BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey terhadap konsumen D’Crepes dan Crepes Co. Penelitian ini dilakukan di outlet
D’Crepes dan Crepes Co. di Pangrango Plaza-Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive didasarkan atas ketersediaan outlet D’Crepes dan
Crepes Co. pada pusat perbelanjaan tersebut. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus 2006 sampai dengan September 2006.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak manajemen
perusahaan. Selain itu, data primer juga diperoleh dengan pemberian kuesioner kepada responden yang mengkonsumsi produk D’Crepes untuk memperoleh data
mengenai karakteristik reponden, proses keputusan pembelian, tingkat kepuasan konsumen, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan produk crepe.
Data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang berhubungan dengan topik penelitian, badan instansi pemerintah yaitu Badan Pusat Statistik, Internet,
PT Jaddi Pastrisindo Gemilang selaku produsen produk crepe dengan merek dagang D’Crepes serta pihak dari Crepes Co.
4.3 Metode Penarikan Sampel
Jumlah responden pada penelitian ditentukan sebanyak 120 orang, dengan pembagian 60 orang untuk D’Crepes dan 60 orang untuk Crepes Co. Dalam
statistika, disebutkan bahwa jumlah data yang melebihi 30 dianggap data sudah terdistribusi secara normal Kuswadi dan Mutiara dalam Khaerani, 2005.
Teknik penarikan atau pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling
, dimana pengambilan sampel berdasarkan responden yang bersedia diwawancarai pada saat membeli produk crepe. Teknik ini digunakan
karena kerangka contoh frame tidak tersedia, untuk mengatasi kelemahan ini pengambilan sampel dilakukan pada waktu yang bervariasi, seperti pada siang,
sore, malam hari serta pada hari kerja dan akhir pekan.
4.4 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis preferensi. Analisis preferensi digunakan untuk dapat mengukur reaksi responden
terhadap pertanyaan dan pilihan yang diajukan. Analisis preferensi tersebut menggunakan tiga metode yaitu metode Deskriptif analitik, Importance-
Performance Analysis IPA, dan Analisis diskriminan. Importance-Performance
Analysis digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut
produk maupun pelayanan D’Crepes dan Crepes Co. Untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan produk crepe ditunjukkan oleh
stepwise analysis melalui hasil pengolahan data menggunakan SPSS versi 13.
4.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode deskriptif analitik dirancang untuk membuat deskripsi, gambaran dan lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Nazir, 1998. Teknik pengumpulan data dalam metode
deskriptif analitik adalah data dikumpulkan dan ditabulasikan dengan formulasi sederhana melalui perhitungan persentase jawaban responden.
4.4.2 Importance-Performance Analysis
Tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk mengukur sejauh mana atribut-atribut dari tingkat kepentingan dan kepuasan perusahaan mampu
menjelaskan tingkat kepuasan konsumen. Penilaian pelaksanaan terhadap variabel-variabel dari faktor kinerja ditunjukkan dengan tanda huruf X, sedangkan
untuk penilaian faktor kepentingan ditunjukkan dengan tanda huruf Y. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh, yaitu:
1. Menentukan jumlah skor dari setiap indikator variabel X dan Y, dengan
mengalikan seluruh frekuensi data dengan bobotnya. Penilaian tersebut dapat dilihat dengan skala penilaian sebagai berikut:
Tabel 3. Nilai Bobot dari Jawaban Responden
Option Kinerja X Option Kepentingan Y
Skor Jawaban Sangat Baik
Sangat Penting 5
Baik Penting 4
Kurang Baik Kurang Penting
2 Tidak Baik
Tidak Penting 1
Total Penilaian tingkat kepentingan masing-masing atribut diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian skor masing-masing skala dengan jumlah
responden yang memilih pada skala tersebut. Untuk menginterpretasikan hal tersebut, dibutuhkan rentang skala. Adapun rumus yang digunakan untuk
mencari Rentang Skala adalah sebagai berikut. Martilla dan James dalam Marini, 2003:
X
ib
- X
ik
Banyaknya skala pengukuran Keterangan:
X
ib
= Skor terbesar yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberikan jawaban sangat pentingsangat baik skor 5
terhadap setiap unsur i X
ik
= Skor terkecil yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberikan jawaban tidak pentingtidak baik skor 1
terhadap setiap unsur i Maka besarnya rentang skala untuk tiap kelas yang diteliti sebagai berikut:
4 60
1 60
5 ×
− ×
= 60 Pembagian kelas berdasarkan tingkat kepentingan adalah:
a. 60 – 119 tidak penting b. 120 – 179 kurang penting
c. 180 – 239 penting d. 240 – 300 sangat penting
Sedangkan pembagian kelas berdasarkan tingkat kinerja adalah: a. 60 – 119 tidak baik
b. 120 – 179 kurang baik c. 180 – 239 baik
d. 240 – 300 sangat baik 2.
Selanjutnya dilakukan pembagian jumlah bobot dengan banyaknya responden, hasilnya berupa rata-rata bobot skor rata-rata penilaian terhadap tingkat
kepuasan
X
dan rata-rata tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut
Y
.
X
= n
Xi
∑
Y
= n
Yi
∑
Keterangan : Xi
: Bobot rata-rata tingkat pelaksanaankepuasan konsumen Yi
: Bobot rata-rata penilaian tingkat kepentingan konsumen n : Jumlah responden
3. Membuat kuadran kartesius yang merupakan suatu bangunan yang dibagi
menjadi empat kuadran. Kuadran tersebut dibatasi oleh dua buah garis yag berpotongan tegak lurus pada titik X , Y . Diagram kartesius tersebut dapat
dilihat pada Gambar 8. X
= K
Xi
∑
Y = K
Yi
∑
Keterangan: X
: Rata-rata dari rata-rata bobot tingkat pelaksanaankepuasaan konsumen Y
: Rata-rata dari rata-rata bobot tingkat kepentingan konsumen K : Banyaknya atribut yang dianalisis
Y
I. Prioritas Utama II. Pertahankan Prestasi
Y III. Prioritas Rendah IV. Berlebihan
X
X
K E
P E
N T
I N
G A
N
KINERJA
Gambar 8. Diagram Kartesius Tingkat Kinerja-Kepentingan Sumber: Supranto, 2001
Keterangan:
Kuadran I. Menunjukan, bahwa atribut-atribut yang sangat penting bagi
konsumen, akan tetapi pihak perusahaan belum melaksanakannya sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga menimbulkan rasa tidak puas.
Kuadran II.
Menunjukkan, bahwa atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen telah dilaksanakan dengan baik dan dapat memuaskan pelanggan.
Kuadran III. Menunjukkan, bahwa atribut-atribut yang memang dianggap oleh
konsumen kurang penting, dimana sebaiknya perusahaan menjalankannya secara tidak berlebihan.
Kuadran IV.
Menunjukkan, bahwa atribut-atribut yang dianggap kurang penting, tetapi dijalankan dengan sangat baik oleh perusahaan atau sangat memuaskan.
Mengacu kepada Kotler, 2002, maka atribut-atribut yang akan dilihat adalah sebagai berikut:
1. Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan
2. Kecepatan Pelayanan
3. Pelayanan yang ramah dan sopan
4. Kelengkapan, kesiapan, kebersihan alat-alat yang dipakai
5. Kerapihan dan kebersihan penampilan dari karyawan yang bertugas
6. Penataan ruangan
7. Musik yang diperdengarkan
8. Produk baruinovasi
9. Aroma yang mampu membangkitkan selera
10. Bentuk dan ukuran crepe
11. Harga produk
12. Usaha promosi
13. Kemasan bawa pulang
14. Kemudahan memperoleh produk
15. Penyajian produk
16. Kandungan gizi
17. Kandungan serat
18. Penggunaan zat pengawet makanan
19. Merek
20. Halal
4.4.3 Analisis Diskriminan
Analisis diskriminan merupakan teknik menganalisis data, jika variabel tak bebas merupakan kategori sedangkan variabel bebas sebagai prediktor
merupakan metrik Santoso, 2001. Analisis ini pada prinsipnya mengelompokkan setiap objek ke dalam dua atau lebih kelompok berdasarkan pada kriteria sejumlah
variabel bebas, dimana jika suatu objek sudah termasuk ke dalam kelompok satu maka objek tersebut tidak mungkin menjadi anggota kelompok dua.
Adapun model yang digunakan dalam analisis diskriminan adalah sebagai berikut:
D
i
= b + b
1
X
i1
+ b
2
X
i2
+ b
3
X
i3
... + b
j
X
ij
+ ... + b
k
X
ik
Keterangan: D
i
: nilai skor diskriminan dari responden objek ke-i X
ij
: variabel atribut ke-j dari responden ke-i bj : koefisien atau timbangan diskriminan dari variabel atau atribut ke-j
b : slope model garis regresi
untuk mengukur kekuatan asosiasi antara skor diskriminan dan kelompok dilakukan uji korelasi kanonikal canonical correlation yang merupakan ukuran
antara fungsi diskriminan dan set variabel dummy yang membentuk anggota kelompok.
Dalam setiap fungsi diskriminan, eigenvalue merupakan rasio sum of square
SS antara kelompok dengan SS dalam kelompok SS
b
SS
w
. Semakin besar nilai eigenvalue yang didapat maka semakin baik fungsi diskriminan yang
dihasilkan. Sedangkan Wilk’s Lambda dapat menunjukkan apakah fungsi diskriminan ke-i secara nyata dapat digunakan sebagai pembeda antar kelompok,
yang nilainya antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu menunjukkan bahwa rata-rata antar kelompok tidak berbeda, sebaliknya jika nilainya mendekati nol
menunjukkan bahwa rata-rata kelompok sangat berbeda, artinya fungsi diskriminan tersebut mampu untuk mendiskriminasi yaitu untuk menentukan
suatu kasus objek akan masuk kelompok yang telah ditentukan. SS
w
atau W
i
dapat dirumuskan sebagai berikut: W
i
= X
∑
=
i
n i
1 ij
-
i
X X
ij
-
i
X
′
, dimana W = W
1
+ W
2
+ ... + W
i
+ ... + W
G
Sedangkan SS
b
dapat dirumuskan sebagai berikut: B = T – W, dimana T =
1 1
X X
X X
ij G
i n
i ij
i
− −
∑∑
− =
Keterangan: W
i
: matrik jumlah kuadrat dan jumlah cross products dikoreksi dengan rata-rata untuk grupkelompok
i
X : vektor rata-rata observasi dalam kelompok ke-i
X
: vektor grand mean untuk selurut n B : matrik jumlah kuadrat dan jumlah cross products antar kelompok
T : matrik jumlah kuadrat dan jumlah cross products secara menyeluruh untuk seluruh n
Untuk mendefinisikan komposit linear : D = b
T
X Dimana b
T
tranpose b b = [b , b
1
, b
2
, b
3
, ... , b
k
] sebagai vektor kolom dan b
T
sebagai vektor baris. Sehingga dapat dirangkum dalam rumus sebagai berikut:
D = [b , b
1
, b
2
, b
3
, ... , b
k
] = b
⎟ ⎟
⎟ ⎟
⎟ ⎟
⎟ ⎟
⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎜
⎜ ⎜
⎜ ⎜
⎜ ⎜
⎜
⎝ ⎛
k
X X
X X
. .
1
3 2
1
+ b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ ... + b
k
X
k
Keterangan: b : vektor koefisien diskriminan atau timbangan weight
Dengan menggunakan referensi D, sum of squares antara kelompok dan dalam kelompok masing-masing dapat ditulis sebagai berikut: b
T
, B
b
, b
T
W
b
. Agar dapat mendiskriminasi kelompok secara maksimal, fungsi diskriminan D harus
diestimasi untuk memaksimumkan variabilitas antar kelompok. Koefisien b dapat dihitung dengan membuat
λ maksimum, yaitu:
Max λ = b
T
B
b
b
T
W
b
Keterangan: λ lambda : rasio antara jumlah kuadrat antar kelompok dengan jumlah kuadrat
dalam kelompok, yang harus dibuat maksimum. Dengan mengambil partial derivative menurut
λ lalu kemudian menyamakannya dengan nol, maka diperoleh persamaan sebagai berikut:
B – λ Wb = 0
Untuk mencari nilai b, maka diperlukan perkalian dengan W
-1
invers matrik W, sehingga didapat persamaan karakteristik sebagai berikut:
W
-1
B – λ ׀ b = 0
Nilai λ yang maksimum merupakan eigenvalue terbesar dari matrik W
-1
B dan b adalah associated eigenvalue. Elemen b, seperti b
1
sampai dengan b
k
merupakan koefisien fungsi diskriminan atau timbangan weight yang berasosiasi dengan fungsi diskriminan pertama.
Mengacu pada Engel et al, 1994 bahwa terdapat variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian dan variabel tersebut dibagi menjadi dua
kelompok yaitu faktor pengaruh lingkungan dan perbedaan individu, sehingga variabel-variabel yang diduga mempengaruhi pemilihan produk crepe pada
penelitian ini adalah: X
1
: Lokasi outlet X
2
: Ketersediaan fasilitas untuk makan di tempat X
3
: Pelayanan baik X
4
: Kebersihan tempat X
5
: Kenyamanan tempat X
6
: Antrian X
7
: Harga X
8
: Pilihan rasa crepe variasi menu X
9
: Kerenyahan crepe X
10
: Merek terkenal
4.5 Definisi Operasional
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut:
1. Crepe adalah kue tipis yang dapat diisi oleh apapun didalamnya, lalu disajikan
dalam bentuk lipatan-lipatan yang berbentuk seperti kipas. 2.
Konsumen adalah orang yang sedang mengunjungi dan melakukan pembelian
di outlet D’Crepes dan Crepes Co. Pangrangro Plaza Bogor untuk mengkonsumsinya langsung atau dibawa pulang pada saat survey.
3.
Perilaku Konsumen adalah suatu proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli, memakai atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa.
4.
Kepuasan konsumen adalah penilaian konsumen terhadap apa yang
diharapkannya dengan membeli dan mengkonsumsi crepe dengan merek D’Crepes dan Crepes Co.
5.
Responden adalah pengunjung D’Crepes dan Crepes Co. yang sedang
melakukan pembelian dan bersedia untuk diwawancarai dengan panduan
kuesioner.
6.
Atribut adalah sifat yang menjadi ciri khas suatu benda, keterangan atau
kategori bersifat variabel kualitatif. 7.
Lokasi outlet ditunjukkan oleh tempat penjualan yang strategis dan mudah dijangkau oleh konsumen di Pangrango Plaza Bogor.
8.
Ketersediaan untuk makan di tempat ditunjukkan oleh ketersediaan tempat duduk pada outlet D’Crepes dan Crepes Co.
9. Harga adalah penetapan harga produk yang ditetapkan oleh perusahaan yang
mampu mempengaruhi preferensi konsumen.
10. Pilihan rasa crepe ditunjukkan oleh ketersediaan pilihan menu crepe yang
ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen.
11.
Pelayanan yang baik ditunjukkan oleh kecepatan pelayanan dan keramahtamahan dari karyawan yang bertugas.
12.
Kerenyahan crepe ditunjukkan oleh tekstur dari crepe yang renyah.
13. Antrian ditunjukkan oleh adanya situasi antri pada pemesanan, merupakan
faktor yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian.
14.
Merek terkenal dapat ditunjukkan oleh kualitas produk crepe yang dihasilkan.
15.
Kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan adalah keadaan outlet yang membuat konsumen merasa nyaman.
16.
Kecepatan pelayanan ditunjukkan oleh kecepatan karyawan dalam melayani konsumen.
17. Pelayanan yang ramah dan sopan ditunjukkan oleh sikap karyawan yang
mampu melayani konsumen dengan baik, ramah, komunikatif, sabar, serta
sopan, baik dari segi penampilan maupun berperilaku.
18.
Kelengkapan, kesiapan, kebersihan alat-alat yang dipakai ditunjukkan
oleh ketersediaan dan kebersihan alat-alat yang digunakan untuk membuat crepe
.
19.
Musik yang diperdengarkan ditunjukkan dengan adanya alunan musik dari
pengeras suara sebagai salah satu bentuk usaha untuk memberikan rasa
nyaman kepada konsumen.
20.
Produk baruinovasi ditunjukkan dengan ragam atau variasi dari suatu produk crepe yang dijadikan alat untuk promosi.
21.
Aroma yang mampu membangkitkan selera digambarkan oleh wangi yang tercium dari produk crepe.
22.
Bentuk dan ukuran crepe ditunjukkan dari bentuk crepe yang menarik serta besarkecilnya ukuran crepe.
23. Kemasan bawa pulang ditunjukkan dengan kemudahan, kepraktisan, serta
keindahan kemasan untuk dibawa pulang.
24. Kemudahan memperoleh produk ditunjukkan oleh ketersedian produk serta
kemudahan konsumen dalam mengetahui lokasi outlet D’Crepes dan Crepes
Co.
25.
Penyajian produk ditunjukkan oleh kemudahan konsumen dalam mengkonsumsi makanan crepe serta kebersihan dan kerapian penyajian crepe.
26.
Kandungan gizi ditunjukkan oleh kadar zat gizi yang terkandung di dalam
crepe .
27. Kandungan serat ditunjukkan oleh kadar serat yang terkandung di dalam
crepe .
28. Penggunaan zat pengawet makanan ditunjukkan oleh adanya informasi
mengenai penggunaan zat pengawet makanan yang dapat diketahui dengan
mudah oleh konsumen.
29. Halal ditunjukkan oleh adanya informasi jaminan atau label halal.
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
5.1 Gambaran Umum D’Crepes
D’Crepes merupakan merek dagang produk crepe dari PT Jaddi Pastrisindo Gemilang dan menjadi pelopor produk crepe pertama di Indonesia.
Status kepemilikan perusahaan adalah perusahaan perorangan atas nama Sofyan Wanandi. Berawal dari ketidaksengajaan pada saat pemilik sedang melakukan
perjalanan ke Perancis, kemudian melihat makanan crepe yang di negara tersebut sudah sangat terkenal sehingga membuat Bapak Sofyan Wanandi merasa tertarik
untuk mencoba membawa produk makanan tersebut ke Indonesia. Produk D’Crepes tersedia di pasar Indonesia Jakarta sejak tahun 1995 dengan
diversifikasi produk dan jumlah outlet yang masih sangat terbatas. Saat ini D’Crepes memiliki 62 outlet yang tersebar di pulau Jawa,
Sumatera, Sulawesi, dan Bali. Dengan jumlah total pegawai dari PT Jaddi Patrisindo Gemilang sebanyak 600 orang. Dalam rangka untuk memperluas
pangsa pasar D’Crepes di daerah Bogor maka dibuka dua outlet baru yaitu di Ekalokasari Plaza dan Pangrango Plaza Bogor pada tahun 2005. Outlet D’Crepes
Pangrango Plaza Bogor terletak di lantai dasar. Jumlah karyawan pada setiap outlet D’Crepes antara lima sampai delapan
orang. Outlet D’Crepes Pangrango-Plaza Bogor memiliki jumlah karyawan sebanyak lima orang, yang terdiri dari Leader, Assistant leader dan Crew in
charge. Pembagian shift kerja dibagi menjadi dua yaitu shift pagi dimulai dari pukul 09:00-16:00 dan shift siang dimulai dari pukul 14:00-21:00. Setiap
karyawan mendapat satu kali hari libur.