2. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Kerja Karyawan
Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Karyawan
Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana dalam menciptakan suasana belajar agar peserta didik dapat mengembangkan potensi
dirinya secara aktif untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, sikap spiritual, keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara, melalui
kegiatan bimbingan, latihan dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Dengan demikian pendidikan dimaksudkan untuk memanusiakan
manusia Supriyatno, 2002:12. Dengan adanya pendidikan, seseorang dapat memasuki dunia kerja dan lebih siap untuk bekerja. Karyawan dengan tingkat
pendidikan yang berbeda, diduga kuat memiliki derajat pengaruh yang berbeda antara kecerdasan emosionalnya dengan prestasi kerja karyawan.
Karyawan yang berpendidikan tinggi diduga kuat mempunyai prestasi kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang berpendidikan rendah.
Hal ini disebabkan karyawan yang berpendidikan lebih tinggi memiliki kemampuan akademik dan atau professional dapat menerapkan,
mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi Sagir, H. Soeharsono, 1989:27, memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang
diserahkan kepadanya, memiliki kematangan emosional, memiliki kepekaan dalam bersosialisasi dengan orang lain. Sehingga dengan demikian, karyawan
yang berpendidikan tinggi akan bekerja lebih professional untuk mencapai prestasi. Sebaliknya pada karyawan yang berpendidikan rendah cenderung
hanya menghasilkan lulusan yang berpengetahuan saja dan kurang memiliki daya pengendalian emosi, biasanya dalam pasar kerja kurang diperhatikan.
Sehingga melemahkan derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja.
3. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Kerja Karyawan
Ditinjau Dari Pengalaman Kerja Karyawan
Salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam kontinuitas perusahaan adalah pengalaman kerja. Pengalaman kerja menunjuk pada lamanya
seseorang bekerja pada sebuah perusahaan. Karyawan dengan pengalaman kerja yang berbeda, diduga kuat akan berbeda pula derajat pengaruh
kecerdasan emosionalnya terhadap prestasi kerja karyawan. Karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang banyak diduga kuat mempunyai prestasi
kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang memiliki pengalaman kerjanya sedikit. Hal demikian disebabkan karyawan yang lebih
berpengalaman akan lebih terampil dan ahli dalam bekerja dan tentunya sudah terbiasa atau hafal lingkungan kerja terutama orang-orangnya mengelola
emosi diri sendiri dan memahami emosi orang lain. Sehingga dengan keadaan yang demikian, karyawan yang lama pengalaman kerjanya akan
bekerja lebih berhasil dalam mencapai prestasi. Sebaliknya pada karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang sedikit, cenderung kurang terampil dan
ahli dalam bekerja, kemampuan dalam bersosialisasi dengan orang lainpun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
juga terbatas. Hal demikian tentu akan melemahkan derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja.
D. Hipotesis