Analisis Data ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data a. Pengujian Normalitas Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data variabel prestasi kerja karyawan dan kecerdasan emosional. Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas berdasarkan uji sampel dan Kolmogorov-Smirnov Lampiran 6 hal. 124-125 1 Pengujian normalitas variabel kecerdasan emosional ditinjau dari usia Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Kecerdasan Emosional Ditinjau dari Usia Usia dewasa dini 19–39 Usia dewasa madya Dini 40–49 Usia dewasa madya lanjut 50-60 N 101 65 55 Normal Parametersa,b Mean 72,85 72,75 73,18 Std. Deviation 5,377 6,357 6,194 Most Extreme Differences Absolute 0,098 0,119 0,109 Positive 0,098 0,103 0,109 Negative -0,065 -0,119 -0,096 Kolmogorov-Smirnov Z 1,098 0,792 0,880 Asymp. Sig. 2-tailed 0,179 0,557 0,422 Dari tabel 5.6 di atas diketahui nilai asymptotic significance ρ untuk usia dewasa dini sebesar 0,179; usia dewasa madya dini sebesar 0,557 dan usia dewasa madya lanjut sebesar 0,422. Nilai signifikansi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tersebut lebih besar dari nilai α =5. Dengan demikian disimpulkan distribusi data variabel kecerdasan emosional ditinjau dari usia adalah normal. 2 Pengujian normalitas variabel kecerdasan emosional ditinjau dari tingkat pendidikan Tabel 5.7 Hasil pengujian Normalitas Variabel Kecerdasan Emosional Ditinjau dari Tingkat Pe ndidikan SD SLTP SLTA Diploma Sarjana N 43 54 110 7 7 Normal Parameters a,b Mean 72,19 73,60 72,29 76,00 71,98 Std. Deviation 4,691 6,592 6,317 4,933 5,780 Most Extreme Differences Absolute 0,100 0,089 0,152 0,157 0,104 Positive 0,100 0,089 0,152 0,157 0,104 Negative -0,098 -0,079 -0,150 -0,129 -0,094 Kolmogorov-Smirnov Z 0,680 0,733 0,930 0,402 0,415 Asymp. Sig. 2-tailed 0,745 0,656 0,353 0,997 0,995 Dari tabel 5.7 di atas diketahui nilai asymptotic significance ρ untuk SD sebesar 0,745; SLTP sebesar 0,656; SLTA sebesar 0,353; Diploma sebesar 0,997 dan Sarjana sebesar 0,995. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari nilai α =5. Dengan demikian disimpulkan distribusi data variabel kecerdasan emosional ditinjau dari tingkat pendidikan adalah normal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Pengujian normalitas variabel kecerdasan emosional ditinjau dari pengalaman kerja Tabel 5.8 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Kecerdasan Emosional Ditinjau dari Pengalaman Kerja Sedikit 1-5 Sedang 6-10 Banyak 11-15 Sangat banyak 15 N 4 78 23 116 Normal Parameters a,b Mean 72,46 75,22 72,97 70,00 Std. Deviation 6,030 6,353 5,848 5,354 Most Extreme Differences Absolute 0,124 0,190 0,091 0,396 Positive 0,089 0,190 0,091 0,396 Negative -0,124 -0,120 -0,085 -0,288 Kolmogorov-Smirnov Z 0,791 1,092 0,912 0,980 Asymp. Sig. 2-tailed 0,558 0,184 0,377 0,292 Dari tabel 5.8 di atas diketahui nilai asymptotic significance ρ untuk pengalaman kerja sedikit sebesar 0,558; sedang sebesar 0,184; banyak sebesar 0,377; dan sangat banyak sebesar 0,292. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari nilai α =5. Dengan demikian disimpulkan distribusi data variabel kecerdasan emosional ditinjau dari pengalaman kerja adalah normal. 4 Pengujian normalitas variabel prestasi kerja ditinjau dari usia Tabel 5.9 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Prestasi Kerja Ditinjau dari Usia Usia dewasa dini 19–39 Usia dewasa madya dini 40–49 Usia dewasa madya lanjut 50-60 N 101 65 55 Normal Parameters a,b Mean 147,31 148,84 147,10 Std. Deviation 8,675 7,443 7,340 Most Extreme Differences Absolute 0,144 0,178 0,138 Positive 0,144 0,118 0,134 Negative -0,114 -0,178 -0,138 Kolmogorov-Smirnov Z 1,391 1,162 1,320 Asymp. Sig. 2-tailed 0,052 0,134 0,061 Dari tabel 5.9 di atas diketahui nilai asymptotic significance ρ untuk usia dewasa dini sebesar 0,052; usia dewasa madya dini sebesar 0,134 dan usia dewasa madya lanjut sebesar 0,061. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari nilai α =5. Dengan demikian disimpulkan distribusi data variabel prestasi kerja ditinjau dari usia adalah normal. 5 Pengujian normalitas variabel prestasi kerja ditinjau dari tingkat pendidikan Tabel 5.10 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Prestasi Kerja Ditinjau dari Tingkat Pendidikan SD SLTP SLTA Diploma Sarjana N 43 54 110 7 7 Normal Parameters a,b Mean 146,76 149,48 147,57 148,57 143,65 Std. Deviation 7,376 7,06 8,791 9,016 7,283 Most Extreme Differences Absolute 0,115 0,087 0,234 0,298 0,157 Positive 0,115 0,070 0,192 0,204 0,157 Negative -0,095 -0,087 -0,234 -0,298 -0,147 Kolmogorov-Smirnov Z 1,030 0,846 0,914 0,618 0,788 Asymp. Sig. 2-tailed 0,239 0,472 0,373 0,839 0,564 Dari tabel 5.10 di atas diketahui nilai asymptotic significance ρ untuk SD sebesar 0,239; SLTP sebesar 0,472; SLTA sebesar 0,373; Diploma sebesar 0,839; dan Sarjana sebesar 0,564. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari nilai α = 5. Dengan demikian disimpulkan distribusi data prestasi kerja ditinjau dari tingkat pendidikan adalah normal. 6 Pengujian normalitas variabel prestasi kerja ditinjau dari pengalaman kerja Tabel 5.11 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Prestasi Kerja Ditinjau dari Pengalaman Kerja Sedikit 1-5 Sedang 6-10 Banyak 11-15 Sangat banyak 15 N 4 78 23 116 Normal Parameters a,b Mean 147,21 147,48 148,09 141,25 Std. Deviation 7,298 7,739 8,047 8,995 Most Extreme Differences Absolute 0,155 0,152 0,141 0,370 Positive 0,155 0,152 0,111 0,227 Negative -0,138 -0,110 -0,141 -0,370 Kolmogorov-Smirnov Z 0,740 1,372 0,728 1,518 Asymp. Sig. 2-tailed 0,644 0,056 0,665 0,060 Dari tabel 5.11 di atas diketahui nilai asymptotic significance ρ untuk pengalaman kerja sedikit sebesar 0,644; sedang sebesar 0,056; banyak sebesar 0,665; dan sangat banyak sebesar 0,060. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari nilai α =5. Dengan demikian disimpulkan distribusi data variabel prestasi kerja ditinjau dari pengalaman kerja adalah normal. b. Pengujian Linieritas Pengujian linieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan meregres masing- masing variabel dependen dan variabel independen dengan mencari nilai F. Berikut ini disajikan hasil pengujian linieritas hubungan variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi kerja karyawan lampiran 6 hal. 126: Tabel 5.12 Hasil Pengujian Linieritas Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Combized 3393,544 33 102,835 1,939 0,003 Linearity 1031,460 1 1031,46 19,452 0,000 Between Groups Deviation from Linearity 2362,084 32 73,815 1,392 0,092 Within Groups 9915,804 187 53,026 Total 13309,35 220 Tabel 5.12 menunjukkan hasil pengujian linieritas. Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai F hit sebesar 1,392. Nilai F hit tersebut lebih kecil dari nilai F tabel sebesar 1,505. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi kerja karyawan hubungannya adalah linier 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan berdasarkan model persamaan regresi linier ya ng dikembangkan Chow. a. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan ditinjau dari usia 1 Rumusan Hipotesis 1 Ho = Tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan ditinjau dari usia Ha = Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan ditinjau dari usia 2 Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi linier dapat disajikan sebagai berikut Lampiran 7 hal. 130-131: Y 1 = 56,703+1,226X1+1,569X2-0,021X1X2 Keterangan: Y 1 = Prestasi kerja karyawan X 1 = Variabel kecerdasan emosional X 2 = Variabel usia X 1 X 2 = Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel usia Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi ß 3 dari interaksi kecerdasan emosional dengan usia terhadap prestasi kerja karyawan adalah -0,021. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi variabel kecerdasan emosional dengan usia memperlemah derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan. Nilai signifikansi koefisien regresi ß 3 dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan usia terhadap prestasi kerja karyawan menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ?=0,017a=0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan ditinjau dari usia adalah negatif dan signifikan. Artinya semakin rendah usia, maka semakin kuat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan. Sebaliknya semakin tinggi us ia, maka semakin lemah pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan dugaan awal penelitian bahwa semakin rendah usia pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan akan semakin tinggi b. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan 1 Rumusan Hipotesis 2 Ho = Tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan Ha = Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan 2 Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi linier dapat disajikan sebagai berikut Lampiran 7 hal. 132-133: Y 1 = 117,497+0,412X1+67,383X3-0,899X1X3 Keterangan: Y 1 = Prestasi kerja karyawan X 1 = Variabel kecerdasan emosional X 3 = Variabel tingkat pendidikan X 1 X 3 = Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel tingkat pendidikan Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi ß 3 dari interaksi kecerdasan emosional dengan tingkat pendidikan terhadap prestasi kerja karyawan adalah -0,899. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi variabel kecerdasan emosional dengan tingkat pendidikan memperlemah derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan. Nilai signifikansi koefisien regresi ß 3 dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan tingkat pendidikan terhadap prestasi kerja karyawan menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ?=0,013a=0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan adalah negatif dan signifikan. Artinya semakin rendah tingkat pendid ikan, maka semakin kuat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan. Sebaliknya tinggi tingkat pendidikan, maka semakin lemah pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja. Hasil pengujian hipotesis ini tidak sejalan dengan dugaan awal penelitian bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan akan semakin tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan ditinjau dari pengalaman kerja 1 Rumusan Hipotesis 3 Ho = Tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan ditinjau dari pengalaman kerja Ha = Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan ditinjau dari pengalaman kerja 2 Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi linier dapat disajikan sebagai berikut Lampiran 7 hal. 134-135 Y 1 = 83,839+0,860X1+1,816X4-0,024X1X4 Keterangan: Y 1 = Prestasi kerja karyawan X 1 = Variabel kecerdasan emosional X 4 = Variabel pengalaman kerja X 1 X 4 = Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel pengalaman kerja Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi ß 3 dari interaksi kecerdasan emosional dengan pengalaman kerja terhadap prestasi kerja karyawan adalah -0,024. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi variabel kecerdasan emosional dengan pengalaman kerja memperlemah derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan. Nilai signifikansi koefisien regresi ß 3 dari interaksi variabel kecerdasan emosional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan pengalaman kerja terhadap prestasi kerja karyawan menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ?=0,007a=0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan ditinjau dari pengalaman kerja adalah negatif dan signifikan. Artinya semakin rendah pengalaman kerja, maka semakin kuat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan. Sebaliknya semakin tinggi pengalaman kerja, maka semakin lemah pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja. Hasil pengujian hipotesis ini tidak sejalan dengan dugaan awal penelitian pada karyawan dengan pengalaman kerja semakin banyak penga ruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja karyawan akan semakin tinggi

C. Pembahasan Hasil Penelitian