Sikap. Sikap membantu dalam mengevaluasi pangsa pasar dan memilih pangsa
target. Sikap dapat didefinisikan sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak
menguntungkan secara konsisten dengan objek atau alternatif yang diberikan.
Kepribadian, Gaya Hidup dan Demografi. Kepribadian didefinisikan sebagai
respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Kepribadian dan gaya hidup merupakan variabel-variabel yang menyebabkan perbedaan dalam konsumsi
produk dan preferensi merek Engel et al., 1994. Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Faktor
demografi seperti usia pembeli, tingkat pendidikan atau sifat rumah tangga juga akan mempengaruhi perilaku pembelian seseorang.
3.1.4.3 Proses Psikologis
Engel et al., 1994 mengungkapkan bahwa proses pikologis membentuk aspek motivasi dan perilaku konsumen. Tiga sentral dalam pembentukan motivasi
dan perilaku tersebut adalah pemrosesan informasi, pembelajaran dan perubahan sikap dan perilaku.
Pemrosesan Informasi. Merupakan suatu proses dimana rangsangan pemasaran
diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan, kemudian diambil lagi oleh konsumen untuk menilai alternatif-alternatif produk.
Pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses dimana pengalaman
menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku. Terdapat dua pendekatan pembelajaran. Pertama adalah pembelajaran kognitif, pembelajaran
yang dicerminkan melalui perubahan pengetahuan dan fokusnya adalah pada
pengertian akan proses mental yang menentukan bagaimana orang mempelajari informasi. Kedua, pendekatan behaviourisme, pada pendekatan ini semata-mata
berkenaan dengan perilaku yang dapat diamati.
Perubahan Sikap dan Perilaku. Sikap dan perilaku dapat dipengaruhi secara
persuasif melalui komunikasi. Selain itu, terdapat berbagai teknik yang biasa digunakan pemasar untuk memodifikasi perilaku manusia.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia menyebabkan perubahan pada pola konsumsi dan cara makan masyarakat. Perubahan tersebut dapat
mempengaruhi timbulnya tuntutan akan pemenuhan kebutuhan pangan yang berkualitas, daya beli yang terjangkau dan siap saji praktis. Hal ini
mengakibatkan konsumen dihadapkan terhadap berbagai pilihan produk makanan dan menarik minat konsumen untuk mencoba jenis pangan yang baru.
Dewasa ini crepe menjadi salah satu makanan selingan pilihan bagi masyarakat perkotaan karena mudah dijumpai di pusat-pusat perbelanjaan, selain
itu rasa yang enak dan harga yang relatif terjangkau. Salah satu pelopor produk crepe di Indonesia adalah D’Crepes. Kesuksesan D’Crepes dengan mengusai
pangsa pasar produk crepe mendorong kemunculan produsen lain untuk mengembangkan makanan jenis crepe.
Produsen crepe memandang bahwa kebutuhan akan pengetahuan perilaku konsumen sangat penting agar tetap bertahan di pasar. Salah satu cara adalah
dengan mengetahui karakteristik konsumennya, proses keputusan pembelian