26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel Fraenkel dan Wellen,
2008. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara kecenderungan kepribadian ekstravert dengan pembelian
impulsif pada remaja.
B. Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Variabel bebas
: kepribadian ekstravert Variabel tergantung
: pembelian impulsif
C. Definisi Operasional
Definisi operasional menurut Azwar 2004 adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik
variabel tersebut yang dapat diamati. Definisi-definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1. Kepribadian ekstravert Karakteristik kepribadian ekstravert-introvert terdiri dari empat
aspek, yaitu sociability menunjukkan bagaimana individu dapat menyesuaikan diri dengan orang lain, liveliness menunjukkan sikap aktif
dan energik yang dimiliki individu, jocularity menunjukkan sifat spontan dan humoris, dan impulsiveness menunjukkan perilaku individu yang
sesuai dengan dorongan hati. Keempat aspek tersebut akan diukur dalam skala kepribadian
ekstravert. Skala ini disusun oleh penulis dengan acuan skala yang pernah dibuat oleh Hans Eysenck dalam Eysenck Sybil, 1969. Perolehan skor
pada skala ini akan menunjukkan kecenderungan kepribadian subjek. Semakin tinggi skor totalnya, maka subjek diasumsikan memiliki
kepribadian ekstravert. Sebaliknya, semakin rendah skor totalnya, maka subjek diasumsikan memiliki kepribadian introvert.
2. Pembelian impulsif Pembelian impulsif meliputi dua aspek yaitu aspek kognitif dan
aspek afektif. Pengukuran aspek pembelian impulsif ini menggunakan alat berupa skala kecenderungan pembelian impulsif yang disusun penulis
dengan acuan skala yang pernah dibuat oleh Verplanken dan Herabadi 2001. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka kecenderungan subjek
melakukan pembelian impulsif tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka kecenderungan subjek dalam melakukan pembelian
impulsif rendah.
D. Subjek Penelitian