Tinjauan Program Keahlian Busana Butik di SMK NU 01 Hubungan Antara Fasilitas Belajar Dengan Prestasi Belajar

9 Menjahit Menjahit adalah menghubungkan atau menyambung bagian-bagian busana yang telah dipotong satu persatu dengan cara dijahit. Sebelum busana dijahit sebaiknya dijelujur dahulu agar bentuk busana tidak berubah dan untuk memeberi tanda. Sebelum busana dijahit terlebih dahulu dipassen untuk mengetahui apakah busana sudah pas pada badan apa belum. 10 Penyelesaian Penyelesaian busana merupakan kegiatan akhir dari pembuatan busana, yang meliputi kerapihan benang, memasang kancing, mengelim dan juga memeriksa hasil busana. Tujuannya adalah untuk menyelesaikan bagian-bagian busana yang belum sempurna dan mengecek ulang teknik penyelesaian busana sehingga jatuhnya baju tetap pas dibadan. 11 Mengepas Mengepas adalah mencoba busana yang telah selesai dijahit dan merupakan penilaian akhir dari proses pembuatan blus luar wanita.

2.5 Tinjauan Program Keahlian Busana Butik di SMK NU 01

Kendal Program kompetensi keahlian busana butik adalah suatu program pemberian bekal keterampilan kepada siswa yang berada di SMK NU 01 Kendal dengan prioritas pendidikannya mengenai busana butik. Program keahlian busana butik bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan bagi tamatan dibidang busana butik agar mampu berperan serta pada pembangunan serta dapat mengembangkan keterampilan yang diperoleh ketingkat keterampilan lanjutan. Kurikulum kompetensi keahlian busana butik menerapkan sistem semesteran yang membagi waktu belajar satu tahun pelajaran menjadi dua bagian 1 th = 2 semester, adapun kurikulum yang ada di SMK NU 01 Kendal pada kompetensi keahlian busana butik dapat dilihat pada lampiran 19 hal 170. SMK NU 01 Kendal berusaha meningkatkan mutu tamatan tidak hanya dengan nilai-nilai pelajaran yang tinggi tetapi bermoral dan memiliki keterampilan untuk hidup life skill, oleh karena itu pada program keahlian mengguanakan sistem guru mata pelajaran yaitu guru keahlian busana butik. Untuk program kompetensi keahlian busana butik memiliki 4 guru. Proses belajar mengajar program kompetensi keahlian busana butik dilakukan di laboratorium jahit busana, untuk mendekatkan kemampuan keahlian yang dimiliki siswa program keahlian busana butik dan juga untuk meyakinkan dunia kerja maka siswa diwajibkan magang pkl.

2.6 Hubungan Antara Fasilitas Belajar Dengan Prestasi Belajar

Pembuatan Busana Wanita Proses belajar dikatakan berhasil apabila ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Dalam proses belajar teori, siswa tidak dapat lepas dari kegiatan belajar-mengajar yang berkaitan dengan penguasaan siswa dalam menerima semua bahan atau materi pelajaran teori. Pada pelajaran teori yang dilakukan siswa adalah mendengarkan, menghafal dan memahami terhadap apa yang disampaikan guru. Sedangkan dalam proses belajar praktek akan membuat siswa semakin jelas mengetahui dan mengerti semua materi yang sedang dipelajarinya. Proses belajar praktek, siswa melakukan percobaan-percobaan atau praktek langsung dan latihan-latihan. Hal ini akan membuat siswa menjadi kreatif, terampil, dan terlatih dalam bidang yang dipelajarinya. Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi dengan baik diantaranya fasilitas belajar. Sekolah yang memiliki fasilitas yang baik akan mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai siswa. Meskipun siswa memiliki bakat yang bagus, namun tanpa adanya fasilitas belajar yang baik hasil belajarpun kurang maksimal. Fasilitas belajar yang memadai akan memberi dorongan pada siswa untuk bersunggguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran praktek seperti menjahit blus luar wanita. Adanya sarana dan fasilitas belajar seperti ruangan kelas dengan segala perlengkapannya papan tulis atau white board, kapur tulis atau spidol, meja ,kursi, dan lain sebagainya, perlengakapan praktek mesin jahit, mesin obras, gunting pola, dan lain sebagainya, buku pelajaran, dan perpustakaan, koperasi, kafetaria, dan lain sebagainya, diharapkan siswa akan melakukan banyak latihan, aktif mengikuti pelajaran, rajin, kreatif dan tepat waktu dalam menyelesaikan tugasnya, dengan demikian baik sarana dan fasilitas belajar yang ada maka prestasi belajar siswa akan semakin baik.

2.7 Kerangka Berfikir

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MENJAHIT BLUS PADA SISWA KELAS X JURUSAN TATA BUSANA DI SMK N 1 KENDAL

2 46 141

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK, KOMPETENSI PROFESIONAL DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS XI DI SMK NU 01

0 4 158

TINGKAT KEPUASAN SISWA TATA BUSANA PADA KECUKUPAN FASILITAS BELAJAR BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 KENDAL

0 13 160

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGOLAHAN MAKANAN INDONESIA SISWA KELAS XI SMK PENCAWAN MEDAN.

0 3 23

HUBUNGAN ANTARA CHRONOTYPE DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI DI SMAN 1 BOYOLALI Hubungan Antara Chronotype dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XI di SMAN 1 Boyolali.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA CHRONOTYPE DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI DI SMAN 1 BOYOLALI Hubungan Antara Chronotype dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XI di SMAN 1 Boyolali.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Belajar Matematika Kelas XI Di SMK Negeri 1 Kaligondang Purbalingga.

0 2 11

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Belajar Matematika Kelas XI Di SMK Negeri 1 Kaligondang Purbalingga.

0 3 11

Hubungan Antara Fasilitas Belajar Dan Kompetensi Dosen Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa 000010

0 0 1

HUBUNGAN PEMANFAATAN FASILITAS PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR PEMBUATAN BUSANA INDUSTRI

0 1 9