Perumusan Masalah Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Aglaonema Hibrida Lokal (Kasus Terhadap Konsumen Nurseri D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan)

Tabel 2 Komoditas Pilihan untuk Kategori Pot Plant di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Semarang, Malang Tahun 2007 Jenis Tanaman Penjualan Persen Anthurium 40 Aglaonema 30 Adenium 20 Lain-lain 10 Sumber: Majalah Flona edisi Januari 2008 Selera konsumen terhadap tanaman hias menentukan kelangsungan bisnis ini. Perubahan selera konsumen akan mempengaruhi perkembangan tanaman hias. Soekartawi 1994 menyatakan bahwa perkembangan bisnis tanaman hias dapat dilihat dari meningkatnya jumlah, variasi, jenis dan penampilan tanaman. Misalnya pada tahun 1980-an tanaman yang banyak digemari oleh konsumen adalah Kaktus sedangkan pada awal tahun 1990-an berganti dengan Palem. Nurmalinda et al, 1999. Deskripsi di atas menunjukkan bahwa, sementara persoalan di sisi on farm masih berlangsung, para petani tanaman hias dituntut untuk terus memahami selera atau preferensi konsumen, karena dari sana akan ditentukan gejolak pasar, dapat mempertahankan daya saing. Salah satu kebutuhan nyata untuk itu karenanya adalah memahami perilaku konsumen. Pada upaya ini, hal yang penting diketahui adalah preferensi konsumen atas produk yang sedang dan akan ada di pasar. Dalam rangka memahami perilaku konsumen inilah penelitian ini diadakan.

1.2 Perumusan Masalah

Nurseri adalah tempat bagi petani dan pedagang yang menanam, memperbanyak, memelihara dan menjual tanaman hias di tempat yang sama. Salah satu nurseri di Jakarta yang mengembangkan Aglaonema yaitu nurseri D5 Hijau Asri Flora yang berlokasi di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Nurseri ini berfungsi sebagai pengembang grower yaitu salah satu bentuk usaha tanaman hias dengan cara membeli tanaman dari pemulia atau penyilang breeder Aglaonema lokal maupun impor lalu mengembangkan, memproduksi dan menjualnya ke konsumen akhir maupun ke pedagang tanaman hias. Perkembangan usaha Aglaonema ini mengalami hasil penjualan yang cukup baik pada awal 2007, karena pada saat itu jenis-jenis Aglaonema yang tersedia masih baru sehingga konsumen menyukainya. Konsumen pada umumnya akan tertarik dengan produk yang baru dan tampilan yang menarik. Keadaan penjualan Aglaonema di nurseri D5 Hijau Asri Flora menunjukkan hal ini Tabel 3. Tabel 3 Jumlah Total Penjualan Aglaonema di Nurseri D5 Hijau Asri Flora Bulan Januari - September Tahun 2007 Bulan Total Penjualan Rp Pertumbuhan Januari 233.965.000 - Februari 115.850.000 - 50,48 Maret 144.000.000 24,29 April 47.993.000 - 66,67 Mei 216.510.000 351,12 Juni 251.212.000 16,02 Juli 94.333.000 - 62,44 Agustus 280.000.000 196,82 September 150.000.000 - 46,42 Sumber : D5 Hijau Asri Flora. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 2007 Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai penjualan Aglaonema di D5 Hijau Asri Flora pada bulan Februari mengalami penurunan yaitu sebesar Rp 115.850.000,- karena mulai naiknya pamor Anthurium sehingga membuat para konsumen yang 5 sebagian besar mengikuti tren tanaman hias ikut terpengaruh oleh tren tersebut. Pada bulan berikutnya penjualan Aglaonema mengalami kenaikan sebesar Rp 144.000.000,-. Gambaran di atas menunjukkan persoalan yang dihadapi oleh petani tanaman hias, dalam hal ini menangkap selera konsumen komoditas tanaman hias apa yang sekarang populer. Gejala ini memperkuat kebutuhan akan pentingnya petani memahami selera konsumen. Pemahaman akan konsumen, khususnya selera konsumen akan menjadi basis penting bagi produsen untuk menentukan berbagai kebijakan pada perusahaan yang diperlukan. Untuk itulah penelitian ini dilakukan. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini akan mengkaji beberapa permasalahan, sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik konsumen Aglaonema ? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen Aglaonema dalam melakukan keputusan pembelian Aglaonema? 3. Bagaimana preferensi konsumen terhadap kombinasi atribut Aglaonema hibrida lokal yang diinginkan?

1.3 Tujuan Penelitian