Negosiasi Kesepakatan Kerja Pada Buruh Bangunan

83

4.5.1. Negosiasi Kesepakatan Kerja Pada Buruh Bangunan

Negosiasi adalah adanya proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya yang dalam hal ini kesepakatan antara si pemberi pekerjaan dengan si buruh bangunan. Negosiasi atau kesepakatan kerja ini biasanya dilakukan oleh si pemberi pekerjaanproyek dengan buruh bangunan yang dipakai jasanya. Biasanya negoisasi ini meliputi kriteria pencarian proyek kerja, spesifikasi keahlian tukang, jam kerja, upah kerja, wilayah kerja dan semacam sistem kontrak kerja bagi buruh bangunan yang bekerja di PTCV. Menurut Subekti, ada Undang–Undang yang membagi perjanjian untuk melakukan pekerjaan di bidang bangunan dalam tiga macam, yaitu : a. Perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu: Adalah perjanjian dimana satu pihak menghendaki dari pihak lainnya dilakukan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan, yang di mana ia bersedia membayar upahgaji, sedangkan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut sama sekali tergantung pada pihak lainnya. b. Perjanjian kerja perburuhan Adalah perjanjian dimana pihak yang satu, si buruh mengikatkan dirinya untuk dibawah perintah pihak yang lainnya yaitu si majikan yang dalam hal ini buruh bangunan dengan si pemberi pekerjaan, untuk suatu waktu tertentu, melakukan pekerjaan dengan menerima upah. c. Perjanjian pemborongan pekerjaan Adalah perjanjian dimana pihak yang satu, si pemborong mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak yang memborongkan dengan menerima suatu harga yang ditentukan. Universitas Sumatera Utara 84 Dilihat dari obyeknya, perjanjian pemborongan bangunan mirip dengan perjanjian lain yaitu perjanjian kerja dan perjanjian melakukan jasa, yaitu sama sama menyebutkan bahwa pihak yang satu menyetujui untuk melaksanakan pekerjaan pihak lain dengan pembayaran tertentu. Perbedaannya satu dengan yang lainnya ialah bahwa pada perjanjian kerja terdapat hubungan kedinasan atau kekuasaan antara buruh dengan majikan. Pada pemborongan bangunan dan perjanjian melakukan jasa tidak ada hubungan semacam itu, melainkan melaksanakan pekerjaan yang tugasnya secara mandiri. Isi perjanjian pemborongan pada umumnya adalah sebagai berikut : a. Luasnya pekerjaan yang harus dilaksanakan dan memuat uraian tentang pekerjaan dan syarat-syarat pekerjaan yang disertai dengan gambar bestek dilengkapi dengan uraian tentang bahan material, alat-alat, dan tenaga kerja yang dibutuhkan. b. Penentuan tentang harga pemborongan. c. Mengenai jangka waktu penyelesaian sengketa d. Mengenai sanksi dalam hal terjadinya wanprestasi e. Tentang resiko dalam hal terjadi Overmacht f. Penyelesaian jika terjadi perselisihan g. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian pemborongan Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang telah dilakukan bahwa negosiasi di antara si pemberi pekerjaan dengan buruh bangunan bersifat terbuka dan saling menguntungkan, dimana mereka saling berkomunikasi terlebih dahulu mengenai kesepakatan-kesepakatan kerja lalu melakukan proses negosiasi atau tawar-menawar dan selanjutkan melakukan kesepakatan perjanjian pekerjaan deal kalau memang sepakat. Jika diantaranya ada yang kurang cocok maka keduanya menyatakan tidak sepakat tapi ini sangat Universitas Sumatera Utara 85 jarang terjadi apabila keduanya memiliki sikap komunikasi yang baik dan mau bekerja sama atau memahami satu sama lain. Hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap para buruh bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah, dapat diketahui bahwa negosiasi atau kesepakatan kerja yang biasa disepakati oleh si pemberi pekerjaan dengan buruh bangunan meliputi proyek yang mau dikerjakan wilayah dan jenis bangunan, pembagian kerja tukang menurut spesifikasinya dan kenek, jam kerja dalam sehari, upahgaji yang dihitung perhari ataupun perminggu serta sistem kerja kontrak bagi buruh bangunan yang bekerja di PTCV. Seperti yang dikemukakan oleh beberapa informan buruh bangunan berikut ini. “Sistem kesepakatan kerja dikalangan buruh bangunan yaitu jam kerja dari jam 08.00 sampai jam 17.30 bahkan bisa lembur apabila belum selesai dan biasanya istirahat 1 jam dari jam 12.00-13.00, sedangkan untuk wilayah pekerjaan tergantung orang yang memanggil kita. Untuk upah itu dihitung perminggu semacam saya tukang yaitu 600.000 perminggu sedangkan untuk kenek biasanya 390.000 perminggu. Itu penghasilan kotor, tergantung kebijakan si pemberi pekerjaan. Sedangkan pembagian kerja berdasarkan keahlian dan bidangnya masing-masing dan kerjaan saya belum pernah putus sampai sekarang karena hasil pekerjaan yang bagus dan baik.” Pak Rasman Selain upahgaji mingguan ada juga yang digaji perharinya dengan tujuan biar lebih mudah dan uangnya bisa langsung dipakai. Seperti yang dikemukakan oleh buruh bangunan berikut ini. “Wilayah kerja kami disekitar Bandar Khalipah dengan jam kerja dari pukul 08.00-16.30 dan istirahat pada pukul 12.00. Untuk gaji dihitung perhari yaitu 85.000-100.000 perharinya. Sedangkan pembagian kerja berdasarkan spesifikasinya. Pekerjaan ini tidak selalu ada setiap saat atau dengan kata lain sering menunggu juga.” Bang Bambang dan Bang Surya Sama halnya dengan buruh bangunan yang mengemukakan berikut ini : “Jam kerja dari pukul 08.00-16.30 dan kalau mengejar waktu maka ada lembur dari jam 16.30 keatas. Penghasilan saya 95.000 perhari kotor. Sedangkan wilayah saya kerja untuk saat ini di tanjung sari depan pizza hut samping indomaret. Kalau pembagian kerja itu ya Universitas Sumatera Utara 86 tergantung keahliannyalah. Untuk pekerjaan saya masih terus bekerja dan tidak pernah menunggu.” Bang Norman Para informan di atas adalah informan yang bekerja lepas sesuka hatinya atau tidak berada di bawah naungan siapa pun, berbeda dengan para buruh bangunan yang bekerja mengikuti proyek atau di bawah naungan PTCV. Para buruh bangunan yang bekerja di PTCV mempunyai sistem kerja kontrak yang di mana sama kayak buruh pabrik kebanyakan. Yang membedakan buruh bangunan lepas dan buruh bangunan yang bekerja di PTCV yaitu sistem kerja dan penggajiannya saja. Seperti yang dikemukan oleh informan buruh bangunan berikut ini. “Negoisasi kerja seperti waktu kerja dari pukul 08.30-16.30 dan jam istirahat pukul 12.00-13.00. Untuk wilayah kerja saya di CV jalan amir hamzah komplek taman anggrek dengan sistem kerja kontrak dan saya sebagai kenek disana dengan gaji 50.000-60.000 perhari karena bekerja di CV maka pekerjaan sampai sekarang masih terus berjalan dan apabila sakit atau tertimpa musibah biasanya dibantu oleh CV biayanya.” Pak Supardi Hal yang sama juga dikemukakan oleh buruh bangunan berikut ini : “Kesepakatan kerja di tempat saya itu seperti jam kerja mulai pukul 08.00-17.00 dan waktu istirahat biasanya 1 jam pada pukul 12.00- 13.00. Kebetulan saya bekerja ikut proyek dari PT Polonia yang di Medan dengan sistem kontrak biasanya tetapi kadang juga borongan tergantung jenis proyeknya. Gaji saya perhari disana 100.000 per harinya dan sesuai dengan pembagian spesifikasi kerja berdasarkan keahliannya.” Pak Man Pangestu Dari informasi yang dikemukakan oleh buruh bangunan di atas, diketahui bahwa sebagian besar buruh bangunan memiliki jam kerja dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00 dengan wilayah kerja yang beragam dari mulai dalam Lingkungan 12, daerah Bandar Khalipah sampai Kota Medan. Upah para buruh bangunan ini juga beragam mulai dari Rp 85.000-100.000 per hari sedangkan untuk kenek berkisar dari Rp 50.000-65.000 dan ada bonus jika penghasilan memuaskan serta penambahan gaji apabila ada lembur. Spesifikasi Universitas Sumatera Utara 87 pekerjaannya pun terbagi-bagi berdasarkan keahliannya yaitu tukang batu, tukang kayu, tukang keramik dan sebagainya serta kenek yang selalu membantu pekerjaan tukang.

4.5.2. Nilai dan Norma Pada Buruh Bangunan

Dokumen yang terkait

Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap “Geng Motor” (Studi di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara)

7 74 195

Pola Relasi Sosial Petani Dengan Buruh Tani Dalam Produksi Pertanian(Studi Deskriptif Masyarakat di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

31 143 163

Efektivitas Pelayanan Kesehatan Di Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

26 187 137

Perubahan Sosial Pada Komunitas Cina Kebun Sayur (Studi Deskriptif : di Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

1 74 101

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 7 73

BANGUNAN BERSEJARAH PERKEBUNAN TEMBAKAU DELI MAASCHAPPIJ DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

4 20 27

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MELINDUNGI DAN MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP (STUDI KASUS DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG).

0 4 19

BILINGUALISME KEDWIBAHASAAN pada masyarakat 1

0 0 5

1 BAB I PENDAHULUAN - Potensi Modal Sosial Buruh Bangunan (Studi Deskriptif Pada Buruh Bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang)

0 1 12

Potensi Modal Sosial Buruh Bangunan (Studi Deskriptif Pada Buruh Bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang)

0 3 8