Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

15 Berdasarkan penjelasan dan definisi di atas ternyata prestasi belajar yang baik tidak sepenuhnya ditentukan oleh faktor inteligensi saja. Faktor biologis dan faktor psikologis juga turut mempengaruhi proses belajar yang pada akhirnya akan sangat berpengaruh pula terhadap prestasi belajar.

4. Pengukuran Prestasi Belajar

Pengukuran prestasi belajar dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan kemudian menetapkan batas minimum keberhasilan belajar para siswanya. Hal ini penting untuk menentukan dan mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar Syah, 1995. Di antara norma-norma pengukuran tersebut adalah : a. Norma skala dari 0-10 b. Norma skala dari 0-100 Angka terendah yang menyatakan kelulusan atau keberhasilan belajar skala 0-10 adalah 5,5 atau 6 sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60. Pada prinsipnya jika seseorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau dapat menjawab lebih dari setengah instrument evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar. 16

B. Pola Asuh Demokratis

1. Pengertian Pola Asuh

Keluarga atau tindakan orang tua baik dalam sikap dan perilaku mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perkembangan remaja. Olson dalam Setiawan, 1996 mengemukakan bahwa fungsi keluarga bagi remaja adalah memberikan contoh rasa memiliki, memberikan model- model peran dan mengajarkan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Keluarga yang sehat akan memberikan tempat yang nyaman bagi setiap individu, memberikan penghargaan terhadap perubahan yang terjadi seiring dengan kematangan remaja. Setiap anggota keluarga seharusnya terpenuhi kebutuhan-kebutuhan biologi dan emosional mereka, merasa dicintai dan mencintai, saling menghargai dan melibatkan suatu interaksi yang menunjang setiap individu dalam mewujudkan potensinya. Para ahli lain juga mengemukakan pendapat yang tidak jauh berbeda. Hetherington dan Parke dalam Setiawan, 1996 mengemukakan bahwa interaksi remaja dengan orang tuanya akan dijadikan model bagi remaja dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Kohn dalam Taty Krisnawaty, 1986 sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya merupakan tindakan pola asuh. Kegiatan pengasuhan anak oleh orang tua merupakan tindakan yang nyata dari orang tua kepada anak-anaknya. Pola asuh berarti orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya. Pendapat serupa diungkapkan oleh Sears dalam Fransisca, 2002 bahwa pola pengasuhan anak merupakan keseluruhan interaksi antara orang tua dengan anak yang melibatkan sikap, nilai dan kepercayaan orang tua dalam memelihara anak. Ini menjelaskan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab mengarahkan dan membimbing anak agar mampu berhubungan dengan orang lain dan lingkungan. Hal ini dapat terjadi dengan adanya komunikasi dalam relasi antara orang tua dan anak yang baik, yang disebut dengan pola asuh orang tua. Setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda, hal tersebut dapat disebabkan oleh pola pengasuhan orang tua yang berbeda yang diterimanya sewaktu kecil. Seperti yang diungkapkan Grinder dalam Listiara, 1996 bahwa pengasuhan orang tua pada anak memiliki dua fungsi yaitu, pertama membantu anak dalam mempelajari standar perilaku dan tujuan dari yang ingin dicapai. Kedua sebagai objek identifikasi, yaitu perilaku orang tua akan mempengaruhi interaksi dalam keluarga dan perkembangan kepribadian anak. Pengasuhan orang tua terhadap anak menekankan juga pada adanya komunikasi. Komunikasi dapat menjadi salah satu alat bagi orang tua untuk berhubungan dengan anak-anaknya dengan tujuan untuk mengeluarkan pendapat, ide-ide maupun keinginan anak, serta untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 mengakrabkan hubungan antara orang tua dan anak Melly, 1984. Dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dapat berpengaruh pada pembentukan diri anak. Jadi dapat disimpulkan bahwa pola asuh merupakan serangkaian tindakan orang tua dalam mengarahkan dan membimbing anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

2. Faktor Pembentuk Pola Asuh Orang Tua

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan perilaku individu sebagai orang tua Setiawan, 1996: a. Pengaruh Kelas Sosial Banyak studi mengenai pola pengasuhan anak pada kelompok sosial yang berbeda, khususnya pada kelompok menengah dan kelompok bawah. Semua mengatakan bahwa kelas sosial bawah lebih otoriter dibanding kelas menengah. Binger dalam Setiawan, 1996 mengatakan bahwa semua orang tua pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama dalam berinteraksi dengan anaknya, tetapi perbedaan nampak dalam gaya interaksi mereka. Sebagai contoh, orang tua dari kelas menengah lebih menghargai prestasi sosial, penguasaan pengetahuan, kemandirian dan perilaku otonomi. Orang tua dari kelas bawah lebih menuntut anak untuk menurut dan patuh terhadap orang tua. 19 b. Kepribadian Orang Tua Dari hasil beberapa penelitian menyimpulkan bahwa diri orang tua dan perasaan terhadap dirinya sendiri serta perannya berpengaruh terhadap cara pengasuhan anak. Jika orang tua benar-benar mengalami gangguan yang serius contoh neurotik, maka akan berpengaruh terhadap kehidupan orang tua dan kemudian akan dikomunikasikan kepada anak. Binger dalam Setiawan, 1996. c. Sikap-Sikap Terhadap Keorangtuaan Faktor sikap terhadap anak dan pengasuhan anak secara umum berkaitan erat dengan kepribadian orang tua. Sikap keorangtuaan dan keyakinan merupakan hasil dari pengalaman masa lalu dan sosialisasi dari individu. Ini membentuk dasar bagi perilaku yang dipilih oleh orang tua yang akan digunakan untuk berinteraksi dengan anaknya. d. Peniruan Peran Banyak orang menjadi orang tua tanpa panduan perilaku dan biasanya mengandalkan observasi untuk belajar bagaimana menjadi orang tua. Individu menggunakan orang tua masing-masing sebagai model dalam menerapkan pola asuh yang akan mereka terapkan kepada anak- anaknya sendiri. Reaksi, perspektif dan perasaan bagaimana individu tersebut dibesarkan juga mempengaruhi pendekatan yang digunakan untuk berinteraksi dengan anaknya. Seseorang akan merasa puas dengan cara ia dibesarkan, maka ia akan meniru metode dan sikap- sikap orang tuanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI