat yaitu keseluruhan nilai dari atribut dan taraf Lampiran 8.
5. Melakukan interpretasi hasil. Kuhfeld, 2000 dalam Hawati, 2005
menyatakan ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil, yaitu:
a. Taraf yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah taraf yang lebih disukai.
b. Total kombinasi masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai kegunaan tiap taraf dari atribut-atribut tersebut.
c. Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang paling disukai responden.
d. Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan taraf tertinggi dan terendahnya merupakan atribut yang lebih
penting
4.5 Definisi Operasional