Spektrofotometri Ultraviolet PENELAAHAN PUSTAKA

B. Spektrofotometri Ultraviolet

Prinsip spektrofotometri ultraviolet UV adalah pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia pada panjang gelombang λ 190-380 nm Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1995. Serapan atom menyebabkan paralihan atau transisi elektronik, yaitu peningkatan energi elektron dari keadaan dasar ground state ke satu atau lebih tingkat energi yang lebih tinggi Gambar 2 atau tereksitasi excited state. Transisi terjadi jika energi yang dihasilkan oleh radiasi sama dengan energi yang diperlukan untuk melakukan transisi Watson, 2000. Radiasi elektromagnetik pada sinar ultraviolet dan sinar tampak memiliki suatu energi yang merambat dalam bentuk gelombang. Jarak linier antara titik pada satu gelombang dengan titik yang berada pada gelombang terdekatnya disebut sebagai panjang gelombang Watson, 2000. Gambar 2. Skema eksitasi elektron Gandjar dan Rohman, 2007 Molekul-molekul yang memerlukan energi yang lebih sedikit untuk mengeksitasi elektron maka akan menyerap energi pada panjang gelombang yang lebih panjang, sedangkan untuk molekul-molekul yang memerlukan energi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lebih banyak untuk mengeksitasi elektron maka akan menyerap energi pada panjang gelombang yang lebih pendek Fessenden and Fessenden, 1997. Jumlah energi yang diserap oleh molekul-molekul disebut sebagai absorban. Hukum Lambert-Beer menunjukkan bahwa absorbansi suatu senyawa dipengaruhi oleh absorptivitas molar, tebal kuvet dan konsentrasi molekul senyawa analit Gandjar dan Rohman, 2007. Hukum Lambert-Beer dinyatakan dalam persamaan: A = b c 1 Keterangan: A = absorbansi = absorptivitas molar M -1 . cm -1 b = tebal kuvet cm c = konsentrasi molekul dalam senyawa analit Gandjar dan Rohman, 2007 Nilai absorptivitas molar tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi. Dikatakan sebagai absorptivitas molar apabila konsentrasi molekul zat analit dalam satuan Molar M, namun jika konsentrasi molekul zat analit dalam satuan persen beratvolume g100 mL, maka absorptivitas ditulis dengan . Nilai absorptivitas menunjukkan sensitivitas senyawa untuk diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Semakin besar nilai suatu senyawa, maka semakin sensitif senyawa tersebut untuk dideteksi dan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis Gandjar dan Rohman, 2007. Hubungan antara dengan dapat dilihat dalam persamaan: = x 2 Keterangan: = absorptivitas molar M -1 . cm -1 = absorptivitas molekul dalam satuan konsentrasi g100 mL BM = bobot molekul gmol Gandjar dan Rohman, 2007 Asam askorbat antioksidan dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet karena senyawa ini memiliki gugus kromofor dan auksokrom yang ditunjukkan pada Gambar 6 Ahuja dan Dong, 2005. Kromofor adalah gugus fungsional tak jenuh yang dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet dan sinar tampak Gandjar dan Rohman, 2007, sedangkan auksokrom adalah gugus jenuh yang bila terikat pada kromofor dapat mengubah panjang gelombang dan intensitas serapan maksimum Sastrohamidjojo, 2001. Asam askorbat dalam larutan asam pada panjang gelombang 243 nm memiliki nilai absorptivitas: =556a. Nilai tersebut dapat menunjukkan bahwa senyawa asam askorbat dapat dideteksi dengan spektrofotometer UV-Vis. Nilai absorptivitas molar asam askorbat adalah 9791,15 M -1 .cm -1 . Nilai tersebut menunjukkan bahwa asam askorbat akan mengalami transisi dan dapat diaplikasikan pada daerah ultraviolet Rohman dan Gandjar, 2007.

C. Larutan Penyangga Bufer

Dokumen yang terkait

Penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi pemutih kulit merek ``X`` secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik.

2 21 125

Optimasi komposisi dan kecepatan alir fase gerak metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik untuk penetapan kadar asam askorbat dalam sediaan larutan injeksi obat pemutih kulit merk ``X``.

0 10 99

Validasi metode kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar nikotin dalam ekstrak tembakau pada rokok ``Merek X``.

0 3 131

Validasi metode kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar nikotin dalam ekstrak tembakau pada rokok Merek X

0 3 129

Validasi metode penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair obat herbal terstandar merk Kiranti secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 118

VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM SEDIAAN KAPSUL LUNAK OBAT HERBAL TERSTANDAR MEREK RHEUMAKUR

1 1 111

Penetapan kadar kurkumin dalam sediaan cair obat herbal terstandar merk Kiranti secara kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 117

VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR KAFEIN DAN TEOBROMIN DALAM COKELAT BUBUK MERK “X” Skripsi

0 1 145

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KUERSETIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) FASE TERBALIK DALAM TEH HIJAU

0 2 146

Validasi metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik untuk penetapan kadar salbutamol sulfat dan guaifenesin dalam sediaan sirup merek ``x`` - USD Repository

0 0 138