Busana Dalam Busana Luar

2.4.3 Jenis-jenis busana

2.4.3.1 Busana Dalam

Menutut Marwiyah 2010: 65 busana dalam adalah busana yang langsung menutup kulit, seperti BHkutang, celana dalam, singlet, rok dalam, bebe dalam, korset, longtorso. Pakaian ini tidak tepat dipakai ke luar kamar tanpa baju luar, apalagi ke luar rumah. Busana dalam adalah jenis busana yang dikenakan langsung pada tubuh sebagai dasar dan alas pertama sebelum busana luar. Syarat-syarat busana luar adalah harus enak dikenakan karena pakaian tersebut langsung menyentuh kulit, tidak boleh menyesakkan dan tidak merusak bentuk tubuh dan biasanya terbuat dari bahan yang lunak dan tipis. Pakaian dalam wanita dan pria berbeda. Pakaian dalam untuk wanita berupa celana dalam, rok dalam, bebe dalam, pakaian rumah dan pakaian tidur. Bahan yang digunakan untuk pakaian dalam wanita adalah sutera, rayon triko polos atau bercorak lembut. Warna pada umumnya putih, warna pastel, warna kulit, hitam atau yang berwarna khusus sama dengan warna gaun. Sedangkan pakaian dalam pria berupa celana dalam dan kaos dalam atau singlet. Pakaian tersebut terbuat dari bahan tenunan atau rajutan yaitu kaos.

2.4.3.2 Busana Luar

Busana luar adalah busana yang dikenakan sesudah mengenakan busana dalam dan disesuaikan pula dengan kesempatannya Marwiyah, 2010: 66. Pakaian yang termasuk pakaian luar adalah rok, blus, gaun, doux piece, mantelpak, mantel, jumper, jas, blazer, cardigan, balero, jas hujan dan celana. Pembuatan busana wanita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembuatan blus luar, adapun pengertian blus sendiri adalah pakaian yang menutupi badan bagian atas sampai di bawah pinggang sedikit atau banyak misalnya sampai di panggul Porrie M, 2012: 49. Berdasarkan garis desain, blus di bagi atas: 1 Blus Dalam adalah bagian bawah busana ini di pakai didalam rok; 2 Blus luar adalah dengan adanya bermacam-macam bentuk garis bawah busana, menambah aneka variasi pada bentuk blus, sehingga blus dapat dipakai di luar rok busana yang menutupi badan bagian bawah, Porrie M, 2012: 81. Blus luar merupakan jenis busana luar. Blus luar adalah busana bagian atasblus yang cara pemakaiannya di luar rok atau celana dan biasanya model sesuai atau mengikuti bentuk badan. Menjahit blus wanita adalah salah satu kompetensi dari program produktif yang didalamya mempelajari tentang cara menjahit blus luar wanita sesuai dengan teknik yang baik dan benar meliputi persiapan alat, bahan, mengambil ukuran, membuat pola kecil, merancang bahan dan harga, membuat tertib kerja, membuat pola besar, mengubah pola besar sesuai model, proses meletakkan pola bahan, menggunting, memberi tanda jahitan, menjahit, dan penilaian hasil hasil jahitan akhir, mengepas, dan ketepatan waktu. Urutan kerja dalam pembuatan blus luar wanita adalah: 1 Menyiapkan bahan dan alat a Menyiapkan bahan Bahan busana yang akan dipotong terlebih dahulu di cek apakah seratnya sudah lurus apa belum, jika tidak lurus maka harus di luruskan terlebih dahulu. Langkah selanjutnya bahan dilicinkan dengan cara disetrika pada bagian buruk kain dengan arah memanjang. b Menyiapkan alat Peralatan menjahit perlu disiapkan dahulu agar kegiatan menjahit berjalan dengan lancar dan hasilnya bagus dan rapi. 2 Membuat sketsa model Membaca sketsa model busana adalah mengkaji atau mempelajari gambar model busana secara teliti agar model busana yang dibuat sesuai dengan gambar yang ada. 3 Mengambil ukuran Mengambil ukuran merupakan tahap atau suatu kegiatan yang menentukan dalam ketepatan pembuatan pecah pola karena pola dirubah sesuai dengan sketsa mode yang dikehendaki sesuai ukuran sebenarnya. Cara mengambil ukuran harus benar-benar diperhatikan secara cermat dan teliti. Adapun cara mengambil ukuran adalah: Gambar 2.41 Pengambilan Ukuran a Lingkar badan yaitu diukur mengelilingi badan dan melalui buah dada tertinggi ditambah sekitar 4 cm. b Lingkar pinggang yaitu diukur sekeliling pinggang terkcil, ukuran pas atau tambah 1 cm. c Lingkar panggul yaitu diukur sekeliling panggul yang terbesar ditambah 4 cm. d Lingkar leher yaitu diukur sekeliling lingkar leher yang terbesar. e Lebar punggung yaitu diukur mendatar dari garis lipatan ketiak kiri belakang sampai batas garis lipatan ketiak kanan. f Panjang punggung yaitu diukur dari tulang leher belakang sampai batas garis pinggang. g Lebar muka yaitu diukur mendatar dari garis ketiak kiri sampai ketiak kanan. h Panjang lengan yaitu diukur dari bahu terendah sampai batas panjang lengan yang dikehendaki. i Lingkar kerung lengan yaitu diukur sekeliling lingkar kerung lengan. j Lingkar lengan bawah yaitu diukur sekeliling batas panjang lengan yang dikehendaki batas pergelangan tangan. k Panjang blus yaitu diukur dari titik bahu tertinggi melalui dada samapai batas panjang blus yang dikendaki. l Tinggi panggul yaitu diukur pada bagian sisi muka mulai dari garis pinggang sampai garis panggul yang tertinggi atau terbesar. 4 Membuat pola dasar Membuat pola dasar adalah membuat pola dengan ukuran skala ΒΌ atau 18 yang bertujuan untuk memudahkan dalam merancang bahan dan harga. Membuat pola kecil juga memudahkan dalam merubah model. 5 Membuat pola besar Membuat pola besar adalah membuat pola dengan ukuran yang sebenarnya dan merubahnya sesuai model yang diinginkan. 6 Merancang bahan dan harga Merancang bahan adalah memperkirakan banyaknya keperluan atau kebutuhan bahan pokok dan bahan pembantu untuk membuat sebuah busana. Djati Pratiwi, 2001:79 7 Meletakkan pola pada bahan Meletakkan pola pada bahan tekstil adalah suatu proses peletakkan pola busana diatas bahan dengan menambahkan kampuh atau tambahan jahitan Djati Pratiwi, 2001: 84. 8 Menggunting Menggunting bahan adalah suatu proses yang dilakukan dengan cara meletakkan bahan diatas meja potong, kemudian diikuti menggunting dengan tangan kanan sedangkan tangan kiri terletak diatas bahan yang akan digunting. Sebaiknya bahan jangan diangkat dan terletak rata diatas meja. Menggunting sebaiknya dimulai pada bagian besar terlebih dahulu dilanjutkan kebagian busana yang kecil, hal tersebut untuk menghindari kesalahan menggunting atau memotong bahan. 9 Menjahit Menjahit adalah menghubungkan atau menyambung bagian-bagian busana yang telah dipotong satu persatu dengan cara dijahit. Sebelum busana dijahit sebaiknya dijelujur dahulu agar bentuk busana tidak berubah dan untuk memeberi tanda. Sebelum busana dijahit terlebih dahulu dipassen untuk mengetahui apakah busana sudah pas pada badan apa belum. 10 Penyelesaian Penyelesaian busana merupakan kegiatan akhir dari pembuatan busana, yang meliputi kerapihan benang, memasang kancing, mengelim dan juga memeriksa hasil busana. Tujuannya adalah untuk menyelesaikan bagian-bagian busana yang belum sempurna dan mengecek ulang teknik penyelesaian busana sehingga jatuhnya baju tetap pas dibadan. 11 Mengepas Mengepas adalah mencoba busana yang telah selesai dijahit dan merupakan penilaian akhir dari proses pembuatan blus luar wanita.

2.5 Tinjauan Program Keahlian Busana Butik di SMK NU 01

Kendal Program kompetensi keahlian busana butik adalah suatu program pemberian bekal keterampilan kepada siswa yang berada di SMK NU 01 Kendal dengan prioritas pendidikannya mengenai busana butik. Program keahlian busana butik bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi tamatan dibidang busana butik agar mampu berperan serta pada pembangunan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MENJAHIT BLUS PADA SISWA KELAS X JURUSAN TATA BUSANA DI SMK N 1 KENDAL

2 46 141

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK, KOMPETENSI PROFESIONAL DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS XI DI SMK NU 01

0 4 158

TINGKAT KEPUASAN SISWA TATA BUSANA PADA KECUKUPAN FASILITAS BELAJAR BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 KENDAL

0 13 160

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGOLAHAN MAKANAN INDONESIA SISWA KELAS XI SMK PENCAWAN MEDAN.

0 3 23

HUBUNGAN ANTARA CHRONOTYPE DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI DI SMAN 1 BOYOLALI Hubungan Antara Chronotype dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XI di SMAN 1 Boyolali.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA CHRONOTYPE DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI DI SMAN 1 BOYOLALI Hubungan Antara Chronotype dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XI di SMAN 1 Boyolali.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Belajar Matematika Kelas XI Di SMK Negeri 1 Kaligondang Purbalingga.

0 2 11

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Belajar Matematika Kelas XI Di SMK Negeri 1 Kaligondang Purbalingga.

0 3 11

Hubungan Antara Fasilitas Belajar Dan Kompetensi Dosen Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa 000010

0 0 1

HUBUNGAN PEMANFAATAN FASILITAS PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR PEMBUATAN BUSANA INDUSTRI

0 1 9