5
jawab bagi anak-anaknya terhadap segala sesuatu yang diperbuatnya sampai mereka menjadi dewasa. Mereka selalu berdialog dengan anak-anaknya,
saling memberi dan menerima, selalu mendengarkan keluhan-keluhan dan pendapat anak-anaknya. Dalam bertindak, mereka selalu memberikan
alasannya kepada anak, mendorong anak saling membantu dan bertindak secara objektif, tegas tetapi hangat dan penuh pengertian Stewart dan Koch,
1983. Menyimak karakteristik dari ketiga pola asuh orang tua tersebut, maka
bias dilihat bahwa pola asuh yang ideal bagi remaja adalah pola asuh demokratis.
Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua akan menimbulkan persepsi bagi remaja terhadap pola asuh yang diterimanya. Dengan mempersepsikan
pola asuh yang diterimanya, mempengaruhi remaja dalam membentuk kepribadian dirinya. Persepsi akan pola asuh juga membantunya dalam
mempelajari standar diri dan tujuan diri yang ingin dicapainya. Suasana terbuka dan kondusif yang ada pada pola asuh demokratis
menyebabkan remaja menjadi lebih berkembang serta memiliki kemampuan menghadapi konflik yang terjadi dengan orang lain. Hal tersebut dipertegas
oleh Suparno 2001 yang menjelaskan bahwa ayah dan ibu dengan pola asuh demokratis menjadikan anak tidak tergantung dan tidak berperilaku kekanak-
kanakan, mendorong untuk berprestasi, anak menjadi percaya diri, mandiri, imajinatif, mudah beradaptasi, kreatif dan disukai banyak orang, dan
responsif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Dari hal itu, dapat dikatakan bahwa pola asuh demokratis dapat mempengaruhi belajar anak, sehingga prestasi yang dihasilkan dalam proses
belajarnya juga ikut terpengaruh apakah itu nanti hasilnya akan baik atau buruk. Prestasi belajar biasanya bisa dilihat dari hasil nilai raport mereka.
Berdasarkan pendapat di atas peneliti tertarik untuk melihat apakah terdapat hubungan antara pola asuh demokratis dengan prestasi belajar pada
remaja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah pokok penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara pola asuh demokratis dengan
prestasi belajar pada remaja.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pola asuh demokratis dengan prestasi belajar pada remaja.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah penelitian psikologi khususnya di Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, dan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain.
7
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi para orang tua tentang pentingnya pola asuh demokratis
dalam meningkatkan prestasi belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Piaget dalam Suparno, 2001 membedakan belajar dalam dua pengertian yaitu :
a. Belajar dalam arti sempit yaitu belajar yang hanya menekankan pada
perolehan informasi baru dan pertambahan. Belajar ini disebut belajar figuratif, suatu bentuk belajar yang positif.
b. Belajar dalam arti luas yaitu belajar untuk memperoleh dan
menemukan struktur pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan pada bermacam-macam situasi. Belajar ini disebut belajar
operatif, yaitu dimana seseorang aktif mengkonstruksi struktur dari apa yang dipelajari.
Menurut Crow dan Crow dalam Fudyartanto, 2002 belajar merupakan suatu proses aktif yang perlu dirangsang dan dibimbing ke arah
hasil-hasil yang diinginkan dipertimbangkan. Belajar adalah penguasaan kebiasaan-kebiasaan habitual, pengetahuan dan sikap-sikap.
Menurut Fudyartanto 2002 belajar adalah proses penguasaan sesuatu yang dipelajari. Penguasaan itu dapat berupa memahami atau
mengerti, merasakan dan dapat melakukan sesuatu. Belajar adalah usaha sadar dari individu untuk memahami dan menguasai pengetahuan dan
9
kerampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai, guna meningkatkan kualitas tingkah lakunya dalam rangka mengembangkan kepribadiannya. Belajar
menurut Gage dalam Dahar, 1989 adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha sadar dari individu
untuk memahami dan menguasai pengetahuan dan ketrampilan, sikap dan nilai-nilai, guna meningkatkan kualitas tingkah lakunya dalam rangka
mengembangkan kepribadiannya.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Salah satu aspek yang menunjukkan keberhasilan seseorang dalam pendidikan di sekolah adalah prestasi belajar. Ilmu yang diperoleh siswa
dalam pendidikan bersifat kualitatif kemudian dinyatakan secara kuntitatif yaitu nilai-nilai atau prestasi belajar. Prestasi belajar diperoleh melalui tes
hasil belajar. Prestasi belajar disimbolkan dalam bentuk angka dan huruf Tirtonegoro, 1984.
Winkel dalam Segal, 2000 mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil pengukuran mengenai perubahan-perubahan yang dialami
oleh siswa setelah periode pembelajaran. Prestasi belajar dapat berupa nilai Pekerjaan Rumah PR, Pekerjaan Sekolah PS, tugas-tugas dan
ulangan harian yang terangkum dalam nilai raport. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Masrun dan Martaniah 1973 mengemukakan pendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana
peserta didik dapat menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan. Menurut Syah 1995 prestasi belajar adalah kemampuan siswa
untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam suatu program pendidikan. Prestasi itu diukur melalui evaluasi belajar terhadap siswa
baik melalui ujian maupun melalui tes. Nilai tersebut diperoleh siswa setelah mereka mengerjakan suatu
tes yang dikenal dengan sebutan tes prestasi belajar achievement test. Tes prestasi belajar achievement test adalah tes yang mengukur tingkat
pemahaman mereka terhadap materi pelajaran yang telah mereka pelajari sebelumnya.
Ebel dalam Azwar, 1996 mengatakan bahwa fungsi utama tes prestasi di kelas adalah mengukur prestasi belajar para siswa. Tes prestasi
yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah sama dengan evaluasi belajar. Evaluasi belajar adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian
yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang dikerjakan oleh siswa sehingga menghasilkan suatu nilai tentang prestasi siswa tersebut.
Nilai yang didapatkan dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh siswa lain atau disebut norma kelompok. Usaha penilaian atau mengevaluasi
hasil belajar menggunakan ujian tertulis, lisan maupun praktek yang kemudian diberi skor. Hasil dari pengukuran ini merupakan informasi-