Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Aglaonema

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PREFERENSI KONSUMEN AGLAONEMA LOKAL SERTA IMPLIKASI KEBIJAKAN PERUSAHAAN

7.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Aglaonema

Berdasarkan hasil survei terhadap konsumen yang mengunjungi nurseri Hijau Asri Flora sebelumnya diduga ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi mereka untuk melakukan pembelian Aglaonema yaitu, Jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan, pengeluaran, tujuan pembelian, cara pembelian, waktu pembelian, domisili, jumlah pembelian. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik keterangan uji signifikansi Lampiran 5, hal tersebut ditujukkan dengan nilai dari signifikansinya lebih besar dari 0,05. Variabel yang berpangaruh pada keputusan nyata atau signifikan terhadap keputusan pembelian Agalonema yaitu variabel pendidikan terakhir 1 atau berpendidikan akhir sarjana, pendidikan terakhir atau SMU 3, pendapatan sebesar Rp 10.000.000,- perbulan 3, pengeluaran sebesar antara Rp 5.000.001,- – Rp10.000.000,- 3. Variabel jenis kelamin, usia, pekerjaan, tujuan pembelian, cara pembelian, waktu pembelian, domisili, jumlah pembelian adalah variabel yang tidak berpengaruh nyata.

7.1.1 Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, responden yang memiliki pendidikan terakhir yang tinggi cenderung akan melakukan keputusan untuk membeli Agalonema. Hal ini dapat dilihat dari nilai dugaan odds ratio ExpB pendidikan terakhir 1 sebesar 249,986 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan terakhir maka peluang keputusan pembelian Aglaonema lokal dibandingkan yang tidak membeli Aglaonema lokal tersebut adalah 249,986 kali, dengan kata lain peluang keputusan pembelian Aglaonema hibrida lokal sesungguhnya lebih banyak dipengaruhi oleh konsumen yang memiliki pendidikan terakhir yang tinggi seperti sarjana dibandingkan dengan konsumen yang memiliki jenjang pendidikan yang lebih rendah. Variabel tingkat pendidikan yang bernilai positif dilihat dari koefisien B 5,521, berarti semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka akan semakin besar peluang responden untuk melakukan keputusan pembelian Aglaonema lokal. Variabel pendidikan terakhir selain sarjana ada yang lebih tinggi lagi jenjangnya yaitu pasca sarjana. Hasil dari survei menunjukkan, konsumen yang berpendidikan pasca sarjana tidak mempunyai pengaruh nyata untuk keputusan pembelian tanaman Agalonema lokal. Hal tersebut dikarenakan rata-rata tingkat pendidikan di negara ini memiliki jenjang pendidikannya adalah sarjana. Menurut Engle et al 1994 tingkat pendidikan yang tinggi mempengaruhi nilai-nilai yang dipegang, cara berfikir dan cara pandang mereka lebih luas lagi dan akan lebih responsif untuk menerima informasi. Menurut Tono 2002 responden yang tingkat pendidikannya tinggi akan memiliki pengetahuan yang baik sehingga mereka mengerti akan manfaat dari tanaman hias dan menurut para responden yang tingkat pendidikannya tinggi, memilih mengoleksi Aglaonema karena mengetahui mudahnya memelihara tanaman tersebut dan dapat memuaskan batin dengan menikmati keindahannya.

7.1.2 Pendapatan

Variabel lainnya yang berpengaruh adalah pendapatan 3. Responden yang memiliki pendapatan berkisar lebih dari Rp 10.000.000,-perbulan, cenderung akan mempunyai peluang untuk melakukan keputusan pembelian Aglaonema hibrida lokal. Dapat dilihat pada nilai odds ratio nya sebesar 26,431 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang perbulan, maka rasio peluang melakukan pembelian Aglaonema hibrida lokal dibandingkan dengan tidak melakukan pembelian Aglaonema hibrida lokal adalah 26,431 kali, dengan kata lain peluang membeli Aglaonema hibrida lokal pada responden berpendapatan tinggi lebih besar dibandingkan dengan responden berpendapatan rendah, karena nilai variabel pendapatan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Aglaonema, hal ini dapat dilihat dari koefisien B 3,275. Pada selang kepercayaan 95 persen, variabel pendapatan 3 memiliki batas bawah ,973 dan batas atas 718,064. Angka tersebut menunjukkan bahwa peluang responden berpendapatan tinggi untuk melakukan keputusan membeli Aglaonema hibrida lokal berkisar antara ,973 kali sampai 718,064 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan dengan responden berpendapatan rendah. Menurut Market Fact 1985 dalam Behe Wolmick 1991a pendapatan konsumen merupakan faktor yang sangat kuat mempengaruhi konsumen dalam pembelian tanaman hias. Konsumen yang mempunyai pendapatan yang tinggi tersebut, membelanjakan beberapa barang yang tidak pokok adalah hal yang sudah biasa karena kebutuhan pokok dari mereka sudah terpenuhi dan mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan yang tersier seperti membeli Aglaonema. Keputusan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh gaya hidup dari para konsumen. 57

7.1.3 Pengeluaran

Pengeluaran konsumen berkisar antara Rp 5.000.001,- – Rp 10.000.000,- 3 merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian tanaman Aglaonema. Nilai oods ratio yang diperoleh sebesar ,026 atau kurang dari satu. Hal tersebut menandakan bahwa tidak ada perbedaan yang cukup nyata antara peluang pembelian Aglaonema pada tingkat pengeluaran yang berbeda. Nilai odds ratio tersebut menggambarkan bahwa responden yang berpengeluaran sebesar Rp 5000.001,- - Rp 10.000.000,- perbulan ,026 kali lebih rendah dibandingkan responden yang berpenghasilan lebih tinggi. Hal ini berarti bahwa peluang pembelian Aglaonema hibrida lokal pada responden dengan pengeluaran perbulan 3 semakin kecil. Sehingga keputusan pembelian Aglaonema hibrida lokal dapat dilakukan tanpa memperhatikan pengeluaran perbulan. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik di atas maka terbentuk model yaitu gx = -22,722 + 5,521 Pendidikan Terakhir Sarjana + 3,275 Pendapatan lebih dari Rp 10.000.000,- – 3,633 Pengeluaran Rp 5.000.001,- – Rp 10.000.000,-. Sedangkan untuk menguji kelayakan model tersebut, dapat dilihat nilai -2 log Likelihood yaitu sebesar 38,203 artinya semakin kecil nilai 2 log Likelihood maka model tersebut sudah baik, tapi pada model ini iterasi maksimumnya telah dicapai sehingga solusinya belum bisa ditemukan. Nilai Nagelkerke R-square yang bernilai 0,703 yang menjelaskan bahwa semakin mendekati nilai satu maka model tersebut sudah dikatakan baik. 58

7.3 Preferensi Konsumen terhadap Tanaman Aglaonema