Diskusi Pendidikan Karakter character building

2.6 Diskusi

Diskusi merupakan suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu,atau untuk menyelesaiakan keputusan bersama. Selama diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang sama dalam suatu keputusan atau kesimpulan Soetomo, 1993 dalam http:vikiwulandari.blogspot.com. Metode diskusi adalah satu dari alat yang paling berharga dalam daftar strategi yang dimiliki oleh seorang pengajar Zaini, 2008:117. Maidar 2010 dalam http:vikiwulandari.blogspot.com menyatakan bahwa metode diskusi pada dasarnya adalah suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Jadi, metode diskusi adalah salah satu strategi yang paling efektif bagi siswa untuk bertukar pendapat dalam sebuah kelompok sehingga siswa dapat menarik kesimpulan secara bersama-sama mengenai masalah yang sedang dibicarakan. Kelebihan metode diskusi yaitu: asuasana kelas lebih hidup, b menaikkan prestasi kepribadian individu, seperti sikap toleransi, demokrasi, dan berpikir kritis, c kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, d melatih siswa untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib layaknya dalam suatu musyawarah,emembantu siswa untuk mengambil keputusan yang lebih baik, f tidak terjebak kedalam pikiran individu yang kadang-kadang salah, penuh prasangka, dan sempit. Kekurangannyaadalahmemerlukan waktu yang panjang,menghendaki pembuktian logis, tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar, biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal, dan adanya siswa yang memonopoli pembicaraan dan ada pula siswa yang pasif.

2.7 Pendidikan Karakter character building

Semakin berkembangnya teknologi dan informasi IPTEK yang mampu menghadirkan kemudahan dan kenyamanan hidup juga mengundang serentetan persoalan. Haitami dalam Kurniawan 2013:17 menyatakan bahwa kemajuan zaman yang terjadi saat ini, yang semula dipandang akan memudahkan pekerjaan manusia, kenyataannya juga menimbulkan keresahan dan ketakutan baru bagi manusia, yaitu kesepian dan keterasingan baru, yang ditandai dengan lunturnya rasa solidaritas, kebersamaan, dan silahturahmi. Keluhan mengenai berbagai dampak negatif teknologi informasi sesungguhnya menunjukkan bahwa kita kurang siap dalam memanfaatkannya untuk kemajuan hidup. Tayangan televisi yang didominasi oleh acara- acara tidak bermutu semakin menambah kemerosotan moral. Ini dapat dilihat dari tanyangan sinetron yang secara tidak langsung mengajarkan kepada generasi muda untuk tawuran, menentang orang tua, dan memakai pakaian yang tidak selayaknya merupakan beberapa contoh yang membuat moral generasi muda merosot.Keadaan dimana semakin merosotnya moral perlu dibenahi agar bangsa ini mempunyai karakter yang bagus, menjadi bangsa yang cakap teknologi dan moral sehingga bangsa ini dapat mengikuti perkembangan zaman dengan baik.Salah satu cara pembenahan karakter bangsa yang semakin merosot ini yaitu dengan memasukkan karakter dalam pendidikan. Ahmad dalam Kurniawan 2013:26 merumuskan pendidikan adalah bimbingan atau didikan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan anak didik, baik jasmani maupun ruhani, menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Mangun dalam Kurniawan 2013:27 menyatakan bahwa pendidikan adalah mempersiapkan dan menumbuhkan anak didik atau individu manusia yang prosesnya berlangsung secara terus menerus sejak ia lahir sampai ia meninggal dunia. Kurniawan 2013:27 berpendapat bahwa pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada siswa terhadap semua aspek perkembangan kepribadian, baik jasmani dan ruhani, secara formal, informal, dan nonformal yang berjalan terus-menerus untuk mencapai kebahagian dan nilai yang lebih tinggi baik nilai insaniyah maupun ilahiyah. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pendidikan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus untuk terbentuknya kepribadian anak baik jasmani maupun rohani secara formal maupun nonformal. Lorens dalam Kurniawan 2013:28 menyatakan bahwa karakter adalah nama dari jumlah seluruh ciri pribadi yang mencakup perilaku, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, kemampuan, kecenderungan, potensi, nilai-nilai, dan pola pemikiran. Suyanto dalam Kurniawan 2013:28 mengartikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, ahklak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lainnya. Tobroni dalam Kurniawan 2013:29 menyatakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat-istiadat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa karakter adalah nilai-nilai, sifat dan watak yang dimiliki oleh individu. Pendidikan karakter menurut Teguh dalam Kurniawan 2013;31 menyangkut bakat potensi dasar alami, harkat derajat melalui penguasaan ilmu dan teknologi, dan martabat harga diri melalui etika dan moral. Suyanto dalam Kurniawan 2013:31 menyatakan pendidikan karakter sebagai pendidikan budi pekerti plus, yaitu melibatkan aspek pengetahuan cognitive, perasaan feeling dan tindakan action. Agus dalam Kurniawan2013:31 menyatakan pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter- karakter luhur kepada anak didik sehingga mereka memiliki karakter luhur tersebut, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya dalam keluarga, anggota masyarakat, dan warga negara. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang tidak hanya melibatkan pengetahuan saja, akan tetapi memasukkan moral sebagai bekal individu agar dapat memasuki dunia masyarakat dengan baik. Ngainun 2012:123 menyebutkan bahwa ada 18 nilai-nilai dalam pembangunan karakter yaitu 1 religius, 2 jujur, 3 toleransi, 4 disiplin, 5 kerja keras, 6 kreatif, 7 mandiri, 8 demokratis, 9 rasa ingin tahu, 10 semangat kebangsaan, 11 cinta tanah air, 12 menghargai prestasi, 13 bersahabat, 14 cinta damai, 15 gemar membaca, 16 pantang menyerah, 17 peduli lingkungan, 18 peduli sesama. Kurniawan 2013 juga mendiskripsikan 18 nilai pendidikan karakter yang disajikan dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter Kurniawan, 2013:41 No Nilai Deskripsi 1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama yang lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama yang lain 2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan 3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya 4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan 5 Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh- sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik- baiknya 6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki 7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas- tugas 8 Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain 9 Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, atau didengar 10 Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya 11 Cinta tanah air Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas diri dan kelompoknya 12 Menghargai prestasi Sikap dan pendapat yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain No Nilai Deskripsi 13 Bersahabat Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerjasama dengan orang lain 14 Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lainn merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya 15 Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya 16 Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya- upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi

2.8 Pembelajaran Kimia Berbasis Teknologi Informasi dan