sebagian besar mengikuti tren tanaman hias ikut terpengaruh oleh tren tersebut. Pada bulan berikutnya penjualan Aglaonema mengalami kenaikan sebesar Rp
144.000.000,-. Gambaran di atas menunjukkan persoalan yang dihadapi oleh petani
tanaman hias, dalam hal ini menangkap selera konsumen komoditas tanaman hias apa yang sekarang populer. Gejala ini memperkuat kebutuhan akan pentingnya
petani memahami selera konsumen. Pemahaman akan konsumen, khususnya selera konsumen akan menjadi
basis penting bagi produsen untuk menentukan berbagai kebijakan pada perusahaan yang diperlukan. Untuk itulah penelitian ini dilakukan. Berdasarkan
pemaparan di atas, maka penelitian ini akan mengkaji beberapa permasalahan, sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik konsumen Aglaonema ? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen Aglaonema dalam
melakukan keputusan pembelian Aglaonema? 3. Bagaimana preferensi konsumen terhadap kombinasi atribut Aglaonema
hibrida lokal yang diinginkan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini dilihat menjadi tiga, yaitu :
1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen Aglaonema. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
Aglaonema. 6
3. Menganalisis preferensi konsumen terhadap kombinasi atribut tanaman Aglaonema hibrida lokal.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, pertama bagi pemulia tanaman hias secara umum. Kedua bagi para pemulia dan pengembang
tanaman Aglaonema khususnya, dalam hal ini informasi ini akan memandu mereka dalam memutuskan jenis Aglaonema apa yang sebaiknya dikembangkan.
Ketiga, secara umum untuk dijadikan referensi dan wacana apabila ingin melakukan penelitian aspek agribisnis lebih lanjut.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Sebagai ruang lingkup, penelitian ini membatasi diri pada pembahasan selera konsumen tanaman hias dengan tanaman hias yang dibahas khusus pada
tanaman hias daun Aglaonema. Konsumen yang diambil sebagai responden adalah konsumen yang mengunjungi dan membeli tanaman hias di nurseri D5
Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan. 7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aglaonema
Sri rejeki adalah sebutan lain dari Aglaonema. Sebelum tahun 1980 nama Aglaonema tidak begitu dikenal, tanaman ini sejajar dengan famili Aracea lain
seperti Dieffenbachia, Anthurium, Caladium, Calocasia dan Philodendron. Orang yang memberi nama Aglaonema adalah Heinrich Wilhelm Schott, seorang ahli
Botani kelahiran Brünm, Morivia, sekarang wilayah Cekoslovakia. Kata Aglaonema berasal dari bahasa Yunani, Aglaos dan nema tunggal atau nematos
jamak. Aglao bermakna terang, mengkilap atau cemerlang, yang mengkilap adalah urat-urat permukaan daun.
2. 2 Klasifikasi dan Penyebarannya
Data spesies Aglaonema masih sangat terbatas, sejumlah nama spesies yang terkenal pun ternyata memiliki nama-nama sebutan. Itu semua hasil
pembuktian taksonomi yang dilakukan oleh Systematic Botany Laboratory Redaksi Trubus, 2006.
Klasifikasi Aglaonema adalah sebagai berikut: Divisi
: Magnoliphyta Kelas
: Liliopsida Subkelas
: Base monocotos Orde
: Alismatales Familiy
: Araceae Subfamily
: Aroidae
Suku : Aglaonemateae
Penyebaran tanaman ini terdapat di negara Asia Tenggara yaitu Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Brunai Darussalam,
Myanmar. Terdapat juga di Cina, sejumlah varian tumbuh baik di Florida, Amarika Serikat.
2.3 Aglaonema Hibrida
Istilah Aglaonema hibrida dibuat untuk membedakan dengan Aglaonema spesies asli yang jumlahnya mencapai 30 jenis. Munculnya Pride of Sumatra
sebagai Aglaonema pertama berwarna merah di Indonesia dan dunia, pertama kali dipublikasi pada tahun 1983, menandakan babak baru dalam dunia Aglaonema
hibrida. Sebelumnya Aglaonema hibrida yang ada masih didominasi warna hijau. Kemunculan Pride of Sumatra ini diikuti oleh hasil penyilangan para penyilang
yang ada di Thailand maka lahirlah Butterfly, Lady Valentine, Dud Unyamanee, Red Bangkok
semuanya berdaun merah. Perbedaan Aglaonema hibrida Indonesia dengan Aglaonema Thailand yaitu pada Aglaonema Indonesia mempunyai
silangan yang didominasi warna merah karena dihasilkan dari A. rotumdum, silangan Thailand dihasilkan dari A.cochinense. Jenis-jenis Aglaonema hibrida
Indonesia yang sudah diluncurkan di pasaran, yaitu Pride of Sumatra, Donna Carmen
, Adelia, Tiara, Ria, JT2000, Petita, Nina, Srikandi, Kresna, Shinta, Jatayu
, Juwita, Diana, Jack Hanny, Hot Lady, Lucia, Madame Teresa, Moonlight, Reina
, Scarlet, Red Ruby. Semua jenis tersebut umumnya berwarna kemerah- merahan Redaksi Trubus, 2006.
Aglaonema hibrida hasil silangan pakar di Thailand banyak digemari di Indonesia. Aglaonema tersebut masuk ke Indonesia dalam bentuk tanaman utuh
yang sudah besar, yang kemudian diperbanyak melalui setek dan pemisahan anakan. Aglaonema tersebut, yang sudah beredar dipasaran antara lain yaitu Lady
Valentine , Butterfly, Northern Star, LanLuwai, Lipstick, Siam Aurora, Siam Pearl,
Red Coccin , Hybrid Oranye, Sun Sun, Red Brownis, Red Diamond, Red Hot Chili
Papper , Golden Bay, Superred Peacock, Big Mama, Legacy, Red Ruby, Red
Mascot , Red Aurora.
Selain berwarna merah, Aglaonema berwarna putih juga tetap mempesona seperti Top White. Jenis Aglaonema variegata yaitu Aglaonema warna putih yang
bercampur kuning dan metalik. Aglaonema tersebut termasuk Aglaonema klasik, jenis tersebut banyak digemari di Amerika dan Jepang. Warna kuning mempunyai
pasar yang menarik, karena Aglaonema kuning ini termasuk unik dan langka. Jenis yang ada diantaranya : seperti Yellow Bone, Hibrid Yellow, Sultan Brunei
dengan warna tulang daun kuning, jenis tersebut diproduksi di Thailand.
2.4 Segmentasi Usaha