3. Tingkat Pendidikan Pengusaha pada industri kecil batu bata di Kecamatan Piyungan yang
tamat SMA sebanyak 25 orang 83,3, sedangkan tamatan SMP sebanyak 5 orang 16,7. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pengusaha industri kecil batu bata di Kecamatan Piyungan yang menjadi sampel penelitian mayoritas berlatar belakang pendidikan
SMA.
B. Kondisi Sumber Daya Alam SDA, Sumber Daya Manusia SDM,
Teknologi, Permodalan dan Pemasaran Pada UKM Industri Kerajinan Batu Bata di Kecamatan Piyungan
1. Sumber Daya Alam Bahan Baku
Gambaran kondisi SDA pada industri kecil batu bata di Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul sebagai berikut:
Tabel 5.2. Sumber Daya Alam Interval
Kategori Jumlah
4 – 8
Kurang tersedia 6
20 9
– 12 Cukup tersedia
23 76,67
13 – 16
Tersedia 1
3,33
Total 30
100
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sumber daya alam yang ada dalam memproduksi batu bata di Kecamatan Piyungan cukup
tersedia. Bahan baku tanah liat diperoleh dari luar Kecamatan Piyungan yaitu Kecamatan Gunung Kidul dan Wonosari, sedangkan
sekam padi didapatkan dari Kecamatan Piyungan. Cukup mudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk mendapatkan bahan baku karena masih banyaknya tanah liat yang dapat digunakan. Harga bahan baku produk batu bata
khususunya tanah liat yaitu Rp 485.000 – Rp 500.000 untuk satu truk
tanah liat dan Rp 1.000.000 - Rp 1.100.000 untuk satu truk sekam padi. Pembelian tanah liat digolongkan cukup mahal karena bukan berasal
dari Kecamatan Piyungan, sehingga menambah biaya operasional untuk pembelian tanah liat tersebut.
2. Pemasaran
Kondisi pemasaran produk industri kecil batu bata di Kecamatan Piyungan sebagai berikut:
Tabel 5.3 Pemasaran Produk Industri Kecil Batu Bata Di Kecamatan Piyungan
Interval Kategori
Jumlah 8
– 16 Kurang luas
20 66,67
17 – 24
Cukup luas 10
33,33 25
– 32 Luas
Total 30
100
Hasil penelitian menunjukkan daerah pemasaran UKM di Kabupaten Piyungan kurang luas yaitu sebagian besar terbatas di D.I.
Yogyakarta. Terdapat tiga cara pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha batu bata yaitu secara lisan, membuat blog di media
internet dan membuat iklan di koran. Mayoritas pengusaha batu bata melakukan promosi secara lisan dan daerah cakupan pemasaran
produk batu bata mayoritas di D.I. Yogyakarta sedangkan untuk luar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI