Stasiun Filleting Stasiun Trimming Stasiun Washing Stasiun Sizing

40 penimbangan bahan baku serta pemberian label produksi. Arahan produksi yang diberikan stasiun ini didasarkan dari rencana produksi yang dikeluarkan oleh departement PPIC Production Planning Inventory Control . Secara umum bahan baku kerang akan masuk ke lini produksi kerang, bahan baku bekutak akan masuk ke lini produksi WR, bahan baku tenggiri akan masuk ke lini produksi steak, dan untuk ikan segar akan masuk ke lini fillet, butterfly, WGGS.

3. Stasiun Penyisikan

Stasiun penyisikan merupakan stasiun yang menjadi bagian dari lini produksi fillet ikan beku. Stasiun ini menerima bahan baku dari stasiun arahan produksi dengan label produk Skin On. Secara umum jenis ikan yang diterima di stasiun ini ialah jenis ikan kakap. Proses yang dilakukan di stasiun ini ialah penghilangan sisik yang dilakukan secara manual oleh operator menggunakan alat bantu berupa kikir khusus sisik. Setelah ikan disisik kemudian dicelup dengan larutan klorin 50 ppm dan dibilas dengan menggunakan air agar tidak ada sisik atau sisa kotoran yang menempel pada ikan. Penggunaan larutan klorin bertujuan untuk meminimasi jumlah bakteri yang ada pada tubuh ikan. Pada tahap ini bobot ikan akan mengalami penyusutan sebesar ± 2 akibat kehilangan sisik.

4. Stasiun Filleting

Stasiun filleting menerima bahan baku dari stasiun arahan produksi dan stasiun penyisikan. Pada stasiun ini ikan yang diterima akan disayat menjadi satu potongan utuh dari tiap sisi yang untuk memisahkan daging ikan dari tulangnya. Hasil dari stasiun ini adalah berupa dua keping potongan ikan dengan limbah berupa kepala, tulang dan buntut ikan. Potongan ikan tersebut akan di proses ke stasiun selanjutnya, sedangkan limbah akan dipindahkan ke ruang penanganan limbah. Rendemen yang diperoleh dari hasil filleting ialah 45 - 58 dari bobot bahan ikan dari stasiun sebelumnya. Pada stasiun ini keahlian operator menjadi kunci penting dalam menjaga kecepatan proses dan rendemen karena dibutuhkan keterampilan khusus untuk menyayat ikan menjadi potongan dengan bentuk yang baik. 41

5. Stasiun Trimming

Stasiun ini menerima bahan ikan yang berasal dari stasiun sebelumnya yakni stasiun filleting. Terdapat beberapa proses pengerjaan yakni deboning, deskinning dan trimming. Proses boning sendiri merupakan proses penghilangan duri dari daging ikan, dengan menggunakan pinset operator pada stasiun ini mencabut duri-duri ikan dari dalam daging. Proses skinning dilakukan untuk produk fillet ikan skinless yakni daging ikan dikuliti sehingga tidak ada kulitnya untuk produk ikan skin on tidak dikuliti. Proses trimming merupakan proses perapihan bentuk daging ikan, dengan menggunakan pisau, daging ikan yang diterima dibuang sisi-sisinya yang tidak bagus sehingga menjadi baik tampilan dan bentuknya. Rendemen yang diperoleh ialah 70 - 88 dari bobot bahan ikan dari stasiun sebelumnya.

6. Stasiun Washing

Setelah ikan melalui stasiun trimming ikan tersebut di cuci dengan menggunakan larutan klorin 30 ppm di stasiun washing ini. Pencucian dilakukan dengan cara merendam ikan di dalam larutan sambil dibersihkan agar sisa duri maupun kotoran lainnya hilang.

7. Stasiun Sizing

Ikan yang telah dicuci, kemudian oleh stasiun sizing dipotong sesuai jenis potongan yang ditentukan portion cut,natural cut,one cut, finger sesuai dengan label arahan produksi. Setelah ikan di bentuk potongan tertentu kemudian ikan di sortir sesuai ukurannya berdasarkan bobotnya. Standar beratnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Bobot standar fillet Ukuran Satuan Finger Pieces 4 - 6 ozpcs 6 - 8 ozpcs 8 - 10 ozpcs 42

8. Stasiun Panning