dari Paris. Penulis buku tersebut menjelaskan cara membuat crepe dengan tepung terigu, telur, air, garam, dan anggur. Crepe ini dimasak pada campuran lemak,
mentega, dan ditaburi gula bubuk sebelum dihidangkan. Crepe tradisional yang lembut, tipis, dan sangat terkenal berasal dari
Brittany, suatu kawasan di bagian barat Perancis. Crepe dinikmati setiap waktu, baik untuk sarapan, makan siang, makan malam, ataupun sebagai makanan
ringan. Creperies merupakan restoran khusus yang menyajikan crepe sebagai menu utamanya. Restoran ini mulai berkembang pada awal abad ke-20 di seluruh
Perancis. Seiring dengan meningkatnya aspek pariwisata, membuat crepe menjadi sangat populer di seluruh perancis dan telah menjadi salah satu simbol dunia
makanan Perancis.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai proses keputusan pembelian konsumen pernah dilakukan oleh peneliti lain, beberapa diantaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Dewi 2004 tentang proses keputusan pembelian konsumen serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian di restoran
tradisional Sunda. Untuk menganalisis karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian konsumen restoran tradisional Sunda dilakukan melalui
analisis deskriptif, sedangkan untuk mengetahui urutan faktor-faktor yang dominan dipertimbangkan oleh konsumen serta hubungan antara faktor-faktor
tersebut dilakukan pengolahan data dengan menggunakan Analisis Faktor. Berdasarkan hasil Analisis Faktor, diperoleh lima variabel yang menjadi
pertimbangan utama konsumen kelas rendah yaitu porsi makanan, pengaruh
keluarga, rasa lapar, pelayanan dan lokasi. Untuk kelas menengah yaitu rasa, promosi penjualan, pelayanan, kebersihan makanan dan peralatan serta pengaruh
teman. Sementara untuk kelas atas lima variabel utamanya adalah promosi penjualan, pendapatan, porsi makanan, pengaruh keluarga dan rasa.
Penelitian mengenai perilaku konsumen juga telah dilakukan terhadap Martabak Air Mancur oleh Sary 2006, hal yang dianalisis adalah proses
keputusan pembelian Martabak Air Mancur di dua cabang yaitu cabang Jl. Sudirman dan cabang Jl. Padjajaran serta menganalisis tingkat kepuasan
konsumen terhadap Martabak Air Mancur di dua cabang tersebut. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif untuk mengetahui karakteristik konsumen dan
proses keputusan pembelian, analisis angka ideal untuk mengetahui sikap konsumen dan analisis Importance-Performance untuk mengetahui pelaksanaan
Martabak Air Mancur melalui atribut produk martabak. Berdasarkan hasil analisis, konsumen memiliki alasan mengkonsumsi
martabak yang sama diantara dua cabang yaitu menjadikan makanan hiburan dan sekedar hobi. Rasa yang enak merupakan alasan konsumen dan manfaat yang
didapat dari mengkonsumsi martabak adalah makanan selingan sebagian besar konsumen mempunyai pengaruh biasa saja terhadap pembelian Martabak Air
Mancur. Faktor keluarga mempengaruhi alasan bagi konsumen di cabang lama, namun di cabang baru pembelian dipengaruhi oleh konsumen sendiri. Sebagian
besar konsumen membeli martabak pada hari libur dan alasan yang menyebabkan konsumen dari kedua cabang membeli martabak adalah sekalian lewat.
Urutan atribut yang diprioritaskan berdasarkan nilai sikap responden yaitu kecepatan penyajian, harga, rasa, gizi, higienis, aroma, warna, variasi menu,
ketebalan, dan kemasan. Penelitian di dua cabang Martabak Air Mancur mempunyai sebagian besar atribut berada di kuadran dua Maintain
Performance, perbedaan yang muncul untuk dua cabang adalah terdapat pada atribut kemasan, variasi menu, dan aroma. Sementara harga, warna, dan kemasan
tidak perlu diperbaiki. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Aida 2005, tentang perilaku
konsumen dalam proses keputusan pembelian minuman suplemen berserat studi kasus di perumahan Griya Katulampa Kotamadya Bogor. Metode yang
digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan model sikap Fishbein untuk mengidentifikasikan atribut produk minuman suplemen berserat yang dinginkan
konsumen. Metode lain yang digunakan adalah metode Principal Component analysis untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen
dilakukan melalui perhitungan nilai respon rata-rata. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor tersebut dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan analisis faktor. Berdasarkan hasil analisis diperoleh faktor utama yang mempengaruhi
pembelian minuman suplemen berserat ditentukan berdasarkan nilai Communality yaitu promosi penjualan, pengaruh penjualan, kepraktisan, merek, dan kandungan
bahan. Sedangkan atribut minuman suplemen berserat yang diinginkan konsumen secara berurutan adalah atribut kepraktisan, atribut merek, atribut harga, atribut
kemudahan memperoleh, atribut kandungan bahan, atribut manfaat, atribut rasa, atribut ukuran, dan atribut kemasan.
Hal yang membedakan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah perbedaan produk yang belum pernah diteliti sebelumnya serta
dilakukannya analisis faktor untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan crepe dan sejauh mana faktor-faktor tersebut mempengaruhi proses
keputusan pembelian makanan crepe.
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN