2. Uji Hipotesis Berdasarkan hasil analisis Pearson Product Moment Correlation
melalui program SPSS versi 16.00 for windows, diperoleh angka koefisien korelasi r sebesar -0,249 dengan taraf signifikansi 0,05 p0,05.
Analisis data ini membuktikan bahwa ada hubungan negatif antara kepribadian ekstravert dan pembelian impulsif.
Tabel 11. Hasil Uji Korelasi Skala Kepribadian Ekstravert dan Skala Pembelian Impulsif
Pembelian. impulsif
Kepribadian. ekstravert
Pembelian. Impulsif
Pearson Correlation 1
-.249 Sig. 1-tailed
.011 N
85 85
Kepribadian .ekstravert
Pearson Correlation -.249
1 Sig. 1-tailed
.011 N
85 85
. Correlation is significant at the 0.05 level 1-tailed.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan teknik Pearson Product Moment Correlation, diperoleh korelasi sebesar –0,249 dengan taraf
signifikansi 0,05 p0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara kepribadian ekstravert dan pembelian impulsif. Hal ini berarti
semakin tinggi kecenderungan kepribadian ekstravert subjek maka semakin rendah kecenderungan pembelian impulsif yang dilakukan subjek. Sebaliknya,
semakin tinggi kecenderungan kepribadian introvert subjek maka semakin
tinggi kecenderungan pembelian impulsif yang dilakukan subjek. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara
kepribadian ekstravert dan pembelian impulsif pada remaja tengah ditolak. Kepribadian ekstravert dan introvert memiliki peranan yang cukup penting
dalam menentukan tinggi rendahnya kecenderungan pembelian impulsif. Kepribadian merupakan kumpulan sifat dan tingkah laku yang khas yang
dapat membedakan seorang individu dengan individu lainnya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Remaja dengan kecenderungan
kepribadian ekstravert memiliki karakteristik mudah berinteraksi dengan orang lain, aktif, spontan, dan kurang teliti. Sebaliknya, remaja yang
cenderung introvert lebih menyukai kesendirian, ketenangan, dapat mengontrol perilaku, dan mempertimbangkan segala tindakan.
Santrock 2003 menyatakan bahwa dalam mengambil keputusan, remaja cenderung menghasilkan pilihan-pilihan, menguji situasi dari berbagai
perspektif, mengantisipasi
akibat-akibat dari
keputusan, dan
mempertimbangkan kredibilitas sumber-sumber. Hal ini memungkinkan remaja untuk berpikir dan menimbang sebelum melakukan kegiatan
pembelian. Sikap berpikir dan menimbang ini sesuai dengan karakteristik individu dengan kepribadian introvert. Karakteristik remaja introvert yang
lebih menyukai kesendirian juga dapat mendorong remaja untuk melakukan pembelian lebih impulsif daripada remaja ekstravert. Perilaku pembelian
impulsif mungkin dilakukan sebagai bentuk pelampiasan remaja introvert
untuk mengurangi rasa kesepian karena mereka cenderung menarik diri dari pergaulan.
Dalam penelitiannya, Pirog dan Roberts 2007 menyebutkan bahwa individu yang bertipe introvert tidak suka bersosialisasi dengan orang lain.
Individu introvert cenderung menghabiskan waktunya dengan internet dan media hiburan lain. Hal inilah yang membuat individu introvert mudah terkena
bujukan iklan sehingga memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang lebih tinggi daripada individu ekstravert Pirog Roberts, 2007.
Dari hasil penelitian, individu menilai bahwa mereka memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Zebua dan Nurdjayadi 2001 yang menyatakan bahwa pada masa remaja, kematangan emosi individu belum
stabil sehingga mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang tidak wajar. Terlebih pada usianya, remaja belum memiliki
penghasilan sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu, faktor dalam diri dan lingkungan remaja juga dapat mempengaruhi kecenderungan
pembelian yang dilakukan. Selain itu, hasil penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan Bellenger et
al., dalam Lin Chuang, 2005 bahwa pembeli dengan usia di bawah 35 tahun lebih impulsif saat melakukan pembelian. Namun, hasil penelitian ini
kurang sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Verplanken dan Herabadi 2001 yang menemukan hubungan positif antara kepribadian
yang dimiliki individu terhadap kecenderungan pembelian impulsif. Penelitian
yang dilakukan oleh Verplanken dan Herabadi ini dilakukan terhadap subjek yang berusia antara 18-83 tahun. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian
ini maka penulis menyimpulkan bahwa individu dengan rentang usia 15-18 tahun yang mempunyai kepribadian introvert akan memiliki kecenderungan
pembelian impulsif yang lebih tinggi daripada individu berkepribadian
ekstravert.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kepribadian ekstravert maupun introvert dengan kecenderungan pembelian
impulsif pada remaja tengah.
45
BAB V PENUTUP