Retribusi Daerah Laba Badan Usaha Milik Daerah BUMD Pendapatan Asli Daerah Lainnya Yang Sah

Tabel 2.3 Jenis Pajak Daerah dan Tarifnya Pajak Propinsi Tarif Pajak KabupatenKota Tarif

1. Pajak kendaraan bermotor dan

kendaraan diatas air 2. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air

3. Pajak bahan bakar kendaraan

bermotor 4. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air di bawah tanah dan air permukaan 5 10 5 20

1. Pajak hotel

2. Pajak restoran

3. Pajak hiburan

4. Pajak reklame

5. Pajak penerangan jalan

6. Pajak pengambilan bahan

galian golongan C 7. Pajak parkir 10 10 35 25 10 20 20 Sumber : Siahaan 2006

2.3.1.2 Retribusi Daerah

Retribusi adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan. Jasa tersebut dapat dikatakan bersifat langsung, yaitu hanya yang membayar jasa retribusi yang menikmati balas jasa dari negara Siahaan, 2006. Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di Indonesia saat ini penarikan retribusi hanya dapat dipungut oleh pemerintah daerah. Jadi retribusi yang dipungut di Indonesia dewasa ini adalah retribusi daerah. Menurut Siahaan 2006 retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Jasa yang dimaksud adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas atau kemanfaatan lainnya dapat dinikmati oleh pribadi atau badan. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tidak banyak mengubah ketentuan tentang retribusi daerah dalam UU Nomor 18 Tahun 1997. Retribusi ditetapkan ke dalam tiga golongan, yaitu retribusi umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perijinan tertentu Siahaan, 2006.

2.3.1.3 Laba Badan Usaha Milik Daerah BUMD

Selain pajak daerah dan retribusi daerah, bagian laba perusahaan milik daerah BUMD merupakan salah satu sumber yang potensial untuk dikembangkan. Menurut Elmi 2002 perusahaan daerah seperti perusahaan air bersih PDAM, bank pembangunan daerah BPD, hotel, bioskop, percetakan, perusahaan bis kota dan pasar adalah jenis-jenis BUMD yang memiliki potensi sebagai sumber-sumber PAD, menciptakan lapangan kerja atau mendorong pembangunan ekonomi daerah.

2.3.1.4 Pendapatan Asli Daerah Lainnya Yang Sah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 6, yang termasuk pendapatan asli daerah lainnya yang sah adalah meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan danatau pengadaan barang danatau jasa oleh daerah . Dalam pelaksanaan otonomi daerah, sumber keuangan yang berasal dari pendapatan asli daerah PAD lebih penting dibandingkan dengan sumber-sumber diluar pendapatan asli daerah, karena pendapatan asli daerah dapat dipergunakan sesuai dengan prakarsa dan inisiatif daerah sedangkan bentuk pemberian pemerintah non PAD sifatnya lebih terikat. Dengan penggalian dan peningkatan pendapatan asli daerah diharapkan pemerintah daerah juga mampu meningkatkan kemampuannya dalam penyelenggaraan urusan daerah.

2.3.2 Dana Alokasi Umum

Dana perimbangan merupakan salah satu sumber penerimaan daerah, maka perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah hendaknya diarahkan pada upaya untuk meningkatkan kemandirian keuangan daerah. Upaya kearah ini dapat menciptakan independensi pemerintah daerah di bidang keuangan, di samping mengurangi ketergantungan daerah kepada pemerintah pusat Halim, 2007. Menurut Sidik et al. 2002, Dana Alokasi Umum DAU dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan daerah dengan memperhatikan potensi daerah, luas daerah, keadaan geografi, jumlah penduduk, dan tingkat pendapatan masyarakat di daerah sehingga perbedaan antara daerah yang maju dengan daerah yang belum berkembang dapat diperkecil. Penggunaan dana alokasi umum ditetapkan oleh daerah, termasuk di dalam pengertian pemerataan kemampuan keuangan daerah adalah jaminan kesinambungan penyelenggaraan pemerintah daerah dalam penyediaan pelayanan dasar kepada masyarakat dan merupakan satu kesatuan penerimaan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Penggunaan dana alokasi umum dan penerimaan umum lainnya dalam APBD, harus tetap dalam kerangka pencapaian tujuan pemberian otonomi kepada daerah yaitu peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, seperti pelayanan di bidang kesehatan dan pendidikan. Menurut Sidik et al. 2002 penetapan besarnya DAU masing-masing kabupaten dan kota ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 2000. DAU yang berperan sebagai equalization grant, menetralkan dampak yang ditimbulkan oleh transfer lain seperti bagi hasil sumberdaya alam dan bagi hasil pajak. Tolok ukur keberhasilan DAU adalah tercapainya pemerataan total penerimaan daerah per kapita yang sebaik-baiknya.