Faktor Internal yang Berasal dari dalam Diri

2.1.2.2.6 Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku, seperti sikap kebiasaan, pengetahuan, dan sebagainya. Misalnya siswa kelas satu SMK yang belum dapat menjahit, setelah lulus SMK sudah terampil menjahit karena selama menempuh pendidikan terus menerus memperoleh ilmu dan pengetahuan tentang teknik- teknik menjahit yang benar Slameto dikutip Pupuh F, 2007: 10. Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar adalah adanya perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan yang bersifat fungsional, perubahan yang bersifat positif dan aktif, perubahan yang bersifat tidak sementara, perubahan yang bertujuan dan terarah dan perubahan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya, dibawah ini dikemukakan faktor- faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar M. Dalyono, 2009: 55.

2.1.3.1 Faktor Internal yang Berasal dari dalam Diri

2.1.3.1.1 Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila siswa selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Kesehatan yang di maksud dalam penelitian ini adalah kesehatan siswa. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani jiwa kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa karena konflik dengan pacar, orang tua atau karena sebab lainnya, ini dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar dalam pembuatan busana wanita, karena itu pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap siswa baik fisik maupun mental agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar M. Dalyono, 2009: 55. 2.1.3.1.2 Inteligensi dan Bakat Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat Reber dikutip Muhibbin S, 2003: 147, sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo S 2004: 82 bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Kedua aspek kejiwaan psikis ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar, dalam hal ini yang dimaksud adalah intelegensi dan bakat siswa. Siswa yang memiliki inteligensi baik IQ-nya tinggi umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya siswa yang inteligensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Bakat, juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Misalnya belajar menjahit busana wanita, apabila siswa memiliki bakat menjahit, akan lebih mudah dan cepat pandai dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki bakat menjahit. Selanjutnya bila siswa mempunyai inteligensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki bakat saja tetapi inteligensinya rendah, demikian pula jika dibandingkan dengan siswa yang inteligensinya tinggi tetapi bakatnya tidak ada dalam bidang tersebut. Siswa berbakat lagi pintar inteligensi tinggi biasanya sukses dalam karirnya M. Dalyono, 2009: 56. 2.1.3.1.3 Minat dan Motivasi Minat interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu Muhibbin S, 2003: 151, sedangkan motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Pengertian motivasi berarti pemasok daya energizer untuk bertingkah laku secara terarah Gleitman 1986; Reber 1988 dikutip oleh Muhibbin S, 2003: 151. Sebagaimana halnya dengan inteligensi dan bakat maka minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapaimemperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Motivasi berbeda dengan minat, ia adalah daya penggerakpendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam diri intrinsik yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu atau dapat juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari. Motivasi yang berasal dari luar ekstrinsik yaitu dorongan yang datang dari luar diri lingkungan, misalnya dari orang tua, guru, teman-teman dan anggota masyarakat. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Kuat lemahnya motivasi belajar siswa turut mempengaruhi keberhasilannya, karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekat bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar M. Dalyono, 2009: 57. 2.1.3.1.4 Cara Belajar Cara belajar siswa juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Ada siswa yang sangat rajin belajar, siang dan malam tanpa istirahat yang cukup. Cara belajar ini tidak baik. Belajar harus ada istirahat untuk memberi kesempatan kepada mata, otak serta organ tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga kembali. Selain itu teknik-teknik belajar perlu diperhatikan, bagaimana caranya membaca, mencatat, menggaris bawahi, membuat ringkasankesimpulan, apa yang harus dicatat dan sebagainya. Selain dari teknik-teknik tersebut, perlu juga diperhatikan waktu belajar, tempat, fasilitas, penggunaan media pengajaran dan penyesuaian bahan pelajaran. Perlu diketahui bagaimana cara-cara belajar dengan menggunakan teknik diskusi, melaksanakannya dengan baik, merumuskan hasilnya dan sebagainya. Belajar di sekolah memiliki teknik atau cara-cara tertentu, antara lain: harus sarapan pagi terlebih dahulu, hadir di sekolah 15 menit sebelum masuk, duduk di tempat yang sesuai dengan kondisi tubuh dan sebagainya. Belajar di rumah perlu memperhatikan kondisi dan lingkungannya. Bila kondisi rumah bising karena suara mesin anak-anak bermain, maka bahan yang dipelajari harus dipilih yang tidak banyak menggunakan konsentrasi pikiran, misalnya menghafal kata-kata vocabulary bahasa Inggris, atau berlatih menggambar alat-alat dalam pelajaran fisika atau biologi. Bila suasana rumah dan lingkungannya tenang, dapat dilakukan menghafal atau mempelajari bahan-bahan yang memerlukan konsentrasi. Ada sebagian siswa belajar harus hidup radio atau tape recorder, alasannya kalau sepi pikirannya jadi menghayal. Kebiasaan belajar seperti ini kurang baik, bagi otak tentu lebih baik sedikit gangguan daripada banyak agar dapat bekerja dengan lancar, karena itu perlu diusahakan setiap belajar dijauhkan semua yang dapat mengganggu otak supaya bahan yang dipelajari dapat diterima dan disimpan dengan baik M. Dalyono, 2009: 58.

2.1.3.2 Faktor Eksternal yang Berasal dari Luar Diri

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MENJAHIT BLUS PADA SISWA KELAS X JURUSAN TATA BUSANA DI SMK N 1 KENDAL

2 46 141

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK, KOMPETENSI PROFESIONAL DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS XI DI SMK NU 01

0 4 158

TINGKAT KEPUASAN SISWA TATA BUSANA PADA KECUKUPAN FASILITAS BELAJAR BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 KENDAL

0 13 160

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGOLAHAN MAKANAN INDONESIA SISWA KELAS XI SMK PENCAWAN MEDAN.

0 3 23

HUBUNGAN ANTARA CHRONOTYPE DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI DI SMAN 1 BOYOLALI Hubungan Antara Chronotype dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XI di SMAN 1 Boyolali.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA CHRONOTYPE DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI DI SMAN 1 BOYOLALI Hubungan Antara Chronotype dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XI di SMAN 1 Boyolali.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Belajar Matematika Kelas XI Di SMK Negeri 1 Kaligondang Purbalingga.

0 2 11

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Belajar Matematika Kelas XI Di SMK Negeri 1 Kaligondang Purbalingga.

0 3 11

Hubungan Antara Fasilitas Belajar Dan Kompetensi Dosen Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa 000010

0 0 1

HUBUNGAN PEMANFAATAN FASILITAS PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR PEMBUATAN BUSANA INDUSTRI

0 1 9