Return Saham TELAAH PUSTAKA

perusahaan yang melakukan right issue di pasar modal. Return saham yang meningkat pada hari keempat sampai hari pertama sebelum pengumuman right issue , menurun sampai hari ketiga setelah right issue, dan kemudian kembali meningkat lagi. Kurniawan 2006 meneliti tentang dampak pengumuman right issue terhadap return saham dan likuiditas saham di BEJ periode tahun 2002 –2004. Variabel penelitian adalah return saham, abnormal return, dan trading volume activity TVA. Teknik pengujian hipotesis adalah paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada return saham, abnormal return , dan TVA. Right issue tidak berpengaruh terhadap return saham, abnormal return , dan likuiditas saham sebelum dan sesudah right issue. Marfuah dan Kusuma 2003 meneliti tentang kemahiran investor dan pola return saham setelah pengumuman laba. Penelitian tersebut menggunakan 119 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian itu menguji secara empiris pengaruh proporsi saham yang dimiliki oleh investor institusional sebagai proksi bagi kemahiran investor terhadap hubungan unexpected earning dan abnormal return setelah pengumuman laba. Kesimpulan dari penelitian tersebut konsisten dengan penelitian Bartov et al. 2000 dalam Joni dan Jogiyanto yang mengatakan bahwa variabel kepemilikan institusional merupakan variabel yang mempunyai daya penjelas lebih tinggi dibandingkan dengan biaya transaksi dan ukuran perusahaan. Selain itu penelitian tersebut mengindikasikan bahwa derajat penetapan harga tak efisien seperti yang dimanifestasikan dalam abnormal return setelah pengumuman laba berhubungan negatif dengan proporsi saham yang dimiliki oleh investor institusional. Widiastuty 2004 juga meneliti hubungan manajemen laba terhadap return saham dengan menggunakan leverage dan unexpected earnings sebagai variabel kontrol. Sampel penelitian terdiri atas 72 perusahaan pada perioda 1999-2001. Hasilnya menunjukkan bahwa manajemen laba berhubungan positif terhadap return saham. Managerial opportunism hypothesis memprediksi adanya penurunan abnormal return saham pada jangka panjang setelah SEO namun tidak memprediksi adanya abnormal return saham yang negatif pada saat pengumuman SEO karena investor tidak menyadari adanya sinyal manajemen laba pada saat pengumuman SEO. Rangan 1998 membuktikan bahwa kinerja saham perusahaan setelah melakukan SEO rendah. Hal tersebut membuktikan bahwa kinerja saham perusahaan yang melakukan manajemen laba menjelang SEO akan memiliki return saham lebih rendah dibandingkan perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba. Rangan 1998 mencoba memprediksi return saham dengan komponen akrual diskresioner untuk mendapatkan koefisien negatif yang menunjukkan kinerja saham yang rendah tersebut mampu dijelaskan dengan manajemen laba. Hasilnya menunjukkan bahwa koefisien regresi hubungan antara akrual diskresioner dan return saham adalah negatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa rendahnya kinerja saham mampu dijelaskan oleh komponen akrual. Untuk itu, sama seperti penelitian terdahulu, penelitian ini juga akan meneliti pengaruh manajemen laba terhadap return saham dengan hasil yang diharapkan dapat lebih konsisten dengan data dan periode yang lebih baru dari penelitian sebelumnya.

C. Kecerdasan Investor

Dalam signaling theory dijelaskan bahwa seorang investor yang rasional akan melakukan analisa terlebih dahulu sebelum membuat keputusan untuk berinvestasi, investor membutuhkan informasi yang akan dijadikan sinyal untuk menilai prospek masa depan perusahaan. Dalam hal ini, informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi masa lalu, informasi saat kini, maupun informasi yang bersifat sebagai pendapat atau opini yang beredar dipasar yang mempengaruhi perubahan harga Riany, 2008. Jogiyanto 2005 menyatakan bahwa investor yang cerdas mampu menganalisis informasi lebih lanjut untuk menentukan apakah informasi memberikan sinyal yang sahih dan dapat dipercaya, sedangkan investor yang tidak cerdas akan menerima informasi tanpa menganalisis lebih lanjut. Pernyataan tersebut didukung oleh teori efisiensi pasar secara keputusan, yang menjelaskan bahwa pasar yang efisien tidak hanya mempertimbangkan ketersediaan informasi tetapi juga mempertimbangkan kecanggihan pelaku pasar dalam mengolah informasi untuk pengambilan keputusan. Pelaku pasar yang canggih tidak akan mudah dibodohi fooled oleh emiten, ia akan menganalisis informasi lebih lanjut untuk menentukan apakah benar informasi yang diterimanya merupakan sinyal yang valid dan dapat dipercaya. Jika ternyata sinyal yang diterima merupakan sinyal yang tidak valid dan karena investor tidak canggih, reaksi mereka yang positif terhadap informasi yang diterimanya merupakan reaksi yang tidak benar sehingga pasar belum efisien secara keputusan, karena investor mengambil keputusan yang salah. Sebaliknya, investor yang canggih akan dapat mengetahui bahwa sinyal dari informasi yang diterimanya adalah sinyal yang tidak benar, sehingga mereka akan bereaksi negatif terhadap informasi tersebut. Bartov et al. 2000a menguji hubungan antara kecerdasan investor dengan pola return saham yang diobservasi setelah pengumuman laba kuartalan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan investor berhubungan secara negatif dengan pola return abnormal yang diobservasi setelah pengumuman laba kuartalan. Hasil ini menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat kecerdasan investor, maka semakin rendah return abnormal setelah pengumuman laba kuartalan. Ia mendefinisikan investor yang cerdas sebagai investor yang mampu mengumpulkan dan memproses informasi publik, sedangkan investor yang tidak cerdas adalah investor yang hanya menggunakan informasi keuangan pers dan intuisi serta tidak melakukan analisis laporan keuangan dengan baik.

D. Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan pertumbuhan aktiva yang mencerminkan manifestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam mendanai kesempatan-kesempatan investasi pada masa yang akan datang. Pertumbuhan perusahaan akan menimbulkan konsekuensi pada peningkatan investasi dan akhirnya membutuhkan penyediaan dana. Pendekatan pertumbuhan perusahaan merupakan suatu komponen untuk menilai prospek perusahaan dan dalam manajemen keuangan diukur berdasarkan perubahan aktiva perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan investasi yang tersedia dan dari investasi tersebut diharapkan dapat memberikan return yang tinggi juga.

E. Manajemen Laba, Return Saham, dan Kecerdasan Investor

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Abnormal Return Saham pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2011

1 47 96

Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

3 63 84

Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 59 80

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba dengan Fee Audit sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek)

1 13 109

PENDAHULUAN Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014).

0 6 8

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KECERDASAN INVESTOR SEBAGAI VARIABEL PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KECERDASAN INVESTOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terd.

0 2 9

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH MANAJEMEN LABA DAN AKTIVITAS RIIL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 7 33

Pengaruh manajemen laba terhadap return saham dengan kualitas audit sebagai variabel moderating : studi empiris pada perusahaan non keuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2001-2010.

2 20 107

TESIS S431208012 LINTANG KURNIAWATI

0 0 96

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KECERDASAN INVESTOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Melakukan SEO dan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2001-2011) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Sa

0 0 90