B. Pembelian Impulsif
1. Pengertian Pembelian Impulsif
Pembelian impulsif dikatakan sebagai pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan
Verplanken Herabadi, 2001.
Mowen dan Minor 2002 mendefinisikan pembelian impulsif sebagai tindakan membeli yang
sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu pertimbangan atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko.
Dalam bahasa Inggris, pembelian impulsif mempunyai arti suatu desakan hati yang tiba-tiba dengan penuh kekuatan, tidak direncanakan untuk
membeli sesuatu secara langsung, dan tanpa banyak memperhatikan
akibatnya Mowen Minor, 2002.
Kacen dan Lee 2002 mengartikan impulse buying atau pembelian yang tidak terencana sebagai tindakan pembelian yang dilakukan tanpa
melakukan pertimbangan terlebih dahulu. Menurut Rook 1995 pembelian impulsif juga didefinisikan sebagai pembelian tanpa rencana
yang mempunyai ciri-ciri yaitu pengambilan keputusan yang relatif cepat dan prasangka subjektif dalam keinginan untuk segera memiliki suatu
barang. Pembelian impulsif juga merupakan perilaku belanja yang berlebih, kurang terencana, dan tak tertahankan dibandingkan dengan
perilaku belanja terencana. Konsumen yang impulsif cenderung tidak memikirkan sesuatu, mudah tertarik terhadap sesuatu, dan menginginkan
kepuasan segera. Konsumen semacam ini seringkali tidak terlalu
memperhatikan akibat negatif yang mungkin timbul akibat tindakan yang mereka lakukan.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif adalah suatu tindakan membeli atas dasar dorongan
yang kuat untuk memiliki sesuatu yang dilakukan secara spontan dan tanpa perencanaan sebelumnya oleh konsumen.
2. Aspek-aspek Pembelian Impulsif
Verplanken dan Herabadi 2001 mengatakan terdapat dua aspek
penting dalam pembelian impulsif, yaitu :
a. Kognitif Fokus pada aspek ini adalah konflik yang terjadi pada kognitif individu
yang meliputi : 1. Kurangnya perencanaan dan pertimbangan ketika membuat
keputusan pembelian. 2. Kurangnya ketelitian dalam melakukan evaluasi pembelian produk.
b. Afeksi Fokus pada aspek afeksi adalah kondisi emosional individu yang
meliputi : 1. Timbulnya perasaan senang dan puas setelah melakukan
pembelian. 2. Timbulnya dorongan untuk segera melakukan pembelian.
3. Timbulnya perasaan resah bila melewatkan suatu produk.
4. Timbulnya perasaan menyesal setelah membeli suatu produk.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif