bercampur dan berpengaruh pada daya elusi dan resolusi. Pada KCKT, daya elusi dan resolusi ditentukan oleh polaritas seluruh pelarut, polaritas fase diam, dan
sifat komponen sampel. Komposisi fase gerak akan mempengaruhi pemisahan dan waktu retensi analit. Sebelum digunakan, fase gerak harus disaring terlebih dahulu
untuk menghilangkan partikel-partikel kecil. Adanya gas dalam fase gerak juga harus dihilangkan, karena gas akan mengganggu analisis, terutama mengacaukan
bagian pompa dan detektor Rohman, 2009. Perlu diperhatikan agar nilai UV cut- off
fase gerak tidak mengganggu pembacaan hasil analit pada detektor UV. Nilai UV cut-off metanol adalah 205 nm Kazakevich and Lobrutto, 2007.
E. Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis merupakan suatu prosedur untuk membuktikan apakah suatu metode analisis telah memenuhi persyaratan yang ditentukan,
sehingga hasil
analisis dapat
dipertanggungjawabkan Unites
States Pharmacopeial Convention,
2007. Suatu metode perlu divalidasi jika metode tersebut baru dikembangkan untuk analisis senyawa tertentu, revisi dari metode
yang sudah baku untuk menyesuaikan dengan perkembangan, metode baku dilakukan di laboratorium yang berbeda oleh analis berbeda atau dikerjakan
dengan alat yang berbeda, untuk membandingkan kesetaraan antara dua metode Rohman, 2009.
United States Pharmacopeia USP, 2007 dan International Conference
on Harmonization ICH, 2005 menyatakan bahwa tidak selalu semua parameter
untuk mengevaluasi validasi metode harus diuji. Menurut The United States Pharmacopeia
30 dan The National Formulary 25 tahun 2007, metode analisis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat dikelompokkan menjadi empat kategori Tabel II. Pengelompokkan kategori tergantung pada sifat uji yang dilakukan untuk tujuan validasi metode
analisis.
Tabel II. Kategori metode pengujian validitas United States pharmacopeial Convention, 2007 Kategori
Keterangan
I Penentuan kuantitatif komponen-komponen utama obat atau zat aktif termasuk
pengawet di dalam produk obat jadi II
Penentuan kemurnianadanya pengotor impurities atau produk-produk hasil degradasi. Kategori II ini dibagi lagi menjadi uji kuantitatif dan uji batas
III Penentuan karakteristiksifat-sifat khusus kinerja produk obat jadi, seperti
kecepatan disolusi dan uji pelepasan obat IV
Uji identifikasi
Tujuan validasi metode pada penelitian ini adalah untuk penentuan kuantitatif komponen-komponen utama obat atau zat aktif termasuk pengawet di
dalam produk obat jadi, maka dalam penelitian ini dilakukan validasi metode analisis untuk penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi obat
pemutih kulit merek “X” termasuk dalam kategori I Tabel III. Parameter yang
dipersyaratkan untuk validasi metode analisis ini adalah selektivitas, linieritas, akurasi, presisi, dan rentang.
Tabel III. Parameter validasi yang dipersyaratkan untuk validasi metode analisis United States pharmacopeial Convention, 2007
Parameter Kategori I
Kategori II Kategori III
Kategori IV Kuantitatif
Uji batas
Akurasi Ya
Ya Tidak
Presisi Ya
Ya Tidak
Ya Tidak
Selektivitas Ya
Ya Ya
Ya Batas deteksi
Tidak Tidak
Ya Tidak
Batas kuantitasi Tidak
Ya Tidak
Tidak Linieritas
Ya Ya
Tidak Tidak
Rentang Ya
Ya Tidak
Mungkin dibutuhkan tergantung sifat tes yang spesifik
Selektivitas adalah kemampuan suatu metode untuk mengukur dengan
akurat respon analit di antara seluruh komponen sampel Harmita, 2004. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selektivitas dapat dibuktikan melalui pemisahan puncak-puncak berdekatan dengan perhitungan nilai resolusi Rs. Bila hasil perhitungan nilai Rs
menunjukkan angka 1,0 berarti puncak kromatogram analit tidak terpisah sampai ke baseline, nilai Rs = 1,5 menunjukkan puncak analit telah terpisah sampai
baseline , dan nilai Rs 1,5 menunjukkan puncak analit telah terpisah sempurna
satu sama lain Gandjar dan Rohman, 2007. Akurasi adalah kedekatan antara nilai kadar terukur nilai rata-rata hasil
analisis dengan nilai kadar sebenarnya yang diterima. Akurasi dapat dijadikan sebagai penunjuk kesalahan sistematik Rohman, 2009. Akurasi dikatakan baik
bila memiliki nilai recovery antara 98,0-102,0 Tabel IV untuk kadar analit 10-100 Gonzalez dan Herrador, 2007.
Tabel IV. Kriteria persen recovery yang diperbolehkan pada beberapa level analit Gonzalez dan Herrador, 2007
Analit Fraksi analit
Unit Rentang recovery
100 1
100 98-102
10 10
-1
10 98-102
1 10
-2
1 97-103
0,1 10
-3
0,1 95-105
0,01 10
-4
100 ppm 90-107
0,001 10
-5
10 ppm 80-110
0,0001 10
-6
1 ppm 80-110
0,00001 10
-7
100 ppb 80-110
0,000001 10
-8
10 ppb 60-115
0,0000001 10
-9
1 ppb 40-120
Presisi adalah ukuran kedekatan antara serangkaian hasil analisis yang diperoleh dari beberapa kali pengukuran sampel. Konsep presisi diukur dengan
koefisien variasi KV atau standar deviasi relatif RSD Rohman, 2009. Suatu metode dikatakan memiliki keterulanganpresisi yang baik jika memiliki nilai
RSD ≤ 2,0 Tabel V untuk kadar analit 100 Gonzalez dan Herrador, 2007.
Tabel V. Kriteria persen RSD yang diperbolehkan pada beberapa level analit Gonzalez dan Herrador, 2007
Analit Fraksi analit
Unit RSD Horwitz
RSD AOAC
100 1
100 2
1,3 10
10
-1
10 2,8
1,8 1
10
-2
1 4
2,7 0,1
10
-3
0,1 5,7
3,7 0,01
10
-4
100 ppm 8
5,3 0,001
10
-5
10 ppm 11,3
7,3 0,0001
10
-6
1 ppm 16
11 0,00001
10
-7
100 ppb 22,6
15 0,000001
10
-8
10 ppb 32
21 0,0000001
10
-9
1 ppb 45,3
30
Linieritas adalah kemampuan metode analisis memberikan respon secara langsung dan proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Data respon
dan konsentrasi analit yang diperoleh, dimasukkan ke dalam persamaan matematika untuk mendapatkan linieritas antara konsentrasi dan respon analit
USP, 2007. Persyaratan linieritas yang dapat diterima adalah jika memenuhi nilai koefisien korel
asi r ≥ 0,998 Kazakevich dan Lobrutto, 2007. Rentang merupakan interval antara kadar terendah hingga kadar tertinggi
yang dapat diukur secara kuantitatif dengan menggunakan metode analisis tertentu dan menghasilkan linieritas, akurasi dan presisi yang baik Rohman,
2009.
F. Landasan Teori