Uji Kesesuaian Sebaran Eksponensial Sebaran Normal Uji Kenormalan Data

15 Fungsi kepadatan peluang komulatifnya adalah : FT = PT ≤ t = ∫ − t t dt e α α = 1- , t e α − untuk t ≥ = 0, untuk t0 Nilai harapan dari T diperoleh dengan rumus: ET = ∫ − ~ dt e t t α α = [ ] ∫ = + − − − ~ ~ 1 α α α dt e te t t Selanjutnya keragaman dari T dapat diperoleh dengan cara integrasi yang sama, yaitu : VT = ET 2 -ET 2 = 2 1 α Dari rumus ini dapat dilihat bahwa sebaran eksponensial mempunyai sifat khusus yang menarik, yaitu bahwa nilai harapannya sama dengan simpangan bakunya.

4. Uji Kesesuaian Sebaran Eksponensial

Uji ini dilakukan apabila kita mempunyai dugaan bahwa data yang diperoleh misalkan data waktu pelayanan atau waktu antar kedatangan mempunyai sebaran eksponensial. Langkah awal dari pengerjaan ini ialah dengan membuat tabel data seperti dibawah ini. Tabel 2. Sebaran frekwensi data waktu antar kedatangan Selang Waktu t a -t b Frekwensi fn t 1 -t 2 t 2 -t 3 . . t n -t n-1 f1 f2 . . fn 16 Nilai rata-ratanya dihitung sebagai berikut : fn f f fn t t f t t f t t n n + + + − + + − + − = − K K 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 1 µ Besarnya kemungkinan eksponensial G i t untuk setiap kelas interval dihitung sebagai berikut : G i t = ∫ − − − − = b a b a t t t t t e e dt e µ µ µ µ Frekwensi teoritis e i pada setiap kelas interval dihitung sebagai berikut : e i =G i t N , N adalah jumlah data pengamatan setelah itu, menghitung nilai Chi-kuadrat dengan rumus : X 2 hitung = ∑ = − n n n n h e e f 2 Apabila nilai X 2 hitung ≤ X 2 α tabel maka diterima hipotesis bahwa data mengikuti sebaran eksponensial. Apabila hasilnya sebaliknya maka hipotesis bahwa data mengikuti sebaran Eksonensial ditolak.

5. Sebaran Normal

Dalam dunia nyata terdapat beberapa tipe kejadian acak yang dibentuk oleh sebaran normal. Sebaran ini mempunyai karakteristik kepadatan peluangnya berbentuk lonceng yang simetris terhadap garis x = µ dengan fungsi densitas pada X = x dengan persamaan : fx = 2 2 2 1 2 1 µ σ π σ −       x e dengan : π : nilai konstant 3,1416 e : nilai konstan 2,7183 µ : rata-rata σ : simpangan baku dan nilai x mempunyai batas -~x~ 17 Sebaran normal dapat dibedakan dari sebaran norml lainnya atas dasar perbedaan nilai rata-rata dan simpangan bakunya atau kedua- duanya Sudjana, 1982 di dalam Henryardinanto, 2003.

6. Uji Kenormalan Data

Uji kenormalan data didasarkan pada fakta bahwa nilai tengah contoh dan keragaman contoh tidak saling tergantung satu sama lainnya, jika dan hanya jika contoh berasal dari sebaran normal. Misalkan kita mempunyai sampelacak dengan hasil pengamatan x 1, x 2, ....., x n . Berdasarkan sampel ini akan dilakukan uji hipotesis bahwa data yang diambil berasal dari populasi yang memiliki sebaran normal atau data tersebut berasal dari populasi yang memiliki sebaran tidak normal. Menurut Sudjana 1982 di dalam Henryardinanto 2003 prosedur pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut. a. Pengamatan x 1 , x 2 , , x n dijadikan angka baku z 1 , z 2 , , z n dengan menggunakan rumus zi = s x x       − − 1 − x dan s masing- masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari data. b. Untuk tiap angka baku ini dan dengan menggunakan daftar sebaran normal baku, kemudian dihitung peluang Fzi = Pz ≤ z i . c. Selanjutnya dihitung proporsi z 1 , z 2 , , z n yang lebih kecil atau sama dengan z i . Jika proporsi ini dinyatakan oleh Sz i , maka: Sz i , maka: Sz i = banyaknya z 1 , z 2 , , z n yang ≤ z i n. d. Hitung selisih Fz i Sz i kemudian tentukan harga mutlak. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini L . Untuk menerima atau menolak hipotesis, L harus dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors untuk taraf α yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis bahwa populasi bersebaran normal jika L yang diperoleh 18 dari data pengamatan melebihi nilai L dari daftar. Apabila hasilnya sebaliknya maka hipotesis bahwa data mengikuti sebaran normal diterima.

7. Sebaran Empiris