Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

37 antara kedua pihak. Salah satu pertimbangan tukang menerima suatu pekerjaan dari seorang mandor ataupun sebaliknya yaitu berdasarkan kesepakatan besar upah harian yang diberikan mandor kepada tukang. Belum adanya standarisasi upah terkadang dapat membuat adanya kemungkinan salah satu pihak dirugikan.

2.6.6. Wilayah kerja

Terkadang seorang mandor tetap mempertahankan tukang yang pernah dipekerjakan untuk melaksanakan proyek kerja baru. Tak jarang jika ada proyek di luar kota mandor akan memboyong tukang-tukang ini untuk dipekerjakan. Biasanya para tukang ini akan mendapatkan upah lebih karena wilayah kerja yang berada di luar kota. Wilayah kerja merupakan salah satu kriteria dalam pencarian kerja. Karena tak selamanya seorang tukang bersedia kerja diluar kota karena berbagai alasan diantaranya upah kerja yang tak dapat menutupi biaya hidup di luar kota, jauh dari keluarga dan lain sebagainya.

2.7. Penelitian Terdahulu

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian maka peneliti juga mencamtumkan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai bahan rujukan yang dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Penelitian terdahulu No Judul peneliti tahun tujuan Metodologi Hasil penelitian 1. “ Penguatan modal sosial untuk pemberdayaan masyarakat pedesa- an dalam pengelolaan agroekosis- tem lahan kering” Tri Pranadji 2006 Tujuan penelitian : 1.Menjelaskan adanya hubungan Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan penganalisaan Secara historis dapat dikatakan bahwa kerusakan ALK di desa- desa boyolali bagian hulu DAS dinilai sudah sangat parah,kemampuan masyarakat pedesaan dalam meng- urangi tekanan terhadap ALK Universitas Sumatera Utara 38 Erat antara kerusakan ALK terhadap tingkat melemahnya modal sosial setempat. 2.Menganalisis pengaruh penerapan model pengelolaan ALK yang dikembangkan pemerintah terhadap tingkat kehidupan dan cara masyarakat pedesaan setempat. 3. Menganalisis elemen modal sosial dilandaskan pada nilai- nilai budaya, manajemen sosial, kepemimpinan, penyelenggaraan, pemerintah desa. secara croos- section. dipengaruhi oleh kekuatan modal sosialyang berhasil diwujudkan oleh masyarakat pedesaan setempat. Desa yang memiliki modal sosial yang paling kuat adalah adalah desa yang masyarakatnya memiliki modal sosial yang relatif kuat, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakatnya cende- rung tinggi dan proses tranformasi sosial ekonominya berlangsung lebih cepat. 2. Pemetaan dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Barat Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran 2008 1. Mengidentifikasi dan mengukur kondisi modal sosial di Jawa Barat. 2. Menganalisis keterkaitan antara modal sosial dengan penanggu- langan kemiskinan di Jawa Barat. 3. Merumuskan desain pemanfaatan modal sosial untuk penanggulangan kemiskinanJawa Barat. Analisis data dilakukan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data yang diperoleh dalam studi kepustakaan dan focus group discussion dianalisis dengan teknik analisis kualitatif berupa interpretasi Modal sosial yang ada, baik di kalangan masyarakat rural maupun urban masih dalam tahap bonding sebagai pengikat saja, belum sebagai jembatan bridging yang menghubungkan seluruh potensi warga. Hal ini ditandai oleh: a kelompok-kelompok yang terbentuk mayoritas berdasarkan persamaan baik karena kekerabatan, persamaan etnik, persamaan agama, persamaan strata ekonomi, dsb; b kerjasama yang dilaksanakan terbatas pada komunitas yang sama; serta c pendanaan dalam kelompok tersebut pada umumnya swadaya dari iuran anggota. 2. Kapasitas modal sosial yang tersedia belum secara optimal dimanfaatkan untuk penanggulangan Universitas Sumatera Utara 39 kemiskinan karena kelompok- kelompok yang tersedia memiliki keterbatasan akses untuk member- dayakan anggotanya. 3. Desain pemanfaatan modal sosial untuk penanggulangan kemiskinan di Jawa Barat dapat dirumuskan melalui 3 tiga model, yakni: a model rural-pertanian; b model rural- pesisir; dan c model urban-industri. 3. “Making Democracy Work civic Traditions in Modern Italy“ Robert Putnam 1993 bertujuan untuk: pertama mengetahuhi hubungan antara modal sosial dengan tradisi kewargaan di tingkat lokal, kedua mengetahui pengaruh desentralisasi di kawasan Italy Utara dan Italy Selatan. Penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif Pertama, Desentralisasi menumbuh- kan modal sosial dan tradisi kewargaan di tingkat lokal. Kedua, kawasan Italia Utara jauh lebih unggul dan maju ketimbang kawasan Italia Selatan, dari sisi desentralisasi, demokrasi lokal, modal sosial, tradisi kewargaan, kinerja pembangunan ekonomi. 4. “Modal Sosial sebagai Sarana Pengembangan Masyarakat Studi kasus di kecamatan Wonomulyo, kabupaten Polewali Mamasa, Provinsi Sulawesi Selatan” Masdin AP 2002 bertujuan Pertama, Untuk mengetahui bentuk dan peran modal sosial dalam pengembangan masyarakat yang dikhususkan pada aspek pertanian, Kedua mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi tum- buhnya modal sosial pada aspek pertanian di dalam pengembangan Penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif untuk mencari fakta dengan interpretasi yang tepat Bentuk modal sosial dapat diketahui dengan tingginya nilai-nilai kemasya- rakatan yang ditandai dengan sikap gotong royong di desa sumberjo dan bentuk modal sosial di dalam masyarakat petani adalah dengan adanya organisasi lokal seperti kelompok tani dan peran modal berhasil di dalam mengembangkan masyarakat khususnya masyarakat tani. Faktor- faktor yang mendorong dan mempengaruhi tumbuhnya modal sosial ditentukan dari tindakan bersama masyarakat, Universitas Sumatera Utara 40 masyarakat. adanya partisipasi yang setara dari anggota masyarakat, tumbuhnya sikap saling percaya dalam masyarakat, serta transparansi dan kebebasan. 5. “Modal Sosial komunitas migran dalam upaya mempertahankan eksistensi komunitasnya” studi kasus warga PJKA di Permukiman Ilegal Jalan Bungur Besar Raya, JakPusTriyani Anugrahini 2004 bertujuan untuk memahami tentang bagaimana suatu komunitas migrant di wilayah perkotaan. Penelitian ini menggunakan Pendekatan kualitatif Dari Penelitian ini dijelaskan bahwa sebagai warga pendatang di perkotaan, mereka selalu dihadapkan pada persoalan tempat tinggal, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, melakukan kegiatan sehari-hari atau usaha untuk mempertahankan eksistensinya di kota Jakarta. 6. “Modal sosial dan Ketahanan Ekonomi keluarga Miskin”: studi Sosiologi pada Komunitas Bantaran Ciliwung. Oleh Ujianto Singgih Prayitno 2004 tujuan untuk menemukan modal sosial komunitas di Bantaran Ciliwung untuk mempengaruhi ketahanan ekonomi keluarga miskin. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan positivisme dan kualitatif dengan pendekatan substantif. Hasil Analisis kuantitatif ditemukan bahwa ditemukan hubungan bermakna yang kuat diantara variabel yang di uji terhadap ketahanan ekonomi keluarga miskin. Uji korelasi terhadap ketahanan ekonomi keluarga miskin dengan variabel kelompok dan jaringan, kepercayaan dan solidaritas, aksi kolektif dan kerjasama, informasi dan komunikasi, kohesi dan inklusi sosial terdapat hubungan bermakna lemah. 7. Fukuyama 1995 Modal sosial, efektivitas organisasional , biaya tran- Modal sosial berhubungan positif dengan efektivitas organisasional melalui pengurangan biaya transaksi organisasional. Universitas Sumatera Utara 41 saksi. 8. Badarudin 2003 Modal Sosial, Masyarakat nelayan. 1. Patron-klien yang lahir dari sikap saling percaya trust sebagai salah satu elemen modal sosial. 2. Koperasi sebagai salah satu perwujudan modal sosial sikap saling percaya, mampu menjadi kekuatan yang cukup potensial. 3. Serikat Tolong Menolong merupakan pranata yang berfungsi secara ekonomi dan juga berfungsi sosial dalam hal ritual keagamaan. 4. Arisan sebagai suatu pranata untuk mensiasati perangkap kemiskinan pada masyarakat nelayan. Universitas Sumatera Utara 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kualitatif merupakan metode yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh objek peneliti. Penelitian kualitatif juga diartikan sebagai pendekatan yang dapat menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang di dapat dari yang diamati Moleong, 2006. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif peneliti akan memperoleh informasi atau data yang lebih mendalam tentang potensi modal sosial yang terdapat pada buruh bangunan. Penelitian kualitatif digunakan untuk melihat individu secara utuh serta berusaha untuk menjelaskan elemen-elemen modal sosial yang berjalan di dalam masyarakat buruh bangunan Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah. Pendekatan deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan kondisi nyata yang terdapat di lapangan dan menginterpretasikan sesuatu seperti kegiatan buruh bangunan sehari-hari, hubungan buruh bangunan yang satu dengan yang lainnya dan hubungan buruh dengan si pemberi kerja serta elemen-elemen modal sosial yang sudah ada dan terbangun dalam kehidupan masyarakat yang bekerja sebagai buruh bangunan.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Adapun alasan peneliti memilih tempat penelitian ini adalah : Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap “Geng Motor” (Studi di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara)

7 74 195

Pola Relasi Sosial Petani Dengan Buruh Tani Dalam Produksi Pertanian(Studi Deskriptif Masyarakat di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

31 143 163

Efektivitas Pelayanan Kesehatan Di Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

26 187 137

Perubahan Sosial Pada Komunitas Cina Kebun Sayur (Studi Deskriptif : di Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

1 74 101

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Pendapatan Nelayan (Studi Kasus : Desa Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

0 7 73

BANGUNAN BERSEJARAH PERKEBUNAN TEMBAKAU DELI MAASCHAPPIJ DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

4 20 27

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MELINDUNGI DAN MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP (STUDI KASUS DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG).

0 4 19

BILINGUALISME KEDWIBAHASAAN pada masyarakat 1

0 0 5

1 BAB I PENDAHULUAN - Potensi Modal Sosial Buruh Bangunan (Studi Deskriptif Pada Buruh Bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang)

0 1 12

Potensi Modal Sosial Buruh Bangunan (Studi Deskriptif Pada Buruh Bangunan di Lingkungan 12 Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang)

0 3 8