sendiri, tapi jika siswa yang menyiapkan harus di bentuk kelompok terlebih dahulu sebelum pelaksanaan bimbingan klasikal. Misalnya topik bimbingan
yang akan dibawakan oleh guru adalah tentang kerjasama, jadi guru bisa meminta siswa menyajikan gambar yang ada kaitannya dengan kerjasama, dan
misalnya dalam satu kelas itu ada lima kelompok, guru bisa meminta bertukaran puzzle antar kelompok dan mengerjakan puzzle dalam kelompok.
Ini point positif untuk siswa agar lebih aktif dan kreatif dengan puzzle hasil karyanya sendiri, siswa akan merasa bangga karena puzzle mempunyai nilai
seni yang indah. Dalam pelaksanaan kegiatan game edukatif dengan media puzzle, guru
dapat meminta siswa untuk menceritakan apa yang didapat dalam mengerjakan puzzle dan apa kaitanya dengan topik bimbingan, khususnya saat
mengerjakan puzzle dalam kelompok apa saja hambatannya. Di sini siswa bisa belajar dari permainan puzzle untuk lebih aktif dan kreatif.
E. Kerangka Pikir Penelitian
Penyajian materi kegiatan bimbingan klasikal dengan strategimetode ceramah yang tidak efektif menyebabkan siswa bosan, jenuh, dan lelah.
Akibatnya, implementasi kegiatan bimbingan klasikal menjadi kurang menarik; tidak mampu menggugah minat siswa. Siswa menjadi berfikir bahawa kegiatan
bimbingan klasikal hanyalah sebagai formalitas saja. Bertolak dari masalah ini, perlu diupayakan penerapan metode game
edukatif sebagai salah satu strategi dalam pemberian materi kegiatan bimbingan
klasikal. Metode game edukatif meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.
Bermain memiliki peran yang penting dalam perkembangan siswa pada hampir semua bidang perkembangan fisik-motorik, bahasa, intelektual, moral, sosial,
maupun emosional. Dengan cara ini diharapkan minat siswa mengikuti kegiatan bimbingan klasikal akan meningkat.
Peneliti memilih penggunaan metode game edukatif dengan media puzzle sebagai upaya meningkatkan minat siswa kelas XI IIS SMA Stella Duce Bantul
dalam mengikuti kegiatan bimbingan klasilal. Dengan harapan siswa dapat mengikuti kegiatan bimbingan klasikal dengan hati yang riang dan memperolah
makna sesudah mengikuti kegiatan bimbingan klasikal.
F. Hipotesis Tindakan
Mengingat penelitian ini adalah penelitian tindakan maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut. Hipotesis alteranatif minat siswa kelas XI IIS SMA
Stella Duce Bantul dalam mengikuti kegiatan bimbingan klasikal dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode game edukatif dengan media puzzle
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat tentang jenis penelitian, subjek penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling PTBK. Penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling dapat diartikan sebagai proses pengkajian
masalah pemberian layanan bimbingan di dalam kelas dan upaya memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang sesuai.
Penelitian ini tergolong dalam PTBK karena penelitian ini mengkaji masalah minat siswa yang masih rendah dalam mengikuti kegiatan bimbingan klasikal. Kemudian
diberikan tindakan berupa penerapan metode game edukatif dengan media puzzle dalam upaya meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan klasikal di
sekolah.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS SMA Stella Duce Bantul tahun 20142015, siswa berjumlah 32 orang. Peneliti memilih kelas ini karena minat siswa
yang rendah dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal.
C. Setting Penelitian
1. Tempat : Ruang kelas dan ruang aula SMA Stella Duce Bantul
2. Waktu : Bulan Januari-Febuari 2015.