27
G. Verifikasi dan Validasi
Verifikasi merupakan proses penentuan apakah model simulasi yang dibuat telah sesuai dengan yang diinginkan. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yakni : 1. Tes data : Mengevaluasi setiap kejadian yang mungkin,
mempersiapkan data masukan secara khusus dan kemampuan program pada kondisi ekstrim.
2. Tulis dan debug prodram dalam modul-modul atau subprogram- subprogram
3. Di uji oleh banyak orang. 4. Run pada asumsi penyerdehanaan dimana model simulasi dapat
dihitung dengan mudah. 5. Lihat Hasil Simulasi.
Maarif,2006 Validasi model dilakukan untuk mengetahui apakah model yang telah
dibuat sesuai dengan kondisi nyata. Uji yang dapat dilakukan salah satunya ialah dengan menggunakan uji-t distribusi student. Uji t menguji kesamaan
nilai tengah ยต antara dua populasi dengan hipotesis sebagai berikut : H
: H
1
: Hipotesis tersebut diterima ataupun ditolak dengan menggunakan nilai t,
apabila nilai t
hitung
masuk ke dalam wilayah kritis yakni t
2
dan -t
2
maka H
akan di tolak dan H
1
akan diterima, sebaiknya jika t diluar wilayah kritis maka H
diterima dan H
1
akan ditolak. Perhitungan nilai t dihitung dengan rumus :
dengan : X
1
= Rata-rata data pengamatan X
2
= Rata-rata data hasil simulasi
28
1
= Standar deviasi pengamatan
2
= Standar deviasi hasil simulasi n
1
= Jumlah Data pengamatan n
2
= Jumlah Data hasil simulasi Hasan, 2001
H. PENELITIAN TERDAHULU
Djamaris 1984, telah melakukan simulasi model antrian sistem transportasi tebu di PT. PG Kebon Agung, Malang dengan output berupa rata-
rata waktu antar kedatangan dan kecepatan pelayanan. Sitompul 1984 telah melakuan perancanaan sistem antrian transportasi
tebu di PG Sei Semayang PT. Perkebunan IX Medan, dengan hasil simulasi berupa waktu antar kedatangan, rata-rata panjang antrian, rata-rata fraksi
menganggur fasilitas pelayanan dan biaya total antrian. Edikustianto 1986, mengaplikasikan teknik antrian dala
mendayagunakan fasilitas bongkar tebu di PT. PG Kebun Agung, Malang dengan Output berupa rata-rata waktu tunggu, rata-rata panjang antrian dan
rata-rata fraksi mengunggu fasiitas pelayanan. Arieta 1988 telah melakukan analisa sistem antrian penanganan susu
segar di daerah peternakan bandung utara, jawa barat, dengan hasil berupa kebijakan operasional dalam menentukan kebutuhan fasilitas pelayanan untuk
menghadapi produksi susu yang terus meningkat. Riwu 2002 melakukan penelitian mengenai pengaruh rekayasa model
antrian aliran bahan terhadap tingkat produktivitas proses pengolahan live shrimp head on boiled frozen
di PT. Dipasena Citra Darmaja, Lampung dengan hasil rata-rata waktu tunggu, rata-rata keseluruhan waktu dalam sistem
produksi, rata-rata material terproses. Andika 2002 melakukan simulasi sistem antrian pola aliran bahan pada
pengolahan udang beku dengan program QSS dengan hasil kombinasi komponen pelayanan terbaik.
Tandililing 2003 melakukan analisis rekayasa sistem antrian aliran bahan terhadap produktivitas proses pengolahan fillet ikan beku. Dengan hasil
perbaikan sistem antrian terhadap bahan yang terproses.
29 Henryardinanto 2003 melakukan analisis sistem antrian udang di PT.
Dipasena citra darmaja, lampung dengan hasil berupa perbaikan model antrian. Aggraini 2005 melakukan penelitian mengenai waktu standar kerja dan
analisis keseimbangan lini produksi pada industri pengolahan udang beku studi kasus di PT. Central Pertiwi Bahari, Lampung. Dengan hasil berupa
standar waktu kerja serta pebaikan kinerja sistem antrian.
III. METODE PENELITIAN
A. KERANGKA PEMIKIRAN
Ketidakseimbangan antara jumlah input bahan baku dengan kemampuan pelayanan lini produksi dalam industri pengolahan ikan fillet beku dapat
menimbulkan permasalahan dalam hal produktivitas industri tersebut. Antrian yang terjadi selama bahan baku menunggu untuk diproses sebagai akibat dari
kemampuan pelayanan yang tidak mampu menangani pemasukan bahan baku secra maksimal dapat menimbulkan kerugian biaya akibat penurunan kualitas
bahan baku serta kerusakan bahan baku selama menunggu. Rendahnya utilitas pelayanan juga akan menimbulkan permasalahan pada efisiensi penggunaan
sumber daya yakni terjadinya inefisiensi. Analisa sistem antrian lini produksi merupakan suatu cara yang dapat
dilakukan untuk membantu memahami permasalahan pada kegiatan proses produksi. Agar terhindar dari kerugian biaya dan penggunaan sumber daya
yang tidak maksimal, pengembangan model antrian dapat menjadi salah satu titik perbaikan untuk meningkatkan produktivitas di dalam industri pengolahan
tersebut. Pengembangan model antrian dilakukan dengan cara menganalisis
komponen sistem antrian lini produksi fillet ikan beku PT. Global Tropical Seafood yakni distribusi kecepatan kedatangan bahan baku dan distribusi
kecepatan pelayanan operator. Oleh karena kedua komponen tersebut bersifat probalistik maka model tersebut belum tentu sesuai dengan model baku yang
memiliki asumsi-asumsi khusus. Dalam hal ini teknik simulasi yang bersifat stokastik dapat diterapkan dalam rangka mencari solusi yang memuaskan dan
realistis. Simulasi sistem antrian dengan menggunakan pendekatan berencana,
memiliki tujuan utama untuk menguraikan masalah, mengembangkan dan menetapkan model-model kuantitatif untuk masalah yang spesifik. Komponen-
komponen yang terlibat dalam pendekatan berencana ialah data yang sesuai, serta teknik yang digunakan dalam menyelesaikan masalah.