Ranah Afektif Pengertian Prestasi Belajar

2.3.1.2 Ranah Afektif

Ranah afektif merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur karena berhubungan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Ranah afektif mencakup kategori penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian dan pembentukan pola hidup Catharina Tri Anni, 2012: 71. Penerimaan receiving mengacu pada keinginan siswa untuk menghadirkan rangsangan tertentu. Sudut pandang siswa, ia berkaitan dengan memperoleh, menangani, dan mengarahkan perhatian siswa. Hasil belajar ini berentangan dari kesadaran sederhana tentang adanya sesuatu sampai pada perhatian selektif yang menjadi bagian milik individu siswa. Penerimaan itu mencerminkan tingkat hasil belajar paling rendah didalam ranah afektif. Penerapannya dalam menjahit blus, siswa bersedia memperhatikan saat guru menjelaskan materi pembuatan blus wanita. Penanggapan responding mengacu pada partisipasi aktif siswa. Jawaban adalah reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang diberikan dari luar. Pada tingkat ini siswa tidak hanya menghadirkan fenomena tertentu tetapi juga mereaksikannya dengan berbagai cara. Hasil belajar di bidang ini adalah penekanan pada kemahiran merespon, keinginan merespon mengerjakan tugas secara sukarela, atau kepuasan dalam merespon membaca untuk hiburan. Tingkat yang lebih tinggi dari kategori ini adalah mencakup tujuan siswa yang umumnya diklasifikasikan ke dalam minat siswa, yaitu minat yang menekankan pencarian dan penikmatan kegiatan tertentu. Penerapannya dalam menjahit, siswa akan merapikan peralatan menjahit setelah selesai menjahit tanpa ada perintah dari guru. Penilaian valuing berkenaan dengan nilai yang melekat pada obyek atau perilaku tertentu pada siswa. Penilaian ini berentangan dari penerimaan nilai yang lebih sederhana keinginan memperbaiki keterampilan kelompok, sampai pada tingkat kesepakatan yang kompleks bertanggung jawab agar berfungsi secara efektif pada kelompok. Penilaian didasarkan pada internalisasi seperangkat nilai tertentu, namun menunjukkan nilai-nilai yang diungkapkan didalam perilaku yang ditampakkan oleh siswa. Hasil belajar di bidang ini dikaitkan dengan perilaku yang konsisten dan cukup stabil didalam membuat nilai yang dapat dikenali secara jelas. Tujuan siswa yang diklasifikasi ke dalam sikap dan apresiasi akan masuk ke dalam kategori ini. Pengorganisasian organization berkaitan dengan serangkaian nilai-nilai yang berbeda, memecahkan kembali konflik-konflik antar nilai, dan mulai menciptakan sistem nilai yang konsisten secara internal. Hasil belajar ini dapat berkaitan dengan konseptualisasi nilai mengenali tanggung jawab setiap individu untuk memperbaiki hubungan antar manusia atau pengorganisasian sistem nilai mengembangkan rencana kerja yang mencukupi kebutuhan sendiri baik dalam hal peningkatan ekonomi maupun pelayanan sosial. Tujuan siswa yang berkaitan dengan pengembangan pandangan hidup dapat dimasukkan ke dalam kategori ini. Pembentukan pola hidup organization by a value complex mengacu pada individu siswa memiliki sistem nilai yang telah mengendalikan perilakunya dalam waktu cukup lama sehingga mampu mengembangkannya menjadi karakteristik gaya hidupnya. Perilaku pada tingkat ini adalah bersifat pervasif, konsisten dan dapat diramalkan. Hasil belajar pada tingkat ini mencakup berbagai aktifitas yang luas, namun penekanan dasarnya adalah pada kekhasan perilaku siswa.

2.3.1.3 Ranah Psikomotorik

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MENJAHIT BLUS PADA SISWA KELAS X JURUSAN TATA BUSANA DI SMK N 1 KENDAL

2 46 141

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK, KOMPETENSI PROFESIONAL DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS XI DI SMK NU 01

0 4 158

TINGKAT KEPUASAN SISWA TATA BUSANA PADA KECUKUPAN FASILITAS BELAJAR BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 KENDAL

0 13 160

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGOLAHAN MAKANAN INDONESIA SISWA KELAS XI SMK PENCAWAN MEDAN.

0 3 23

HUBUNGAN ANTARA CHRONOTYPE DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI DI SMAN 1 BOYOLALI Hubungan Antara Chronotype dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XI di SMAN 1 Boyolali.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA CHRONOTYPE DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI DI SMAN 1 BOYOLALI Hubungan Antara Chronotype dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XI di SMAN 1 Boyolali.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Belajar Matematika Kelas XI Di SMK Negeri 1 Kaligondang Purbalingga.

0 2 11

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Belajar Matematika Kelas XI Di SMK Negeri 1 Kaligondang Purbalingga.

0 3 11

Hubungan Antara Fasilitas Belajar Dan Kompetensi Dosen Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa 000010

0 0 1

HUBUNGAN PEMANFAATAN FASILITAS PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR PEMBUATAN BUSANA INDUSTRI

0 1 9