Individu yang lebih dewasa dari segi usia lebih dapat mengontrol ekspresi emosi mereka daripada individu yang lebih muda dalam Lin Chuang,
2005.
C. Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
Kata kepribadian atau personality berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu persona, yang berarti “topeng” yang biasa dipakai artis dalam teater.
Para artis bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng itu memiliki ciri kepribadian tertentu. Jadi konsep awal
dari pengertian kepribadian adalah tingkah laku yang ditempatkan di lingkungan sosial. Kesan mengenai diri yang diinginkan agar ditangkap
oleh lingkungan sosial Alwisol, 2004. Hall dan Lindzey 1993 mendefinisikan kepribadian adalah sesuatu
yang memberi tata-tertib dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang dilakukan oleh individu. Kepribadian
mencakup usaha-usaha penyesuaian diri yang khas dari tingkah laku individu.
Kepribadian menurut Eysenck dalam Alwisol, 2004 adalah keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial dari organisme,
sebagaimana ditentukan dari keturunan dan lingkungan. Pola tingkah laku itu berasal dan dikembangkan melalui empat sektor utama yang
mengorganisir tingkah laku, yaitu sektor kogitif intelegensi, sektor
konatif karakter, sektor afektif temperamen, dan sektor somatik konstitusi. Sedangkan menurut Jung, kepribadian adalah totalitas segala
peristiwa psikis yang disadari maupun tidak disadari atau disebut juga sebagai psyche. Kesadaran mempunyai peranan penting dalam orientasi
manusia dengan dunianya. Sedangkan sikap jiwa oleh Jung masih dibagi menjadi dua golongan yaitu kecenderungan ekstrovert dan introvert
Suryabrata, 2008. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepribadian adalah segala bentuk sifat dan tingkah laku yang khas yang dapat membedakan seorang individu dengan individu lainnya dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2. Penggolongan Kepribadian Menurut Carl Jung
Pembagian kepribadian menurut Carl Jung didasarkan atas arah aktivitas psikis dan arah orientasi manusia yang mengarah ke dalam diri
individu tersebut atau sebaliknya mengarah ke luar dari diri individu tersebut. Jung mengungkapkan konsep jiwa sebagai dasar pembagian tipe
kepribadian. Berdasarkan sikap jiwa tersebut manusia digolongkan menjadi dua tipe, yaitu tipe ekstravert dan tipe introvert. Tokoh lain yang
memperkuat dasar teoritis Jung adalah H.J. Eysenck. Dalam penelitiannya, Eysenck menemukan dua faktor dasar yaitu neuroticism dan introversion-
extraversion dalam Suryabrata, 2008.
3. Tipe Kepribadian Ekstravert dan Introvert