Manajemen Laba TELAAH PUSTAKA
SEO dimaksudkan sebagai alternatif memperoleh sumber dana dan memperbaiki struktur modal perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan
terkonsentrasi cenderung menggunakan mekanisme right issue untuk memperoleh tambahan dana tersebut. Dengan dikeluarkannya SEO kepada pemegang saham,
maka pemodal akan mengeluarkan uang untuk membeli saham dari SEO. Uang yang didapatkan dari investor melalui SEO akan digunakan oleh perusahaan
untuk memperkuat struktur pendanaan atau untuk kebutuhan investasi. Melalui SEO, perusahaan memperoleh dana dengan cepat dan mudah tanpa memerlukan
jaminan serta tanpa terbebani dengan adanya kewajiban pengembalian yang disertai bunga Brealey, et al., 2001.
Sukwadi 2006 menyatakan bahwa aksi perusahaan melalui mekanisme right issue
bisa ditanggapi investor sebagai suatu sinyal positif ataupun negatif. Perusahaan dengan pertumbuhan kinerja yang tinggi memiliki lebih banyak
kesempatan untuk berinvestasi, maka perusahaan tersebut pasti memerlukan modal dana yang lebih besar, sehingga pengumuman SEO akan diterjemahkan
investor sebagai sinyal positif karena berhubungan dengan prospek earning perusahaan yang bagus di masa depan. Sebaliknya investor mungkin akan
menanggapi suatu pengumuman SEO sebagai sinyal negatif bila terdapat indikasi bahwa investor memandang kinerja perusahaan suram sehingga perusahaan perlu
untuk melakukan penawaran sekuritas tambahan.
Ketika SEO ini dilakukan segala informasi yang dibutuhkan investor diharapkan dapat lebih akurat dan terpenuhi dibandingkan ketika penawaran
saham perdana, karena ketika IPO investor cenderung menggunakan laporan keuangan prospektus sebagai satu-satunya sumber informasi perusahaan,
sedangkan ketika SEO ada lebih banyak informasi yang dapat dimanfaatkan investor untuk membuat keputusan investasinya. Selain menggunakan informasi
laporan keuangan investor dapat menggunakan berbagai akses dan sumber informasi lain untuk menilai apakah perusahaan layak digunakan sebagai tempat
menginvestasikan dananya. Meskipun di pasar sudah cukup tersedia informasi yang memadai mengenai
perusahaan, ternyata asimetri informasi antara manajer perusahaan dengan investor tetap ada, karena hubungan antara manajer agent dengan investor
principal adalah hubungan kontrak. Hubungan antara agent dan principal dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi karena agent memiliki
informasi lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan principal. Hal inilah yang mendorong dan memotivasi manajer untuk berperilaku oportunis melakukan
manajemen laba dengan mengubah, menyembunyikan, atau menunda angka- angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan. Bahkan semakin besar
asimetri informasi, semakin besar pula dorongan manajer bersikap curang dalam melaporkan kinerja dengan tujuan menyesatkan investor dalam menilai saham
yang ditawarkan.
Secara teoritis manajemen laba dianggap wajar dilakukan manajer perusahaan yang melakukan SEO, karena terbukti adanya hubungan positif antara kinerja
perusahaan dengan harga saham perusahaan yang bersangkutan. Semakin tinggi kinerja perusahaan semakin tinggi pula harga sahamnya, sebaliknya semakin
rendah kinerjanya semakin rendah pula harga saham perusahaan tersebut. Maka tidak mengherankan apabila perusahaan melakukan rekayasa manajerial dengan
pola penaikkan laba selama beberapa periode sebelum SEO. Manajemen laba ini juga dilakukan pada saat penawaran sehingga kinerja perusahaan terlihat bagus
dibandingkan kinerja sesungguhnya. Bahkan perusahaan juga mengatur agar kinerjanya seolah-olah mengalami peningkatan selama beberapa periode. Hal ini
dilakukan manajer agar informasi yang diterima investor adalah informasi- informasi yang positif, dan memberi sinyal bahwa perusahaan mempunyai
kesempatan bertumbuh yang tinggi sehingga investor akan merespon secara positif terhadap saham yang ditawarkan.
Shivakumar 2000 menunjukkan bahwa manajemen telah melakukan overstate
terhadap earnings sebelum melakukan pengumuman SEO. Shivakumar memperkenalkan hipotesis yang berlawanan dengan managerial opportunism
hypothesis yaitu managerial response hypothesis. Shivakumar berasumsi bahwa
investor sebenarnya sudah menduga adanya manajemen laba dan secara rasional berusaha melepaskan pengaruhnya pada saat pengumuman SEO. Oleh karena itu,
perusahaan SEO akan melakukan manajemen laba dengan tujuan untuk
mengantisipasi kemungkinan reaksi investor yang negatif pada saat pengumuman SEO. Rangan 1998 dan Teoh et al. 1998 menemukan adanya manajemen laba
di sekitar pengumuman SEO. Temuan tersebut menyimpulkan bahwa investor baru menyadari bahwa perusahaan telah melakukan manajemen laba setelah
terjadi penurunan laba pada kuartal-kuartal setelah SEO. Hal ini berarti bahwa pengumuman SEO tidak memberikan sinyal negatif bagi investor bahwa
manajemen telah melakukan manajemen laba.