investor cerdas dan tidak cerdas terhadap manajemen laba disekitar pelaporan keuangan kuartalan 10-Q, hasilnya menunjukkan bahwa para investor yang
cerdas mampu mendeteksi manajemen laba lebih cepat daripada investor yang tidak cerdas.
Pada umumnya penelitian-penelitian menggunakan kepemilikan institusi sebagai proksi kecerdasan investor Hand 1990; Utama dan Cready 1997; Walther
1997; El-Gazzar 1998; dan Bartov et al. 2000a. Marfuah dan Kusuma 2003 berpendapat bahwa semakin besar proporsi saham yang dimiliki oleh investor
institusional, maka semakin kecil kesalahan penetapan harga pada saham tersebut. Alasan utama yang membuat kepemilikan institusi cocok dijadikan proksi
kecerdasan investor karena institusi memiliki informasi privat yang lebih banyak dan memiliki tim analis yang canggih untuk menganalisis informasi daripada
investor individu Mayer 1988; Shiller dan Pound 1989. Alasan lain adalah karena investor institusi siap melakukan investasi pada sejumlah besar
perusahaan.
F. Perumusan Hipotesis
Adanya asimetri informasi antara manajer perusahaan dengan investor mendorong dan memotivasi manajer melakukan manajemen laba. Tujuan
dilakukannya manajemen laba agar informasi-informasi yang diterima investor merupakan informasi-informasi positif yang nantinya akan mempengaruhi
investor untuk membeli saham tambahan yang dilakukan melalui right issue. Dari beberapa penelitian dan teori yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa perusahaan cenderung meningkatkan kinerja pada saat sebelum SEO dengan cara mengatur laba dalam bentuk peningkatan laba income
increasing , yang pada akhirnya menyebabkan penurunan laba jangka panjang
pada periode setelah SEO. Pada penelitian ini akan diuji kembali mengenai manajemen laba yang
dilakukan oleh perusahaan sebelum SEO dengan data dan periode yang lebih baru. Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dirumuskan
hipotesis alternatif pertama yang dinyatakan sebagai berikut :
H1 : Perusahaan yang terdaftar di BEI melakukan manajemen laba sebelum SEO.
Jogiyanto 2009 menyatakan bahwa dengan kepemilikan institusional sebesar 40 investor dianggap mahir dan dapat mendeteksi adanya manajemen laba
dalam setiap laporan keuangan perusahaan. Investor institusional umumnya memiliki informasi privat yang lebih banyak dan memiliki tim analis yang lebih
canggih untuk menganalisis informasi daripada investor individu. Penelitian ini akan menguji pengaruh manajemen laba sebelum SEO terhadap
return saham dengan menggunakan kecerdasan investor sebagai variabel
pemoderasi. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Joni dan Jogiyanto 2009, karena penelitian ini menggunakan peristiwa SEO dengan mekanisme right issue