akan melemahkan minat seorang siswa. dan sebaliknya, jika bobot emosional seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat
seorang siswa tersebut. g. Minat egosentris
Minat itu egosentris. Minat akan menuntun anak ke arah tujuannya. Misalnya, minat anak pada kegiatan ekstrakurikuler, kemampuan mereka
dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler menjadi langkah penting untuk menuju kedudukan yang baik dan menguntungkan dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Slameto 2010:54 mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa, yaitu:
a. Faktor Intern 1 Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh.
2 Faktor psikologis, seperti intelegensi, perhatian, bakat, kematangan, dan kesiapan.
b. Faktor Ekstern 1 Faktor keluarga, seperti cara orangtua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan.
2 Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian di atas ukuran, keadaan gedung, dan tugas rumah.
5. Aspek-aspek Minat
Menurut Hurlock 1978:116 aspek-aspek minat adalah sebagai berikut.
a. Aspek kognitif Konsep yang dikembangkan siswa mengenai bidang yang berkaitan
dengan minat. Misalnya, aspek kognitif dari minat anak terhadap sekolah. Mereka menganggap sekolah sebagai tempat mereka dapat belajar tentang
hal-hal yang telah menimbulkan rasa ingin tahu mereka dan tempat mereka mendapat kesempatan untuk bergaul dengan teman sebaya yang tidak
didapat pada masa prasekolah. Minat mereka terhadap sekolah akan sangat berbeda dibandingkan bila minat itu didasarkan atas konsep sekolah yang
menekankan frustasi dan pengekangan oleh peraturan sekolah dan kerja keras untuk menghafal pelajaran.
Konsep yang membangun aspek kognitif minat didasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat, serta dari berbagai jenis media massa. Dari sumber tersebut anak belajar apa saja yang akan memuaskan kebutuhan mereka dan yang
tidak. b. Aspek afektif
Bobot emosional konsep yang membangun aspek kognitif minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan oleh minat.
Seperti halnya apek kognitif, aspek afektif berkembang dari pengalaman pribadi, dari sikap orang yang penting yaitu orangtua, guru, dan teman
sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut, dan dari
sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
Kedua aspek, yang kognitif dan yang afektif, penting perannya dalam menentukan apa yang akan dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh
anak, dan jenis penyesuaian pribadi dan sosial mereka, aspek afektif lebih penting daripada aspek kognitif karena dua alasan. Pertama, aspek afektif
mempunyai peran yang lebih besar dalam memotivasi tindakan daripada aspek kognitif. Suatu bobot emosional positif dari minat memperkuat
minat itu dalam tindakan. Kedua, aspek afektif minat, sekali terbentuk, cenderung lebih tahan terhadap perubahan dibanding dengan aspek
kognitif. Oleh sebab itu, mengingat pengaruh minat pada perilaku dan pada penyesuaian pribadi dan sosial dalam perkembangan minat,
perhatian yang lebih besar harus diberikan pada pengembangan bobot emosional positif dari minat ini, ketimbang pada aspek kognitifnya. Minat
adalah sebuah aspek psikologis yang dipengaruhi oleh pengalaman afektif yang berasal dari minat itu sendiri.
Aspek-aspek minat dijelaskan oleh Pintrich dan Schunk 1996:304 sebagai berikut:
a. Sikap umum terhadap aktivitas general attitude toward the activity, yaitu perasaan suka tidak suka, setuju tidak setuju dengan aktivitas,
umumnya terhadap sikap positif atau menyukai aktivitas. b. Kesadaran spesifik untuk menyukai aktivitas specific conciused for or
living the activity , yaitu memutuskan untuk menyukai suatu aktivitas
atau objek.
c. Merasa senang dengan aktivitas enjoyment of the activity, yaitu individu merasa senang dengan segala hal yang berhubungan dengan aktivitas
yang diminatinya. d. Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu personal
importence or significance of the activity to the individual .
e. Adanya minat intrinsik dalam isi aktivitas intrinsic interes in the content of the activity
, yaitu emosi yang menyenangkan yang berpusat pada aktivitas itu sendiri.
f. Berpartisipasi dalam aktivitas reported choise of or participant in the activity
yaitu individu memilih atau berpartisipasi dalam aktivitas.
Aspek-aspek minat menimbulkan daya ketertarikan dibentuk oleh dua aspek yaitu kognitif dan afektif berupa sikap, kesadaran individual, perasaan
senang, arah kepentingan individu, adanya ketertarikan yang muncul dari dalam diri, dan berpartisipasi terhadap apa yang diminati. Hal di atas sesuai
dengan apa yang dikemukakan Slameto 2010:180 bahwa: Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu
aktivitas. Anak didik memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung
untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Dari
berbagai aspek yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek minat terdiri dari adanya kesadaran dalam diri
individu, adanya kemauan, adanya ketertarikan, dan adanya perhatian terhadap objek yang diminati.
B. Hakekat Bimbingan Klasikal