Berdasarkan hasil analisis nilai karakter terampil yang sudah dilakukan, diperoleh skor sebesar 59 yang termasuk dalam kategori baik. Data analisis nilai
karakter terampil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 33.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 April sampai dengan 29 Mei 2014 di SMK Assalamah Pati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keefektifan pembelajaran kimia berbasis teknologi informatika dan karakter terhadap pencapaian kompetensi pada siswa SMK pokok bahasan konsep mol dan
konsep mol. Teknologi informatika yang dimaksudkan yaitu pemanfaatan internet sebagai Sumber mendapatkan informasi. Metode pembelajaran yang digunakan
yaitu diskusi. Pembelajaran dilaksanakan dalam 7 pertemuan. Pembelajaran dimulai dengan pretespada pertemuan ke-1, untuk mengetahui keadaan awal kelas
sebelum diberi perlakuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Pada pertemuan ke-2 sampai ke-6 dilaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan metode diskusi. Pertemuan ke-7 dilaksanakan postes untuk mengukur keberhasilan pembelajaran setelah diberi perlakuan.
Setiap pertemuan siswa dituntut untuk bekerjasama dengan masing- masing kelompoknya dengan cara berdiskusi. Siswa juga dituntut untuk mencari
materi yang dibutuhkannya dengan cara memanfaatkan internet sebagai Sumber belajar dengan mencantumkan sumber-sumbernya. Kelompok bersifat permanen
selama penelitian, hal ini bertujuan untuk memudahkan pengelolaan kelas dan
meningkatkan kemampuan kerjasama karena siswa sudah saling mengenal dan sudah terbiasa dengan cara belajar teman-teman satu kelompok.
Berdasarkan analisis diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa data nilai pretesberdistribusi normal. Pada uji normalitas data postes, juga didapatkan
bahwa data berdistribusi normal. Hal ini berarti data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal dan analisis data selanjutnya yang digunakan yaitu
statistik parametrik. Keefektifan pembelajaran yang ingin diketahui dapat dilihat dari hasil
belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa diamati melalui lembar observasi. Pengamatan dilakukan oleh
temannya sendiri, yaitu teman satu kelompoknya secara bergiliran sehingga satu anak diamati oleh 4 siswa yang berbeda setiap pertemuannya. Hasil belajar
kognitif diperoleh dari data postes yang berupa tes soal polihan ganda berjumlah 20 soal.
Berdasarkan olah data, nilai rata- rata hasil belajar afektif siswa termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 31. Nilai Karakter yang diamati ada tujuh,
yaitu aktif, bekerjasama, rasa ingin tahu, tanggungjawab, kritis, percaya diri, demokratis dan terampil. Sedangkan keterampilan sosial yang diamati yaitu aktif
mengemukakan pendapat, memperhatikan penjelasan orang lain, berpartisipasi dalam diskusi dan menyelesaikan tugas kelompok.Nilai karakter siswa akan
dibahas lebih mendalam karena saat ini nilai karakter dimasukkan kedalam kurikulum.Masuknya nilai-nilai karakter kedalam pendidikan di sekolah sangatlah
penting karena ini merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kemorosotan
karakter dan sekolah memiliki peran yang sangat urgen dalam pendidikan karakter seorang siswa Kurniawan, 2013. Ini diperkuat oleh Marzuki 2013 yang
menyebutkan bahwa pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan pemuatan nilai-nilai karakter dalam semua mata pelajaran
yang diajarkan disekolah dan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan olah data penilaian karakter dapat disimpulkan bahwa dari
tujuh karakter, terdapat lima karakter yang termasuk dalam kategori baik dan dua nilai karakter termasuk dalam kategori cukup. Lima karakter yang termasuk dalam
kategori baik yaitu bekerja sama, rasa ingin tahu, tanggung jawab, percaya diri, dan terampil. Dua karakter yang termasuk dalam kategori cukup yaitu kritis dan
demokratis. Nilai karakter bekerjasama ditunjukkan dengan perilaku siswa selama
diskusi dengan kelompoknya masing-masing, apakah siswa membantu memecahkan masalah yang diberikan atau hanya diam saja dan menggantungkan
hasil akhirnya kepada teman-teman sekelompoknya yang lain. Nilai karakter demokratis ditunjukkan dengan keterbukaan siswa dalam menanggapi pendapat,
saran dan kritik dari anggota kelompoknya maupun dari kelompok lain. Nilai karakter terampil ditunjukkan dengan tepat tidaknya siswa menerapkan konsep,
prinsip, serta rumus- rumus yang didapatkan setelah diskusi berlangsung kedalam soal yang diberikan oleh guru. Nilai karakter percaya diri ditunjukkan dengan
malu tidaknya siswa mengemukakan pendapat, saran, kritik serta pertanyaan yang belum dimengertinya. Selain itu, percaya diri juga melatih keterampilan berbicara
siswa. Ini sejalan dengan pendapat Fani 2011 yang menyatakan diskusi
meningkatkan keterampilan berbicara siswa yang dapat dilihat melalui sesi tanya jawab selama diskusi.
Marsiti 2008 menyebutkan bahwa penerapan metode diskusi dalam pembelajaran dapat menjadikan siswa lebih memahami materi yang diajarkan,
terlatih untuk mencari referensi, memecahkan masalah, dan mendapatkan pengalaman yang lebih luas. Berdasarkan pendapat Marsiti diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa ada dua nilai karakter yang muncul yaitu nilai karakter kritis yang ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan siswa dan nilai
karakter rasa ingin tahu ditunjukkan dengan banyaknya Sumber yang dicantumkan pada laporan hasil diskusi. Nilai karakter tanggungjawab
ditunjukkan dengan terselesaikannya tugas-tugas yang diberikan oleh guru, baik tugas individu maupun tugas kelompok.
Penanaman nilai karakter dengan metode dikusi dapat dikatakan berhasil dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter siswa. Ini terlihat darinilai-nilai karakter
yang muncul selama pembelajaran berlangsung berada dalam kategori baik. Hal ini dilihat dari hasil rata-rata dari kedelapan nilai karakter yang muncul, masing-
masing berada pada kategori baik. Nilaikarakter rasa ingin tahu, percaya diri, dan terampil merupakan nilai-nilai karakter yang muncul dengan sangat baik selama
diskusi berlangsung. Ini dapat dilihat dari jumlah siswa dengan karakter yang sangat baik.
Metode diskusi yang digunakan dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter siswa. Ini sejalan dengan penelitian Hasiah 2013 yang menyebutkan
bahwametode diskusi kelompok memberi pengaruh yang tinggi terhadap aktivitas
siswa khususnya dalam hal aktivitas fisik, mental, dan emosional siswa sehinggadiharapkan dapat menanamkan nilai-nilai karakter siswa melalui
diskusi.Metode dikusi digunakan pada setiap pertemuan dimaksudkan agar nilai- nilai karakter yang muncul benar-benar tertanam pada siswa. Ini sesuai dengan
penelitian Depiyanti 2012 yang menyebutkan bahwa metode pembiasaan dan pengalaman secara langsung menjadi metode utama dalam pelaksanaan
pendidikan karakter. Ini sejalan dengan penelitian Sumarno 2013 yang menyatakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai yang ditanamkan pada diri
seseorang. Sedangkan penelitian Winarni 2013 menyatakanbahwa model Nested dapat digunakan untuk mengintegrasikan beberapa keterampilan belajar:
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, dan keterampilan mengorganisir, juga soft skill keterampilan yang berkaitan perilaku berkarakter.
Penilaian aspek psikomotorik siswa terdiri atas penilaian diskusi siswa dan penilaian sikap psikomotorik selama diskusi berlangsung. Berdasarkan data yang
diperoleh, penilaian sikap psikomotorik siswa termasuk dalam kategori baik, sedangkan untuk diskusi termasuk dalam kategori sangat baik. Penilaian diskusi
menunjukkan bahwa dari sembilan aspek diskusi yang diamati, tujuh aspek termasuk dalam kategori sangat baik dan dua aspek yang termasuk dalam kategori
baik. Ini menunjukkan bahwa diskusi berjalan dengan sangat baik. Akan tetapi lain halnya dengan penilaian psikomotorik siswa yang hanya termasuk dalam
kategori baikyang menunjukkan bahwa dari lima aspek psikomotorik siswa yang diamati selama diskusi terdapat empat aspek dalam kategori baik dan satu aspek
dalam kategori cukup. Perbedaan hasil penilaian ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan metode diskusi.
Penilaian aspek psikomotorik yang pertama dinilai yaitu persiapan materi dan bahan diskusi siswa. Materi dan bahan diskusi ini diperoleh melalui
pemanfaatan internet sebagai sumber mendapatkan informasi. Pemanfaatan internet juga dapat menanamkan nilai-nilai karakter siswa. Nilai karakter yang
dapat ditanamkan diantaranya rasa ingin tahu, bekerjasama, tanggungjawab, kritis, dan percaya diri. Rasa ingin tahu diterapkan dengan pemberian tugas untuk
mencari materi diskusi sendiri pada setiap akhir pertemuan pembelajaran sebagai tugas dirumah . Ini sejalan dengan pendapat Mukhtar dan Iskandar 2012 yaitu
pembelajaran dengan menggunakan internet sebagai sumber belajar diharapkan mampu mendidik siswa untuk berpikir kritis, menambah pengetahuan serta
wawasan siswa, dan mendidik siswa untuk belajar secara otodidak yang hasilnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Pemberian tugas untuk mencari materi dapat melatih rasa tanggungjawab siswa terhadap tugas yang diberikan. Sehingga, akan terlihat mana siswa yang
bertanggungjawab atau tidak berdasarkan hasil dari tugasnya. Materi yang didapatkan oleh siswa dapat menjadikan siswa lebih kritis dalam menanggapi
pembelajaran dan lebih percaya diri saat diskusi berlangsung karena sudah mempunyai informasi yang dia butuhkan. Hasil yang diharapkan dalam
pemanfaatan internet sebagai sumber pencarian informasi yaitu meningkatnya hasil belajar siswa. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa pemanfaatan
internet sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
diantaranya Riyanto 2012 yang menyebutkan bahwa pemanfaatan internet dan motivasi belajar secara bersama-sama berpengaruh dengan prestasi belajar siswa.
Pemanfaatan internet juga menjadikan siswa lebih cakap teknologi, akan tetapi bukan siswa saja yang ditekankan untuk cakap teknologi melainkan seorang guru
harus lebih pandai lagi daripada siswanya. Ini sejalan dengan hasil penelitian Surjono dan Gafur 2010 yang menyebutkan pemanfaatan internet juga harus
diimbangi dengan SDM yang tinggi dari guru. Aspek kedua yang diamati yaitu kerjasama. Kerjasama termasuk dalam
nilai karakter bekerjasama. Ini dilihat dari keterlibatan siswa selama diskusi berlangsung. Aspek ketiga yang diamati yaitu menyimpulkan hasil diskusi.
Karakter yang dapat dilihat dari sini yaitu kerjasama, dengan bekerjasama siswa dapat bertukar pikiran sehingga lebih mudah dalam menyimpulkan hasil diskusi.
Aspek keempat yaitu mengkomunikasikan hasil diskusi. Pada aspek keempat ini, karakter yang dapat dilihat yaitu percaya diri. Siswa dengan tingkat kepercayaan
diri yang tinggi dapat mengkomunikasikan hasil diskusi dengan baik. Aspek terakhir yang diamati yaitu pengumpulan laporan akhir. Pada aspek ini karakter
yang dapat diamati yaitu bertanggungjawab. Siswa yang bertanggungjawab akan mengumpulkan laporan tepat waktu.
Pembelajaran berbasis TIK dengan metode diskusi dapat menanamkan nilai-nilai karakter siswa. Ini dapat terlihat dari banyaknya siswa yang berada
pada interval 20 –25dengan kategori baik yakni 14 siswa dari 22 siswa. Hal
tersebut terbukti dari banyaknya indikator yang tercapai dari nilai-nilai karakter muncul sehingga siswa menjadi lebih berkarakter selama pembelajaran dengan
metode diskusi berbasis teknologi informasi.Ini sejalan dengan penelitian Mustaqim 2013 yang menyatakan bahwa penerapan pendidikan karakter
berpengaruh terhadap perkembangan perilaku akademik siswa, yaitu menjadi lebih berkarakter dan pengaruh yang terjadi merupakan pengaruh positif sehingga
perilaku akademik siswa menjadi lebih berkarakter. Sukirno 2013 menyatakan bahwa hasil pengkajian menunjukkan bahwa pitutur luhur memengaruhi perilaku
peserta didik menjadi lebih berkarakter
.
Benninga et al 2003 menyatakan bahwa sekolah-sekolahmenanganikarakterpendidikan siswamereka dalamserius, secara
terencanacenderungjugamemilikinilai prestasiakademik yang lebih tinggi. Hasil analisis angket tanggapan siswa menunjukkan bahwa pembelajaran
kimia berbasis TIK dan karakter dengan menggunakan metode diskusi dikatakan berhasil. Siswa menyatakan bahwa: a merasa senang, termotivasi, menjadi lebih
aktif, dan percaya diri ; b membaca dari berbagai sumber sangatlah penting ; c dapat lebih terbuka untuk menerima pendapat orang lain.
Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari nilai pretes dan postes dengan bentuk soal tes pilihan ganda sebanyak 20 soal.Berdasarkan hasil olah data
diperoleh rata-rata nilai pretes dan postes yaitu sebesar 34,5 dan 79,1, sehingga selisih nilai postes dan pretes gain sebesar 45,5. Ketuntasan hasil belajar
klasikal yaitu sebesar 20 siswa mendapatkan nilai tuntas dari 22 siswa. Rata-rata skor hasil belajar psikomorik, diskusi, dan afektif berturut- turut yaitu sebesar 13,
18 dan 31 dengan kategori tinggi. Peningkatan hasil belajar yang diitung dengan ujiN- Gaindapat dikategorikan cukup yaitusebesar 0,68 setelah diberikan
pembelajaran dengan metode diskusi yang memanfaatkan internet sebagai
sumbermencari informasi. Peningkatan hasil belajar terjadi secara signifikan yaitu sebesar 9,37.
Indikator keefektifan pembelajaran pada penelitian ini ditinjau dari aspek : 1 Rata-rata hasil belajar kognitif diatas batas nilai minimal yang sudah
ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 70, 2 Proporsi ketuntasan belajar siswa telah memenuhi proporsi ketuntasan belajar klasikal sebanyak 85 atau sekurangnya
18 dari 22 siswa, 3 Rata-rata skor psikomotorik dan afektif kelas dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil olah data, didapatkan bahwa: 1 rata-rata hasil belajar
kognitif sebesar 79,1, 2 terdapat 20 siswa tuntas dari 22 siswa, 3 rata-rata skor psikomotorik siswa dalam kategori tinggi yaitu sebesar 13 dan 21.Sehingga dapat
disimpulkan pembelajaran efektif terhadap hasil belajar siswa. Keefektifan ini dapat dilihat dari masing- masing indikator keefektifan yang tercapai.Ini sejalan
dengan penelitian Rahman et al2011 yang menyatakan bahwa metode diskusi lebih efektif daripada metode ceramah sehingga gurudapat memilihmetode
diskusidalam pengajaran. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengalami hambatan
–hambatan, di antaranya:
1 Pada awal-awal diterapkan pembelajaran, siswa kurang aktif untuk bertanya atau berpendapat,
2 Tidak sesuainya jadwal pertemuan yang direncanakan karena terhambat libur nasional. Pertemuan dilakukan pada hari kamis seminggu satu kali, akan tetapi
pada bulan Mei terdapat tiga hari libur nasional untuk hari kamis, sehingga jadwal pertemuan yang dijadwalkan tidak sesuai.
Cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut sebagai berikut:
1 Untuk mengatasi hambatan pertama, guru memotivasi siswa agar siswa aktif berpartisipasi dalam pembelajaran terutama pada saat presentasi hasil diskusi
kelas. Karena dengan aktif menyampaikan gagasan, pendapat, pertanyaan, atau sanggahan maka dapat memperkaya ide-ide mereka.
2 Untuk mengatasi hambatan kedua, peneliti menggunakan jam mata pelajaran IPA karena guru pengampunya sama sehingga jam pertemuan yang
direncanakan dapat terpenuhi. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis TIK dan karakter menggunakan metode diskusi efektif terhadap hasil belajar siswa yang ditinjau dari hasil belajar
kimia meningkat pada kompetensi konsep mol. Nilai-nilai karakter yang ditanamkan yaitu nilai karakter bekerjasama, tanggungjawab, rasa ingin tahu,
kritis, percaya diri, demokratis, terampil.
70
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia berbasis TIK dan karakter dengan menggunakan metode
diskusi efektif terhadap hasil belajar pada pencapaian kompetensi konsep mol, dengan kategori keefektifan tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai
kognitif sebesar 79,1 yang diatas nilai KKM sebesar 70 dengan ketuntasan klasikalsebanyak 20 tuntasdari 22 siswa. Rata- rata skor diskusi, psikomotorik,
dan afektif berturut- turut sebesar 18, 13, dan 31.Rata-rata skor karakter yang muncul sebesar 21. Peningkatan hasil belajarN- Gain sebesar 0,68 yang termasuk
dalam kategori cukup. Nilai karakter yang ditanamkan selama diskusi berlangsung yaitu aktif, bekerjasama, kritis, bertanggungjawab, rasa ingin tahu, demokratis,
dan terampil.
5.2 Saran
Saran yang diberikan terkait penelitian ini yaitu :
1.
Guru hendaknya tetap memantau aktivitas siswa untuk menghindari terjadinya
kesalahan pemahaman
konsep selama
pelaksanaan
pembelajaran berbasis TIK dan karakter dengan metode diskusi.