Teknologi Permodalan Kondisi Sumber Daya Alam SDA, Sumber Daya Manusia SDM,

Tabel 5.6 Permodalan Industri Kecil Batu Bata di Kecamatan Piyungan Interval Kategori Jumlah 9 – 18 Rendah 16 53,33 19 – 27 Cukup tinggi 12 40,00 28 – 36 Tinggi 2 6,67 Total 30 100 Hasil analisis menunjukkan bahwa modal yang digunakan oleh industri kecil batu bata di Kecamatan Piyungan rendah. Modal awal untuk menjalankan usaha batu bata yaitu Rp 1.000.000 – Rp 10. 000.000. Modal yang digunakan untuk proses produksi relatif kecil dan terbatas. Terdapat tiga cara perolehan modal yaitu modal sendiri, pinjaman keluarga dan pinjaman bank. Mayoritas pengusaha batu bata menggunakan modal sendiri dan pinjaman dari keluarga. Beberapa pengusaha lainnya mendapatkan pinjaman modal dalam bentuk bunga ringan. Sistem administrasi pengusaha dengan pembukuan setiap minggu dan bulanan. Mayoritas pengusaha masih mencampurkan antara uang pribadi dengan uang usaha karena tidak ada administrasi yang tersistem pada setiap perusahaan tersebut.

C. Analisis SWOT untuk Menentukan Strategi Pengembangan Industri

Kecil Batu Bata di Kecamatan Piyungan 1. Aspek Internal Aspek Internal diperoleh dari SDA, Permodalan dan Teknologi. Aspek internal dibedakan menjadi kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada pengusaha batu bata di Kecamatan Piyungan.Faktor kekuatan dan kelemahan ditentukan berdasarkan hasil analisis dan wawancara dan kuisioner dari pengusaha batu bata, Rating dan bobot dihasilkan melalui penilaian prioritas dari hasil wawancara dan observasi. Faktor strategi internal dan hasil penilaian bobot dan rating dari faktor internal industri kecil batu bata di Kecamatan Piyungan dijelaskan pada tabel 5.7 di bawah ini. Tabel 5.7 Faktor-Faktor Strategi Internal Faktor Bobot Rating Skor Kekuatan: 1. Modal awal pendirian usaha termasuk ringan 2. Banyaknya unit barang yang terjual sama dengan jumlah barang yang diproduksi 3. Peralatan produksi bisa menggunakan alat yang masih sederhana 0,15 0,15 0,20 3 3 4 0,45 0,45 0,80 Kelemahan: 1. Rendahnya kualitas SDM baik untuk pelaku usaha maupun tenaga kerja. 2. Modal usaha yang dimiliki terbatas. 3. Belum punya daerah pemasaran yang tetap, terbatasnya informasi pasar dan sering tidak bisa memenuhi pesanan pembeli. 0,20 0,15 0,15 1 2 2 0,20 0,30 0,30 1 2,60 Keterangan justifikasi: 1. Modal awal pendirian usaha termasuk rngan dalam bobot 0,15 karena para pengusaha mayoritas masih dapat menggunakan modal sendiri, 2. Banyak unit barang yang terjual sama dengan jumlah barang yang diproduksi menunjukkan bahwa semua hasil produksi dapat diserap konsumen dalam waktu yang cepat hingga dikategorikan pada bobot 0,15. 3. Peralatan produksi batu bata bisa menngunakan alat yang masih sederhana dan tidak membutuhkan peralatan dengan teknologi tinggi yang mahal. Hal ini