III. METODE PENELITIAN
A. KERANGKA PEMIKIRAN
Ketidakseimbangan antara jumlah input bahan baku dengan kemampuan pelayanan lini produksi dalam industri pengolahan ikan fillet beku dapat
menimbulkan permasalahan dalam hal produktivitas industri tersebut. Antrian yang terjadi selama bahan baku menunggu untuk diproses sebagai akibat dari
kemampuan pelayanan yang tidak mampu menangani pemasukan bahan baku secra maksimal dapat menimbulkan kerugian biaya akibat penurunan kualitas
bahan baku serta kerusakan bahan baku selama menunggu. Rendahnya utilitas pelayanan juga akan menimbulkan permasalahan pada efisiensi penggunaan
sumber daya yakni terjadinya inefisiensi. Analisa sistem antrian lini produksi merupakan suatu cara yang dapat
dilakukan untuk membantu memahami permasalahan pada kegiatan proses produksi. Agar terhindar dari kerugian biaya dan penggunaan sumber daya
yang tidak maksimal, pengembangan model antrian dapat menjadi salah satu titik perbaikan untuk meningkatkan produktivitas di dalam industri pengolahan
tersebut. Pengembangan model antrian dilakukan dengan cara menganalisis
komponen sistem antrian lini produksi fillet ikan beku PT. Global Tropical Seafood yakni distribusi kecepatan kedatangan bahan baku dan distribusi
kecepatan pelayanan operator. Oleh karena kedua komponen tersebut bersifat probalistik maka model tersebut belum tentu sesuai dengan model baku yang
memiliki asumsi-asumsi khusus. Dalam hal ini teknik simulasi yang bersifat stokastik dapat diterapkan dalam rangka mencari solusi yang memuaskan dan
realistis. Simulasi sistem antrian dengan menggunakan pendekatan berencana,
memiliki tujuan utama untuk menguraikan masalah, mengembangkan dan menetapkan model-model kuantitatif untuk masalah yang spesifik. Komponen-
komponen yang terlibat dalam pendekatan berencana ialah data yang sesuai, serta teknik yang digunakan dalam menyelesaikan masalah.
31 Hasil analisis tersebut akan berguna untuk menjadi sebuah parameter
perbaikan model antrian. Pengembangan model antrian yang memberi kinerja lebih baik dapat diindikasikan dengan menjadi minimalnya waktu tunggu
bahan sesaat sebelum di proses dan maksimalnya utilitas operator.
B. PENDEKATAN BERENCANA