Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Penelitian yang dilakukan oleh Yunitasari 2007 yang berjudul Analisis Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Dengan Indeks Pembangunan Manusia Propinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa variabel PDRB per kapita, pengeluaran pemerintah terhadap sektor pendidikan, kebijakan otonomi daerah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pembangunan manusia, sedangkan variabel Indeks Pemberdayaan Jender IDJ berpengaruh positif terhadap pembangunan manusia tetapi tidak signifikan. Kemudian kemiskinan dan pengeluaran pemerintah untuk kesehatan memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap pembangunan manusia.

2.6 Kerangka Pemikiran

Pembentukan daerah otonom didasarkan atas berbagai pertimbangan, yaitu kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah dan pertimbangan lainnya yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah Ghozali et al., 2001. Jawa Barat merupakan propinsi dengan wilayah administratif yang terdiri dari pemerintah daerah otonom kabupaten dan kota. Masing-masing kabupatenkota di Propinsi Jawa Barat memiliki modal pembangunan berupa potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang beragam. Hal ini akan mengakibatkan pada beragamnya pembangunan kabupatenkota di Propinsi Jawa Barat karena sejak pelaksanaan otonomi daerah pada tahun 2001 daerah diberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab untuk melaksanakan pembangunan di daerah masing-masing secara lebih otonom dan mandiri. Pembangunan daerah yang dilaksanakan secara otonom harus disertai dengan penguatan penerimaan fiskal daerah sebagai landasan bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Hal ini menuntut kepada setiap daerah untuk dapat mengoptimalkan pendapatan asli daerah sebagai sumber penerimaan dan pembiayaan daerah disamping dana alokasi umum dari pemerintah pusat. Prinsip pemberian dana alokasi umum adalah untuk memperkuat kondisi fiskal daerah dan mengurangi ketimpangan antar daerah, dengan demikian pemberian dana alokasi umum tergantung dengan kapasitas fiskal daerah yang terlihat dari pendapatan asli daerah. Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari kemampuan pendapatan asli daerah dalam membiayai pembangunan daerahnya. Jika suatu daerah semakin mandiri maka dengan pendapatan asli daerah akan semakin mampu membiayai pembangunan daerahnya sendiri, sehingga dana alokasi umum kepada daerah tersebut akan semakin kecil. Tujuan utama pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik dimasa yang akan datang melalui pembangunan manusia yang dapat diukur atau dinilai dari Indeks Pembangunan Manusia. IPM merupakan ukuran keberhasilan pembangunan manusia yang tersusun dari Angka Harapan Hidup AHH, Angka Melek Huruf AMH, Rata-Rata Lama Sekolah RLS dan Paritas Daya Beli PPP. Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal terhadap Indeks Pembangunan Manusia KabupatenKota di Propinsi Jawa Barat Daerah Otonom 16 Kabupaten dan 9 Kota di Jawa Barat Pembangunan Daerah Penerimaan Pemerintah Pembangunan Manusia Kemandirian Fiskal Daerah Dana Alokasi UmumTotal Penerimaan Daerah Pendapatan Asli DaerahTotal Penerimaan Daerah Indeks Pembangunan Manusia : 1. Angka harapan Hidup AHH 2. Angka Melek Huruf AMH

3. Rata‐rata

Lama Sekolah RLS 4. Kemampuan Daya BeliPurchasing Power Parity PPP Komponen PAD :

1. Pajak

2. Retribusi

3. BHUMD

4. Lain‐lain

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Propinsi Jawa Barat Kinerja pemerintah daerah yang baik akan mampu menghasilkan daerah yang mandiri dalam pembiayaan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Kemandirian daerah akan tercapai melalui optimalisasi dan perluasan pajak daerah, retribusi daerah, laba Badan Usaha Milik Daerah BUMD dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah. Daerah yang mandiri akan mampu melaksanakan pembangunan daerah dengan baik sehingga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat yang meningkat dapat dilihat dari angka harapan hidup yang semakin tinggi, angka melek huruf yang semakin baik, rata-rata lama sekolah yang semakin tinggi dan paritas daya beli yang meningkat. Kemandirian daerah dalam mewujudkan pembangunan daerah akan menghasilkan IPM yang semakin baik.

2.7 Hipotesis Penelitian