Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian Deskripsi Data Penelitian

p 0,05 yaitu F = 14,313; p = 0,001 atau p 0,05. Hasil dari pengujian tersebut akan terlihat lebih jelas dalam tabel berikut : Tabel 8. Hasil Pengujian Uji Linearitas F Sign Combined 1,740 0,079 Linearity 14,313 0,001 Skor Persepsi Terhadap Pola Asuh Demokratis Prestasi Belajar Deviation from linearity 1,426 0,184 2. Uji Hipotesis Hubungan Uji hipotesis penelitian dilakukan untuk mengetahui dan menguji apakah hipotesis yang telah ditetapkan pada bab II yaitu ada hubungan antara persepsi terhadap pola asuh demokratis dengan prestasi belajar pada remaja terbukti dengan menggunakan teknik korelasi dengan bantuan SPSS for Windows versi 12. Uji asumsi data skala persepsi terhadap pola asuh demokratis dan prestasi belajar dalam penelitian adalah linear. Oleh karena itu, peneliti menggunakan uji korelasi dengan teknik Product Moment Pearson. Hasil uji korelasi menyatakan nilai r sebesar 0,390 dengan signifikansi p sebesar 0,001 dengan N sebesar 65. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap pola asuh demokratis dengan prestasi belajar.

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara pola asuh demokratis dengan prestasi belajar pada remaja. Hasil pengolahan statistik dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pola asuh demokratis dengan prestasi belajar. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,390 yang menunjukkan adanya hubungan positif antara kedua variabel dengan taraf signifikansi sebesar 0,001 p 0,05 yang berarti hubungan antara kedua variabel signifikan, sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima atau dapat dikatakan bahwa ada hubungan positif antara pola asuh demokratis dengan prestasi belajar pada remaja. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Kelancaran anak siswa dalam meraih prestasi belajar sangat tergantung dari dukungan orang-orang penting yang berpengaruh dan dekat dengannya, seperti orang tua dan anggota keluarga, para guru, dan teman sebayanya. ”The adolescent’s ability to succesfully negotiate this intrapsychic process depends in large part the presence or absence of certain qualities in the family environment” Acher dalam Barus, 1999. Orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban dan hak antara orang tua dan anak. Secara bertahap orang tua memberikan tanggung jawab bagi anak-anaknya terhadap segala sesuatu yang diperbuatnya sampai mereka menjadi dewasa. Mereka selalu berdialog dengan anak-anaknya, saling memberi dan menerima, selalu mendengarkan keluhan-keluhan dan pendapat anak-anaknya. Dalam bertindak, mereka selalu memberikan alasannya kepada anak, mendorong anak saling membantu dan bertindak secara objektif, tegas tetapi hangat dan penuh pengertian Stewart dan Koch, 1983. Suasana terbuka dan kondusif yang ada pada pola asuh demokratis menyebabkan remaja menjadi lebih berkembang serta memiliki kemampuan menghadapi konflik yang terjadi dengan orang lain Cole dan Hall, 1970. Hal tersebut dipertegas oleh Shapiro 2001 yang menjelaskan bahwa ayah dan ibu dengan pola asuh demokratis menjadikan anak tidak tergantung dan tidak berperilaku kekanak-kanakan, anak menjadi percaya diri, mandiri, imajinatif, mudah beradaptasi, kreatif dan disukai banyak orang, responsif, dan mendorong untuk berprestasi. Dari hal itu, dapat dikatakan bahwa pola asuh demokratis dapat mempengaruhi belajar anak, sehingga prestasi yang dihasilkan dalam proses belajarnya juga ikut terpengaruh apakah itu nanti hasilnya akan baik atau buruk. Prestasi belajar biasanya dilihat dari hasil nilai raport mereka. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan remaja adalah siswa- siswi kelas II SMU Pangudi Luhur Sedayu. Pengambilan siswa sebagai subjek penelitian didasarkan pada pemikiran siswa masih dalam proses mengejar prestasi untuk mencapai cita-cita. Usaha mencapai cita-cita