Pengisian dan Pengikatan Pemasakan dan pemotongan sosis Pendinginan
90
Sosis merupakan suatu sistem emulsi, emulsi tersebut berupa emulsi minyak dalam air, dengan air berperan sebagai fase kontinyu, lemak
sebagai fase diskontinyu dan protein sebagai emulsifiernya. Dalam sistem emulsi tersebut, protein membentuk matriks yang menyelubungi globula-
globula lemak. Protein dalam daging yang terutama berfungsi sebagai emulsifying agent adalah myosin dan aktin, dan juga kombinasi keduanya
yaitu aktomyosin Price dan Schweigert, 1971. Protein tersebut dapat menjalankan fungsinya sebagai emulsifie, apabila
dilakukan pelarutan terlebih dahulu. Berdasar kelarutan protein dalam larutan garam dan air, maka macam protein daging yang dapat berperan
sebagai emulsifier, dapat dikelompokkan ke dalam 3 golongan yaitu: a. Protein yang larut dalam air
b. Protein yang larut dalam garam c. Protein yang tidak larut dalam kedua-duanya, yaitu protein jaringan
pengikat. Golongan protein yang larut dalam air adalah protein sarkoplasma.
Termasuk dalam protein sarkoplasma ini antara lain protein mioglobin yang berperan memberi pewarnaan pada daging. Sedangkan yang
tergolong protein yang larut garam adalah protein aktin dan miosin. Kemampuan protein daging dalam mengemulsikan lemak berbeda-beda
tingkatannya. Menurut Tsai dkk 1972, dalam Ari Wisnuwardana 1988, protein aktin dalam lingkungan yang tidak mengandung garam adalah yang
tertinggi kemampuannya, selanjutnya berturutan miosin, aktomiosin, protein sarkoplasma, aktin dalam larutan garam dengan konsentrasi 0,3 M.