dalam diri dapat dengan mudah dikeluarkan individu yang ekstravert. Mereka juga kurang teliti dan bertindak tanpa berpikir
dahulu. Hal ini yang menyebabkan mereka terkesan agresif. Individu dengan kepribadian introvert akan berusaha memikirkan
dan mempertimbangkan segala tindakan yang akan dilakukan sehingga dorongan yang ada di dalam diri kurang dapat
diungkapkan dengan baik.
D. Hubungan antara Kepribadian Ekstravert dan Kecenderungan
Pembelian Impulsif pada Remaja Tengah
Masa remaja adalah masa dimana remaja mengambil keputusan mengenai masa depan, teman-teman mana yang dipilih, sekolah mana yang akan dipilih,
dan sebagainya Santrock, 2003. Salah satu aspek perkembangan pada masa remaja adalah perkembangan kepribadian dan sosial yang merupakan
perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan orang lain serta menyatakan emosi secara unik Papalia Olds, 2001. Perkembangan ini
terlihat ketika remaja mulai berhubungan dengan teman-teman sebayanya. Hal ini dapat mempengaruhi remaja dalam bersikap, berpenampilan, dan minat
terhadap sesuatu.
Berbagai perubahan terjadi pada remaja seperti perubahan minat, salah satunya adalah minat akan simbol status. Simbol status merupakan simbol
prestise yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinya mempunyai status yang lebih tinggi dalam kelompoknya Hurlock, 1980. Salah satu cara remaja
menunjukkan simbol status adalah dengan membeli pakaian, aksesoris, dan barang-barang yang mudah terlihat oleh orang lain.
Steinberg menyatakan secara psikososial perkembangan remaja memang dihadapkan kepada hal-hal yang berhubungan dengan peran mereka sebagai
konsumen. Remaja memiliki pilihan mandiri mengenai apa yang hendak dilakukan dengan uangnya dan menentukan sendiri produk apa yang ingin ia
beli. Di sisi lain, remaja sebagai konsumen memiliki karakteristik mudah terpengaruh, mudah terbujuk iklan, tidak berpikir hemat, dan kurang realistis
dalam Wulandari, 2004. Pada masa remaja, kematangan emosi individu yang belum stabil
mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang tidak wajar Zebua Nurdjayadi, 2001. Kondisi emosional remaja yang belum
matang membuat remaja tidak memikirkan segala sesuatu dengan baik sehingga dapat mengganggu pengambilan keputusan. Hal inilah yang
membuat remaja melakukan kegiatan membeli barang-barang yang dirasa mampu untuk menunjukkan status mereka secara tidak terencana. Apabila
kegiatan membeli barang secara tidak terencana dilakukan terus menerus, maka dapat memicu terjadinya perilaku pembelian impulsif.
Verplanken dan Herabadi 2001 mempertimbangkan kepribadian individu sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi pembelian dimana
kepribadian individu merupakan aspek psikologis yang terkait dengan kecenderungan pembelian impulsif.
Kepribadian ekstravert dan introvert dipakai karena setiap individu diyakini berada dalam kedua kontinum tersebut. Remaja dengan
kecenderungan kepribadian ekstravert memiliki karakteristik mudah berinteraksi dengan orang lain, aktif, spontan, dan kurang teliti. Remaja
dengan tipe ini akan cepat tertarik pada suatu produk yang ditawarkan dan cenderung spontan ketika mengambil keputusan pembelian. Remaja tengah
biasanya mudah terpengaruh oleh penampilan teman-temannya. Hal inilah yang membuat remaja membeli barang untuk menunjukkan status mereka di
depan teman-temannya. Sebaliknya, remaja yang cenderung introvert lebih menyukai kesendirian,
ketenangan, dapat mengontrol perilaku, dan mempertimbangkan segala tindakan. Remaja dengan tipe introvert cenderung tidak mudah terpengaruh
pada penawaran sebuah produk karena individu bertipe ini akan berpikir dahulu sebelum bertindak sehingga akan berhati-hati dalam mengambil
keputusan pembelian. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis mengasumsikan bahwa kepribadian ekstravert cenderung memiliki tingkat
pembelian impulsif yang lebih tinggi daripada kepribadian introvert.
E. Kerangka Berpikir